Ahli Fisika Bantah Perjalanan Waktu Avengers Selamatkan Dunia
-
Ahli fisika dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Husin Alatas menjelaskan perjalanan waktu yang ditempuh para Avengers dalam film 'Avengers: Endgame' ke masa lalu untuk mencuri lima infinity stones yang sempat digunakan Thanos untuk memusnahkan setengah populasi di alam semesta.
Menurut Husin, teori perjalanan waktu yang ditempuh para Avengers menggunakan Closed Timelike Curves (CTC) yang menghubungkan dua waktu berbeda sehingga memungkinkan perjalanan waktu ke masa lalu.
Akan tetapi, Husin menjelaskan perjalanan waktu tidak mungkin terjadi karena hukum kedua termodinamika hanya mengizinkan waktu untuk bergerak satu arah, yakni ke masa depan.
"Apabila sebuah cangkir utuh, apakah kita pernah berpikir bahwa cangkir ini pernah pecah? Tapi kalau cangkir pecah, pasti kita pernah berpikir bahwa gelas ini pernah utuh. Jadi waktu itu bergerak maju, kemungkinan ada tapi hanya bentuk imajinatif," kata Husin saat acara diskusi The Science Behind The Avenger EndGame di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (14/5).
"Ketika saya balik ke masa lalu, artinya ketidakteraturan itu berkurang, dan ini dilarang oleh hukum kedua termodinamika. Memang ini sudah peraturan yang diberikan Tuhan bahwa sudah sampai di sini batasnya Anda tidak bisa melangkah lebih jauh," jelasnya.
Dalam film ke-22 Marvel Cinematic ini film karya Russo bersaudara, Ant Man alias Scott Lang menyarankan agar menggunakan "Pym's Particles" agar mengecilkan tubuhnya hingga skala sub-atomik.
Hal ini dilakukan juga oleh anggota 'Avengers' agar bisa masuk ke quantum real untuk mengubah masa lalu dan kembali ke masa mereka berasal. Dari segi ilmiah, Husin mengatakan pengecilan bentuk tubuh tidak mungkin terjadi.
"Untuk mengecilkan tubuhnya, 'Avengers' harus mereduksi ruang antara inti atom dengan elektron di sekitarnya, atau dengan mereduksi ukuran semua ukuran partikel fundamental. Semua ini tidak masuk akal," tandasnya.
Oleh karena itu, Husen mengatakan bahwa perjalanan waktu hanya merupakan imajinasi para sutradara film. Kendati demikian, mengutip kata Albert Einstein, ia mengatakan bahwa imajinasi itu lebih penting dari pengetahuan.
"Albert Einstein pernah bilang. Imagination is more important than knowledge. For knowledge is limited, whereas imagination embraces the entire world, stimulating progress, giving birth to evolution," pungkasnya.
[Gambas:Video CNN]