Ada Foto Wanita Indonesia Tahun 1700 Berhijab, Bagaimana Faktanya?
-
Klaim
Pada 6 Juli 2019, pukul 5:08 PM, seorang pengguna Twitter bernama @bundaathira atau Lulu Basmah (arsip) membagi empat foto lawas dalam cuitannya.
Dia menyertakan narasi: “Foto para perempuan Indonesia berhijab sekitar tahun 1700, tersimpan rapi di Perpustakaan Leiden, Belanda, jauh sebelum kelahiran Kartini” tulisnya.
Sontak saja narasi @bundaathira itu menjadi bahan kontroversi. Beberapa warganet yang membalas cuitan tampak tidak setuju dengan klaim itu. Mereka berupaya membantahnya.
Ramai Bantahan
Pengguna Twitter @herilatief berkomentar dan menulis bahwa narasi dari @bundaathira tidak tepat. Menurutnya, foto pertama di dunia baru terjadi pada 1826. “Bohong niy orang. Foto pertama itu di tahun 1826 (abad ke 19), difoto oleh Joseph Nicéphore Niépce.” (arsip)Heri Latief tidak salah. Karya foto Joseph Nicéphore Niépce pada 1826 dianggap sebagai foto pertama di dunia.
Bantahan lain muncul dari akun twitter @potretlawas, akun yang kerap membagi arsip foto-foto lawas. Pada 7 Juli 2019, 9:51 AM, akun itu menulis dan memberi informasi (arsip) bahwa narasi Lulu Basmah diaduk dengan informasi yang salah.
“Ini pula. Bantu ritwit ya. ????Dua dari empat potret ini diambil dari twit kami. Diaduk dg informasi salah. Sekitar tahun 1700 jelas belum ada kamera. Kecuali potret kedua, semua diambil setelah 1900. Penasaran, misinformasi begini pungutan dari mana—tak mungkin dari bacaan,” tulisnya.
Sayangnya, dari bantahan-bantahan yang muncul, tidak ada informasi tegas perihal informasi detail dari empat foto lawas yang dibagikan Lulu Basmah. Memang, @potretlawas sudah membantu memberi informasi perihal dua buah foto, tetapi ia tidak memberi petunjuk lokasi arsip dan keterangan lainnya.
Fakta
Asal-usul Foto
Kami menelusuri empat foto lawas yang dibagikan Lulu Basmah di beberapa repository arsip utama, yakni Digital Collection Leiden University Libraries, Nationaal Museum van Wereldculturen, dan The Digital Collections dari University of Wisconsin–Milwaukee Library.
Foto 1
Dari pelacakan kami, foto itu tersimpan di arsip Digital Collection Leiden University Libraries dengan judul “Huwelijksceremonie volgens de Adat Lampoeng Pepadon in de Lampongse districten.”
Tidak ada informasi lebih jauh kapan pengambilan foto itu terjadi. Arsip hanya menyebut bahwa foto tersebut terbit sekitar 1900.
Foto 2
Kami mendapati foto kedua juga tersimpan di arsip Digital Collection Leiden University Libraries.
Arsip memberi keterangan bahwa foto berjudul “Maleise priesteressen, vermoedelijk uit Pajakoemboh”.
Foto dari Payakumbuh itu diterbitkan sekitar 1867. Didapat informasi lain bahwa arsip masuk dalam koleksi “Indisch Album. Photographieën naar de natuur van J.A. Meessen. Uitgegeven door J.H. De Bussy te Amsterdam en gedrukt door de Kon. Ned. Stoomdrukkerij te Amsterdam Foto is ingekleurd”.
Fotografernya adalah Meessen, J.A, seorang warga Belanda yang mengambil banyak potret dan lanskap Hindia-Belanda antara 1864 dan 1870.
Foto 3
Foto ketiga menunjukkan dua wanita dengan pakaian semacam sarung itu kami temukan arsipnya di koleksi Nationaal Museum van Wereldculturen.
Dalam deskripsinya, arsip itu menyebut bahwa foto itu berjudul “Portret van de vrouw en zuster van Panglima Polem” (Potret istri dan saudara perempuan Panglima Polem). Tidak ada keterangan perihal data terbit foto ataupun keterangan waktu saat pengambilannya.
Panglima Polem atau yang biasa disebut sebagai Teuku Panglima Polem Sri Muda Perkasa Muhammad Daud adalah seorang panglima di wilayah Aceh lama. Sampai saat ini, belum ditemukan keterangan rinci mengenai tanggal dan tahun kelahiran Panglima Polem. Namun, ada keterangan bahwa dia melakukan perang gerilya ke pemerintahan Hindia-Belanda sekitar 1890-an akhir. Panglima Polem disebutkan menyerah pada bulan September 1903.
Foto 4
Foto keempat kami temukan dalam arsip foto karya Harrison Forman di The Digital Collections dari University of Wisconsin–Milwaukee Library. Keterangan dalam arsip menyebutkan bahwa foto itu berjudul “Indonesia, Sumbawa Island market scene” (Indonesia, situasi pasar di Pulau Sumbawa) dan diambil sekitar 1956.
Foto aslinya dalam warna hitam putih, yang hak ciptanya dimiliki The Board of Regents of the University of Wisconsin System Digital Publisher: University of Wisconsin-Milwaukee Libraries.
Koleksi foto tentang situasi pasar tradisional di Sumbawa sekitar 1956 dari Harrison Forman adalah foto yang pernah akun Twitter @potretlawas pernah unggah, walau akun tersebut tidak memberi keterangan foto-foto itu berasal dari mana. Pembaca dapat melihatnya di arsip foto berikut ini: 1, 2, 3.
Artinya, menurut informasi yang berhasil dihimpun dari arsip-arsipnya, empat foto yang dibagikan Lulu Basmah itu punya rentang waktu beragam. Ada yang terbit sekitar tahun 1876, 1900-an dan 1956. Maka dari itu, tidak benar jika foto-foto tersebut diklaim sebagai foto dari tahun sekitar 1700-an.
Baju Tudung Perempuan
Lalu, bagaimana menyikapi dengan klaim “perempuan Indonesia berhijab sekitar tahun 1700”? seperti yang Lulu Basmah narasikan?
Empat foto lawas yang @bundaathira bagikan itu merupakan konten yang mudah dijumpai di internet. Apalagi jika pengguna menyematkan tambahan kata kunci seperti “malay woman clothing 19 century”, “jilbab”, “rahasia hijab syar'i tempo doeloe” hingga ke berbagai variasi artikel online “Sudah Sekian Lama Sejarah Melayu Telah ‘Disembunyikan’ Orang Barat?”.
Artikel-artikel itulah yang mudah menjadi bahan rujukan bagi pengguna internet dalam memberi tafsiran bahwa wanita di wilayah Melayu ataupun Indonesia sudah berhijab sejak abad-abad lawas.
Belum muncul dokumentasi berupa foto sebelum 1826 perihal situasi penduduk di kawasan Melayu dan daerah kekuasaan Hindia-Belanda. Namun, berbagai arsip ilustrasi dan catatan perjalanan yang pernah ada, setidaknya dapat membantu memberitahu gambaran yang terjadi pada saat itu.
Sejarawan Perancis, Dennys Lombard, melalui buku Kerajaan Aceh, Jaman Sultan Iskandar Muda 1607-1636, pernah menampilkan ilustrasi penduduk Aceh pada abad itu.
“Mengenai gaya hidup dan adat kebiasaan orang Aceh, sumber-sumber kami memberi keterangan yang sangat padat. Mula-mula mengenai pakaian mereka: “Pakaian mereka biasa dari belacu biru; jenis yang paling bagus, warnanya merah lembayung. Mereka mempunyai kebiasaan aneh, yaitu di atas kepala mereka memakai serban yang diikat seperti gulungan, sedemikian rupa hingga ujung kepalanya tertutup --seperti yang dipakai anak-anak gadis kita kalau menjunjung kenceng susu mereka” tulisnya di halaman 67.
Lombard menggunakan informasi dari Francois Martin yang ikut serta dalam rombongan orang-orang Perancis yang pertama pergi ke Aceh. Pada 1604, catatan perjalanan itu diterbitkan penerbit Sonnius di Paris dalam judul Description du premier voyage faict aux Indes Orientales par les Francois.
Selain itu, dengan menggunakan sumber catatan perjalanan Peter Mundy berjudul “The Travels of Peter Mundy in Europe and Asia, 1608-1667, Lombard menunjukan seorang wanita Aceh dalam baju panjang dengan tudung. Lihat pada ilustrasi “No.21b An Achein Women” (Wanita Aceh) berikut ini (Kerajaan Aceh, Jaman Sultan Iskandar Muda 1607-1636, halaman 365).
Memang, tidak ada informasi tegas bahwa wanita Aceh dalam baju panjang dengan tudung dalam ilustrasi yang Lombard berikan dalam bukunya itu sebagai pakaian tudung perempuan dalam konteks jilbab masa kini.
Namun, dapat diberikan catatan bahwa sejauh yang dapat diketahui, di Aceh sejak tahun 1600-an sudah ada informasi bahwa penduduk wanitanya menggunakan baju dengan tudung di kepala.
Kesimpulan
Narasi bahwa empat foto lawas yang Lulu Basmah bagikan dalam cuitannya di Twitter sebagai bukti untuk “perempuan Indonesia berhijab sekitar tahun 1700” atau abad ke-18 adalah informasi yang tidak benar.
Pelacakan kami menemukan hasil yang detail mengenai arsip dari foto-foto tersebut. Foto-foto itu terbit sekitar tahun 1876, 1900-an dan 1956, dengan berbagai konteks. Para wanita yang tampil dalam foto-foto tersebut memang menggunakan mode pakaian penutup kepala.
Sementara itu, dalam ilustrasi buku “Kerajaan Aceh, Jaman Sultan Iskandar Muda 1607-1636” karya sejarawan Perancis, Dennys Lombard, pernah ditampilkan sebuah gambar wanita Aceh dalam baju panjang dengan tudung.
Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan menarik lainnya Frendy Kurniawan