5 Perusahaan Teknologi yang Tutup Layanan di Indonesia saat Pandemi
-
Aplikasi Zomato. (Foto: Uzone.id/Birgitta Ajeng)
Uzone.id - Pandemi virus corona (Covid-19) telah membuat beberapa startup dan perusahaan teknologi berhadapan dengan masa-masa sulit. Bahkan, sejak awal sampai di penghujung 2020, ada banyak startup dan perusahaan teknologi asal luar negeri yang menutup layanannya di Indonesia.Zomato adalah salah satu perusahaan teknologi rintisan dari luar negeri, yaitu India, yang memutuskan untuk berhenti beroperasi di Tanah Air pada 18 Oktober 2020. Selain itu, berikut beberapa startup dan perusahaan teknologi yang menutup layanan di Indonesia.
Nikon Indonesia
Setelah hampir delapan tahun perjalanan, Nikon Indonesia terpaksa berhenti beroperasi mulai 22 Oktober 2020. Hal itu merujuk pada unggahan di akun Instagram resmi Nikon Indonesia (@nikonindonesia).
Nikon Indonesia telah mengunggah konten yang menginformasikan bahwa mereka akan berhenti beroperasi mulai tanggal 22 Oktober 2020. Dalam konten tersebut juga tertera bahwa untuk seluruh kegiatan sales, marketing dan service akan dipusatkan ke PT. Alta Nikindo.
Zomato
Pada 18 Oktober 2020, Zomato memutuskan untuk menghentikan layanan Zomato Pro di Indonesia. Dalam pernyataan resmi dari juru bicara Zomato kepada Uzone.id, pihaknya memang telah memutuskan untuk menghentikan operasi lokal mereka di Indonesia.
Baca juga: Google dan Temasek Diisukan Berinvestasi di Tokopedia, Nilainya Rp5 Triliun
“Kami akan mengelola platform dari jarak jauh, dari India dan terus menawarkan layanan pencarian dan penemuan restoran. Kami juga melakukan segala upaya untuk mendukung tim lokal kami,” tulis juru bicara Zomato dalam pernyataan resminya.
Hooq
Hooq Indonesia telah secara resmi mengucapkan pamit kepada para pengguna pada April 2020. Hooq Indonesia selama ini menyuguhkan deretan konten lokal yang dekat dengan masyarakat Tanah Air, dari tayangan lawas Warkop, film-film lokal lama maupun baru, hingga serial orisinal.
Memiliki 80 juta pengguna secara global, keputusan ditutupnya Hooq ini jatuh pada tanggal 13 April yang berasal dari pemegang saham perusahaan, Singtel dan beberapa pemangku kepentingan lain.
Singtel sendiri telah mengajukan voluntary liquidation pada 27 Maret 2020, yang berarti ajuan untuk pemberhentian operasional pada Hooq. Keputusan ini terpaksa diambil berdasarkan pada kebijakan bisnis dan ekonomi yang belakangan sedang terpengaruh oleh faktor eksternal.
Eatsy
Eatsy baru saja ekspansi ke Indonesia pada November 2019. Namun, penyedia layanan dining-app asal Singapura ini menutup layanannya di Tanah Air pada Maret 2020.
Baca juga: Sebelum Berhenti Beroperasi di Indonesia, Zomato Sudah PHK Karyawan
Ketika rilis di Indonesia, Eatsy berencana untuk menggandeng ratusan restoran untuk meningkatkan pengalaman kuliner di Jakarta. Dengan demikian, pengguna yang telah membuat akun bisa memesan berbagai makanan dan minuman dari semua merchant di Eatsy.
Sayang, seperti Uzone.id kutip dari Tech in Asia, pandemi Covid-19 menjadi alasan Eatsy menutup layanan di Indonesia. Selain menghentikan operasionalnya, Eatdy lebih dulu menonaktifkan kode promosi mereka dan melakukan perbaikan sistem.
Airy Rooms
PT Airy Nest Indonesia alias Airy Rooms memutuskan untuk menghentikan semua kegiatan operasionalnya, termasuk kemitraan dengan properti di Indonesia. Airy tutup pada 31 Mei 2020. Berdasarkan pernyataan resmi Airy, prioritas utama mereka saat ini adalah memastikan kelancaran proses pengembalian dana pengguna serta penghentian kemitraan.
Ketika itu, Louis Alfonso Kodoatie, CEO Airy Rooms Indonesia mengatakan dalam pernyataan resminya, “Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk kondisi pasar yang nyaris tumbang akibat pandemi Covid-19 serta tantangan ekonomi yang sangat berat. Tentunya kami sangat menyesal akan keputusan ini.”
VIDEO: Dere R9 Pro Review, Harga Murah Tapi Beneran Pro?