Astronaut NASA Cerita Tentang Susahnya Buang Air Besar di Luar Angkasa
-
Uzone.id -- Namanya juga astronaut. Pekerjaannya berada di luar angkasa, jauh dari Bumi. Ada banyak perbedaan antara pekerjaan kita di Bumi dengan para astronaut, mulai dari lokasi yang jelas-jelas beda ‘alam’ hingga aktivitas fisik mereka di luar angkasa.
Para astronaut khususnya yang bekerja untuk badan antariksa Amerika Serikat (NASA) biasanya menetap di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) selama berbulan-bulan.Di dalam ISS, tentunya banyak ruangan dengan fungsinya masing-masing.
Nggak sedikit yang penasaran tentang cara hidup mereka di antariksa, lingkungan dengan mikrogravitasi. Beberapa kali para astronaut sengaja membuat video kegiatan mereka yang mengundang perhatian seperti memeras handuk dengan air, sampai menyiapkan makanan.
Lalu, dari wawancara terbaru yang dilakukan Business Insider dengan astronaut senior NASA, Peggy Whitson membahas tentang aktivitas fisik lain di antariksa, yaitu buang air besar. Jangan jijik dulu, gaes. Mau bagaimanapun juga, kalian pasti tetap penasaran’ kan…
Toilet di ISS konsepnya bukan seperti kamar mandi pada umumnya yang berupa ruangan yang bebas gerak. Toilet di SS juga sebenarnya berupa ruangan, tapi kecil.
Di sana, ada alat yang menyerupai pembersih vakum, corong, dan selang. Bisa dibilang, kalau buang air kecil jauh lebih mudah ketimbang buang air besar.
Namun, kedua aktivitas biologis ini memiliki persamaan. Dari pengakuan Whitson, setiap habis buang air kecil, air seni para astronaut dikumpulkan jadi satu terlebih dahulu di sebuah wadah yang berada di dalam toilet. Dalam hitungan beberapa hari, air seni itu baru dibuang ke luar angkasa.
Nah, lantas kalau tinja, bagaimana? Hampir sama, tapi lebih sulit cara kerjanya.
“Buang air kecil secara umum mudah banget. Lain halnya kalau buang air besar yang begitu menantang,” ujar Whitson.
Dari penjelasannya, cara buang air besar melalui lubang khusus di dalam toilet dan tinja tersebut akan masuk ke dalam kantong khusus juga. Hal menyusahkannya terletak di sini.
“Biasanya, setiap 10 hari setelah semua tinja terkumpul, baru akan dibuang ke luar angkasa. Bagian sulitnya adalah, kalau belum sampai waktu pembuangan dan di wadah tinja sudah penuh, saatnya mengenakan sarung tangan untuk menekannya ke bawah agar bisa muat,” katanya.
Yup, meski masih mengenakan sarung tangan, tetap saja para astronaut harus menyentuh secara langsung kotoran tersebut.
Belum selesai sampai di situ, gaes. Mereka juga harus ekstra hati-hati dan penyabar kalau sudah berurusan dengan tinja di antariksa.
Sebab, kata Whitson, namanya juga berada di lingkungan mikrogravitasi, tentu para astronaut nggak mau ada tinja melayang di udara. Maka, saat proses merapikan tinja jangan sampai ceroboh.
Gimana, gaes? Ribet nggak? Ha-ha-ha, kendati begitu para astronaut mendapat pelatihan tentang cara buang air kecil dan besar terlebih dahulu di Bumi sebelum mereka diberangkatkan ke antariksa.
Jadi, kemungkinan besar akan jarang terjadi ada tinja melayang tanpa dosa di ruangan ISS.