Home
/
News

4 Sinyal Arcandra akan Jadi Menteri Lagi

4 Sinyal Arcandra akan Jadi Menteri Lagi

Tempo10 September 2016
Bagikan :
Preview


Sinyal bahwa Presiden Joko Widodo bakal mengangkat kembali Arcandra Tahar menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) semakin kentara. Setiba di Tanah Air, seusai mengikuti rangkaian KTT G-20 dan KTT ASEAN, Jokowi akan memanggil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, untuk membahas soal kewarganegaraan Arcandra.

Sebelum pemanggilan Yasonna ini, sejumlah indikasi terkait pengangkatan kembali Arcandra muncul dari pernyataan beberapa pejabat tinggi negara. Berikut ini rangkumannya:


1. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly


Menteri Yasonna menyampaikan bahwa Arcandra sudah kehilangan kewarganegaraan Amerika Serikat sejak 15 Agustus 2016. Ia pun menegaskan statusnya kini adalah warga negara Indonesia.

Baca: Presiden Ajak Menteri Yasonna Bahas Pengukuhan WNI Arcandra

"Sudah disetujui Kementerian Luar Negeri Amerika dan ia mendapatkan Certificate of Loss Nationality," kata Yasonna setelah rapat dengan Komisi Hukum DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 7 September 2016.

Yasonna juga mengatakan kementeriannya sudah menerbitkan surat keterangan perihal status kewarganegaraan Arcandra per 1 September lalu.

2. Menteri Koordinator Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan

Menteri Luhut yang menjadi pelaksana tugas Menteri ESDM, melontarkan pujian untuk Arcandra di hadapan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, yang membidangi masalah energi dan sumber daya mineral di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 1 September 2016. Ia memuji gebrakan yang dilakukan Arcandra selama 20 hari menjabat Menteri ESDM.

Baca: Parlemen Minta Pemerintah Terbuka Soal Arcandra Tahar

Arcandra, kata Luhut, telah melakukan percepatan atau akselerasi anggaran 2016. Selain itu, ia menambahkan, ia juga menekan biaya perjalanan dinas hingga 15 persen dari rencana kerja dan anggaran untuk 2017. "Jelas sangat mengefisienkan anggaran," ujarnya.

Untuk bidang migas, kata Luhut, Arcandra sudah mempersiapkan banyak hal, di antaranya PSC East Nature, pengembangan Blok Masela, perpanjangan Blok Sanga-Sanga, pengembangan Lapangan Jangkrik, pengembangan Blok Mahakam, dan pengembangan Gas IDD Bangka.

3. Wakil Presiden Jusuf Kalla

Wapres JK mengatakan Arcandara berpeluang menjabat sebagai Menteri ESDM lagi setelah ditetapkan sebagai WNI. “Segala macam tentu ada kemungkinan. Kemungkinan (Arcandra jadi menteri) ada. Pasti,” kata Kalla, kepada awak media, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis, 8 September 2016.

Baca: Wapres JK: Arcandra Punya Peluang Jadi Menteri ESDM Lagi

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai seberapa besar kemungkinan itu, Kalla hanya menjawab singkat. “Waduh, saya bukan peramal,” ucapnya. Ia menegasakan bahwa kepastian itu ada di tangan Presiden Jokowi, karena itu adalah hak prerogatif Presiden.

4. Arcandra Tahar

Ketika menjadi pembicara pada diskusi publik “Membangun Kedaulatan Energi” di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis, 8 September 2016, Arcandra menyebut bahwa kelautan energi merupakan Nawa Cita Presiden Jokowi ke-7. “Ini yang harus dilakukan oleh menteri karena menteri tidak punya visi misi pribadi,” kata dia.

Dalam paparannya, Arcandra mengatakan bahwa kelautan energi dapat membangun kemandirian bangsa. Kelautan energi dilakukan dengan mengeksporasi dan mengeksplorasi bahan tambang, mineral, minyak, maupun gas.

Baca: Ditanya Soal Diangkat Lagi Jadi Menteri, Ini Kata Arcandra

Diskusi publik tersebut diselenggarakan oleh Projo, relawan pendukung Jokowi. Mereka sengaja mengundang Arcandra untuk memberinya kesempatan memaparkan ide-idenya terkait energi bagi kemajuan Indonesia ke depan di hadapan publik.

“Publik mesti tahu pikiran-pikiran Pak Arcandra terlepas beliau sudah menjadi Menteri ESDM atau tidak,” kata Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, saat dihubungi, Rabu, 7 September 2016.

ISTMAN M. P. | ODELIA SINAGA | EGI EDYATAMA | AHMAD FAIZ

Baca Juga:
Pilkada DKI, Risma: Kalau Saya Berubah, Itu Takdir Tuhan!
Budi Gunawan: Pelantikan Saya Tolong Jangan Dipolitisasi

Berita Terkait:
populerRelated Article