Home
/
Digilife

Apa Itu Buzzer ? Bisa Bikin Konflik di Medsos

Apa Itu Buzzer ? Bisa Bikin Konflik di Medsos
Tomy Tresnady15 February 2021
Bagikan :

Ilustrasi (Charles Deluvio / Unsplash)

Uzone.id - Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sampai jengkel dengan ulah buzzer di sosial media karena dianggap tidak bertanggung jawab karena bisa membuat konflik sosial.

Dia berharap banyak kepada pers di Indonesia menjalankan fungsi checks and balances sebagaimana menjadi DNA media massa sepanjang sejarah di negeri mana pun.

Haedar mengatakan hal itu dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional pada 9 Februari 2021.

Selegram Karin Novilda atau dikenal Awkarin pun pernah kesal kepada buzzer. Dia menilai buzzer kerjanya mecah belah bangsa.

Menurut Ismail Fahmi, pengamat media sosial dan pendiri Drone Emprit, mengatakan bahwa buzzer cenderung menonjolkan isu yang sudah ada sehingga menjadi viral. 

"Buzzer cenderung mengamplifikasi isu yang sudah ada. Dia tidak membuat isu sendiri," tutur Ismail seperti dilansir Uzone.id dari Detik.

BACA JUGA: Chip KTP Elektronik Bisa Melacak Orang ? Ini Penjelasan Kominfo

Istilah buzzer lagi ramai dibahas di Indonesia di tengah gaduhnya isu politik. Buzzer sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti "lonceng" sehingga secara harfiah lonceng bisa jadi penarik perhatian orang.

Menurut Ismail, Ismail bilang, sejak 2009-2010 banyak orang Indonesia yang memilih profesi jadi buzzer.

“Mereka punya pengikut 5 ribu sudah diincar oleh perusahaan. Buzzer itu semakin bertambah banyak saat Pilkada DKI pada 2012, 2014, dan 2019. Pendapatan dari politik itu paling besar didapat,” kata Ismail.

Buzzer sudah memiliki topik yang akan diviralkan setiap pagi sehingga ketika netizen membuka Twitter, topik itu sudah mejeng di trending topic.

Manfaat Pakai Buzzer

Sebuah penelitian yang dilansir dari Atlantis Press menjelaskan bahwa buzzer merupakan salah satu aktor di media sosial yang berperan sebagai influencer yang membujuk para pengikut tentang topik tertentu di Twitter.

Pengguna awam tidak pernah menyadari keberadaan buzzer jika hanya mengidentifikasi berdasarkan biografi singkat, update status atau cuitan di media sosial.

Ada lima sumber yang telah diwawancarai dan dieksplorasi dengan segala informasi terkait identitas buzzer di Media Sosial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buzzer yang digunakan membangun presentasi diri yang baik agar mendapatkan respon yang antusias dan menarik dari followers.

Kemampuan buzzer tentang konsep diri akan memberikan peluang yang besar untuk membangun hubungan yang berkelanjutan.

Follower akan merespon buzzer yang didasarkan pada konstruksi identitas buzzer yang mampu memenuhi ekspektasi mereka di Twitter.

Bayaran Buzzer

Twitter yang berkembang pesat di Indonesia telah muncul trend buzzer berbayar.

Bahkan, buzzer rata-rata mendapatkan honor Rp250 ribu setiap cuitannya. berbayarnya. Bahkan, ada juga yang dibayar Rp2 juta per cuitan. Jadi tergantung dari jumlah pengikutnya. Biasanya, minimal punya 2 ribu pengikut sudah bisa jadi buzzer.

Semiocast, social media market researcher, menuturkan bahwa hal itu membuat pengguna Twitter Indonesia menjadi lahan yang cocok untuk media promosi brand ataupun produk tertentu melalui buzzer berbayar, seperti dilaporkan Merdeka.

VR-Zone memuat data terbaru dari Onavo Insights, jika Jakarta menjadi kota dengan jumlah pengguna Twitter terbanyak dan teraktif di banding kota lainnya di seluruh dunia.

Onavo memuat data bahwa 64 persen warga negara Indonesia aktif memanfaatkan Twitter. Bandingkan dengan Amerika Serikat cuma 36 persen warganya yang aktif menggunakan Twitter.

Biasanya, para buzzer membuat cuitan pada jam tertentu seperti jam 07.00 - 10.00 WIB atau 16.00 - 20.00 WIB , yang mana trafik internet di Indonesia di jam itu dalam masa puncak sehingga memungkinkan pengguna Twitter membaca cuitan berbayar itu.

VIDEO Uzone Talks - Covid19 dan Kemajuan Teknologi Kesehatan

populerRelated Article