5 Tips Terhindar dari Zoombombing Jika Sering Jadi Host di Zoom
-
(Foto: dok. Zoom)
Uzone.id -- Isu keamanan yang terjadi di aplikasi video call Zoom masih menjadi perbincangan hangat di tengah kultur Work From Home (WFH/kerja dari rumah) selama pandemi COVID-19 berlangsung. Semakin sering menggunakan Zoom, semakin populer pula penyusupan Zoombombing yang dialami pengguna.Kejadian Zoombombing di mana ada oknum tidak dikenal tiba-tiba menyusup ke aktivitas rapat virtual yang digelar, lalu memberikan komentar dan berbagi gambar berbau rasis, ujaran kebencian, hingga pornografi tak hanya terjadi di negara Barat saja. Fenomena Zoombombing juga terjadi di sekitar kita di Indonesia.
Lantas, kenapa bisa sih masih saja ada Zoombombing jika dari pihak Zoom berjanji memperbaiki layanan dan tingkat keamanan layanannya?
Baca juga: Jantung Nyaris 'Copot' Kena Zoombombing Gambar Porno
“Sebenarnya hal ini bisa dicegah kalau admin atau host yang menggelar Zoom menjalankan pengamanan yang baik. Kalau tidak hati-hati, akibatnya bisa terkena trolling, dan penyusupan orang tak dikenal untuk menyebarkan rasisme hingga pornografi,” terang pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya saat dihubungi Uzone.id, Kamis (16/4).
Dengan kata lain, keamanan selama menggunakan Zoom paling tidak bisa dijamin dengan kehati-hatian dari si host atau admin yang menggelar diskusi virtual.
“Admin Zoom yang lebih bertanggung jawab untuk mencegah Zoombombing. Kalau peserta konferensi tidak bisa berbuat banyak, paling mereka harus pastikan telah pakai Zoom versi terbaru,” lanjut Alfons.
Ada beberapa tips bagi kalian yang mungkin sering menjadi admin atau host Zoom, baik untuk kepentingan pekerjaan maupun untuk berbincang santai dengan teman dan keluarga.
1. Mengaktifkan waiting room
Fitur ini memungkinkan para partisipan untuk menunggu terlebih dahulu jika akan bergabung ke ruang diskusi Zoom.
Baca juga: Diskusi Online Diserang Zoombombing, Anak BJ Habibie Larang Pakai Zoom
2. Batasi screen sharing
Menurut Alfons, ada baiknya jika admin membatasi screen sharing agar terhindar dari oknum tidak diinginkan yang mendadak menampilkan gambar atau konten tidak senonoh.
3. Batasi penggunaan virtual background
Ini juga hampir sama dengan poin nomor dua, agar partisipan yang lain tidak terganggu oleh gambar mengganggu selama rapat virtual berlangsung.
4. Kunci meeting
Alfons mengingatkan, sebaiknya para host tetap waspada dengan mengunci aktivitas rapat virtual, jadi ketika semua sudah hadir, tidak ada lagi yang bisa bergabung.
5. Membatasi chat
Sebagai admin atau host, sudah semestinya memiliki kemampuan lebih untuk mengatur alur dan fungsi-fungsi yang ada di dalam layanan. Demi terhindar dari obrolan dan hal-hal tidak penting, ada baiknya fungsi chat dibatasi juga, apalagi jika pesertanya dalam jumlah banyak.