5 Tips Tumbuhkan Empati Anak
Hari minggu, Dara dan anaknya, Andi, berjalan-jalan di taman. Ketika melihat pengamen berbaju lusuh, dengan suara keras Andi bertanya kepada ibunya “Orang itu kok pakai baju kotor dan robek sih, bu?” Dara menatap Andi, memintanya untuk diam. Kemudian, Dara meminta maaf pada pengamen tadi.
Ilustrasi di atas merupakan sebuah contoh seorang anak yang kurang memiliki rasa empati terhadap orang-orang di sekitar lingkungannya. Ini merupakan sifat kurang baik, karena kepribadian seseorang sebenarnya sudah mulai dibentuk sejak kecil.Terkait rasa empati, banyak masyarakat yang masih mengganggap bahwa sifat ini tidak perlu diajarkan kepada anak-anak. Sehingga, banyak orangtua yang menggunakan kata-kata “Maklum masih anak-anak” sebagai suatu pembenaran terhadap perbuatan anak yang tidak menunjukan sikap tidak empati.
Secara sederhana, empati berarti memahami perasaan/keadaan orang lain. Ini tentunya sangat penting untuk dikenalkan kepada anak. Nah, untuk menumbuhkan rasa empati pada anak, ini tipnya:
- Jelaskan sedikit tentang rasa empati
Anda perlu memberikan penjelasan kepada anak mengapa empati itu penting dan apa manfaat empati dalam kehidupan sehari-hari.
- Berikan contoh
Berikan contoh rasa empati pada diri anak. Sambil menerapkannya, Anda dapat menjelaskan tentang sikap yang sedang dicontohkan.
- Berikan kesempatan pada anak untuk berlatih
Berikan contoh kasus kepada anak, dan tanya harus bersikap seperti apa terkait kasus tersebut. Jika sikap yang diberikan anak kurang tepat, Anda bisa memberikannya arahan secara langsung.
- Bantu Anak untuk buka sudut pandangnya
Cobalah untuk mengajak anak melihat sisi lain kehidupan, misalnya memerhatikan orang-orang yang kurang beruntung atau sakit. Dengan begitu, anak akan memiliki perspektif yang lebih luas mengenai berbagai aspek dan realita kehidupan.
- Bantu anak kembangkan kontrol diri dan emosi
Membantu anak untuk mengontrol diri dan emosinya dalam berbagai situasi sangat baik untuk membiasakan anak bersikap pantas, sesuai keadaan.
Dengan melatih rasa empati pada anak, niscaya ia akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih peduli dan memiliki Emotional Quotient (EQ) yang baik di masa yang akan datang.
(NB/ RH)