Home
/
Digilife

Apa Itu DeepSeek, AI Dari China yang Bikin AS dan OpenAI Ketar-ketir

Apa Itu DeepSeek, AI Dari China yang Bikin AS dan OpenAI Ketar-ketir

Vina Insyani30 January 2025
Bagikan :

Uzone.id — Bulan Januari 2025 dibuka dengan DeepSeek yang tiba-tiba booming dan menggemparkan dunia teknologi. Aplikasi chatbot AI ini tiba-tiba melesat tajam di toko aplikasi App Store AS dan mengalahkan ChatGPT yang sampai saat ini mendominasi dunia per-AI-an.

Usut punya usut, ternyata DeepSeek ini adalah produk bikinan startup China yang baru berdiri pada Desember tahun 2023 lalu. Memang, semenjak diluncurkan, DeepSeek ini mulai meraih popularitas di App Store, khususnya di daerah Amerika Serikat, Inggris dan di negara asalnya, China.

Popularitasnya kemudian semakin melejit setelah DeepSeek meluncurkan model bahasa open-source perdana mereka bernama R1 pada November 2024 lalu.




Model bahasa ini diklaim memiliki kemampuan yang lebih canggih dibandingkan dengan model bahasa buatan perusahaan AI yang sudah ada, sebut sama Llama dari Meta AI dan GPT milik OpenAI.

Katanya, DeepSeek mampu memberikan jawaban yang lebih canggih dibandingkan dengan chatbot AI lainnya. DeepSeek diklaim bisa memberikan analisa data yang dalam, pemograman, hingga pemecahan logika. DeepSeek juga diklaim bisa menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks, mulai dari Matematika dan percodingan.

Nah, untuk mengetahui lebih dalam soal chatbot AI yang satu ini, yuk cek faktanya berikut ini.

Didirikan pada 2023

Siapa sangka kalau aplikasi yang bikin ketar-ketir OpenAI hingga Meta ini ternyata baru berumur 2 tahun. DeepSeek ternyata adalah bagian dari penelitian perusahaan rintisan asal Hangzhou bernama High-Flyer dan ciptakan oleh Liang Wenfeng.

Liang Wenfeng sendiri merupakan seorang laki-laki kelahiran 1985 dan merupakan lulusan Zhejiang University di bidang teknik elektronik dan informasi. Sedikit TMI, Liang Wenfeng dan CEO OpenAI, Sam Altman sama-sama lahir di tahun 1985.

Kenapa DeepSeek bikin ketar-ketir AS?

Pertama, Amerika Serikat sangat sensitif dengan teknologi-teknologi China. Gak heran kalau Donald Trump ketar-ketir dengan DeepSeek. Pada 28 Januari 2025 lalu, Trump menyebut DeepSeek sebagai sebuah peringatan untuk perusahaan teknologi AS.




Pasalnya, popularitas luar biasa dari aplikasi asal China ini kembali menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru bagi pemerintah dan pemimpin kongres. Di tengah ambisi Trump yang menargetkan perusahaan AS sebagai pemimpin AI, muncullah DeepSeek yang kemudian menurunkan ChatGPT dari tahta aplikasi AI yang paling banyak dicari di AS.

"Peluncuran DeepSeek AI dari China ini seharusnya menjadi peringatan bagi industri kita bahwa kita harus benar-benar fokus bersaing," ujarnya dalam perjalanannya di Florida.

Preview

Selain Donald Trump, ada juga Nvidia yang meradang karena DeepSeek. Bagaimana tidak, saham mereka langsung anjlok setelah DeepSeek R1 muncul dan ramai digunakan. Harga saham pembuat chip itu anjlok 17 persen hingga kehilangan hampir USD600 miliar.

Hal ini dipicu karena DeepSeek RI hadir sebagai pesaing ChatGPT hanya dengan ‘modal’ USD 6 juta untuk pembangunannya dengan memakai chip kapasitas rendah Nvidia yang disebut H800. Sementara pesaingnya, ChatGPT akan menghabiskan sekitar USD1 triliun dengan sokongan Google, Microsoft dan lainnya.

Poin selanjutnya, saat ini, DeepSeek dapat diakses dengan mudah dan gratis oleh semua pengguna. Gak ada tuh paket langganan seperti ChatGPT yang dibanderol dengan harga yang cukup tinggi, yaitu sekitar Rp300 ribuan per bulannya.

Gak heran sih kalau saat ini, masyarakat Amerika Serikat (dan seluruh dunia) mulai melirik DeepSeek untuk penggunaan sehari-hari. Saat masyarakatnya senang punya teknologi baru untuk dicoba, pemerintah AS gak punya waktu untuk bernafas panjang. Pasalnya, setelah berhasil menjegal ByteDance, Donald Trump kini punya tugas baru yaitu menjegal DeepSeek.


populerRelated Article