Agar Janin Tetap Sehat, Ibu Hamil Harus Menghindari 5 Hal Ini
-
Uzone.id-Ada beberapa masalah kesehatan yang dapat terjadi pada janin, bila ibu hamil abai dalam menjaga kesehatan tubuh. Salah satu masalah yang dapat terjadi, yaitu penyakit jantung bawaan.
Menurut dr. Oktavia Lilyasari, Sp.JP(K), FIHA, penyakit jantung bawaan adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. Ini terjadi akibat gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin, yaitu pada trimester pertama kehamilan.Meski beberapa penyebab penyakit jantung bawaan adalah faktor genetik dan sindroma, ada faktor lain yang juga tidak boleh diabaikan. Agar janin tetap sehat dan terhindar dari masalah kesehatan, seperti penyakit jantung bawaan, dr. Oktavia Lilyasari, Sp.JP(K), FIHA mengingatkan ibu hamil untuk menjauhi beberapa hal ini.
Faktor maternal
Salah satu faktor maternal, yaitu diabetes melitus. Bila ibu hamil menderita diabetes melitus, janin di dalam kandungannya 20 persen berisiko mengalami penyakit jantung bawaan.
Polusi udara
“Mungkin ada ibu hamil yang bekerja pabrik dan terpapar polusi udara. Walaupun saya belum pernah membaca studinya, tapi tetap ada pengaruhnya,” ujar Oktavia dalam konferensi pers Pencitraan Kardiovaskular: dari Pencegahan, Diagnostik, sampai dengan Terapi, di Jakarta. Selain polusi udara, ibu hamil juga perlu menghindari paparan radiasi.
Infeksi
Janin pada ibu hamil yang terkenal toksoplasma atau rubella berisiko mengalami penyakit gangguan jantung bawaan.
Gaya hidup
Ibu hamil yang suka merokok dan mengonsumsi alkohol juga dapat memicu risiko janin mengalami penyakit gangguan jantung bawaan.
Konsumsi obat secara sembarangan
Obat-obatan juga memengaruhi penyakit janin bawaan pada janin. “Karena itu, ibu hamil tidak boleh mengonsumsi obat sembarangan,” ujar Oktavia.
Jadi, itulah beberapa faktor yang dapat memengaruhi kesehatan janin. Secara lebih khusus, semua itu merupakan faktor risiko penyebab penyakit jantung bawaan pada janin. Ketika ditanya tentang faktor apa yang paling berpengaruh, Oktavia mengatakan bahwa belum ada analisis tentang hal tersebut.
“Atau mungkin saya belum baca. Tapi yang paling sering terjadi adalah karena faktor infeksi toksoplasma atau rubella,” ungkap Oktavia.