Home
/
Automotive

Bisakah Mobil Hybrid Chery Senggol Dominasi Hybrid Jepang?

Bisakah Mobil Hybrid Chery <em>Senggol</em> Dominasi Hybrid Jepang?

Bagja Pratama22 May 2025
Bagikan :

Uzone.id - Chery boleh saja membuat gebrakan dengan menghadirkan mobil hybrid terbarunya pada sosok Tiggo 8 CSH. Gembar-gembor soal keunggulanya pun gencar sekali. Tapi bisakah pendatang baru ini menyenggol dominasi hybrid Jepang?

Pabrikan Jepang, seperti Honda, Toyota, bahkan Mitsubishi, Nissan, Suzuki dan masih banyak lagi, sudah bermain mobil hybrid bahkan ketika merek Chery baru berdiri.



Sementara merek Chery, baru didirikan saja tahun 1997, tahun dimana Toyota pertama kali meluncurkan mobil hybrid pada sosok Prius. Menyusul 2 tahun kemudian, barulah Honda Insight diluncurkan.

Pabrikan Jepang masih konsisten sampai hari ini menghadirkan mobil hybrid, bahkan terlihat semaiin agresif ketika mengetahui gempuran pabrikan China di segmen mobil listrik.

Jepang punya sejarah, sepak terjang, dan keunggulan disegmen mobil hybrid, itu kenapa mereka kompakan gak mau grasa-grusu menghadirkan mobil listrik dan lebih memilih mobil hybrid terlebih dahulu.

Namun, apa yang 'dijual' Chery pada sosok Tiggo 8 CSH dan teknologi Super Hybrid-nya itu terbilang revolusioner--setidaknya untuk saat ini.

Punya tenaga mumpuni, bisa berjalan dengan jarak tempuh yang jauh dan bahkan paling kontroversial adalah harga jualnya yang dibilang murah untuk sebuah mobil PHEV.

Gak salah kalau Chery Tiggo 8 PHEV jadi mobil PHEV termurah yang pernah dijual di Indonesia sampai saat ini.

Namun, apakah Jepang juga mengikhlaskan terjangan mobil hybrid China begitu saja? Tentu saja tidak. Pada segmen hybrid, jelas Jepang juga punya keunggulan yang bisa diadu.

Apalagi kalau bicara kekuatan merek. Kalau disuruh memilih, kebanyakan warga Indonesia akan lebih memilih merek Honda atau Toyota ketimbang Chery atau BYD.

Padahal, belum tentu mobil yang ditawarkan pabrikan Jepang lebih bagus atau bahkan harga jualnya yang tidak mungkin bisa semurah merek China.

Toyota Innova Zenix misalnya. Semua orang sudah tau, itu sebenarnya hanyalah sebuah Kijang kekinian yang terus berevolusi dari dekade ke dekade. Jalannya panjang sekali.

Dan sampai hari ini masih merajai segmen mobil hybrid di Tanah Air. padahal kita tau, secara fitur tidak selengkap hybrid China, atau juga harganya yang gak dianggap murah.

Kemudian, bagaimana Honda juga coba memperkuat segmen hybrid-nya dengan kembali menghadirkan line-up hybrid pada sosok HR-V e:HEV.

Cara-cara dan strategi yang dihadirkan pabrikan Jepang memang seolah cenderung bermain aman, yakni dengan cara melengkapi jajaran mobil-mobil populernya dengan suntikan elektrifikasi, yakni sistem hybrid.

Semuanya bertahap, kata mereka. Karena biar bagaimanapun, untuk sebuah mobil ayng kelak akan dilepas secara sosial dan bisnis, sebuah lompatan adalah tindakan yang terlalu agresif dan membuat banyak orang takut dan ragu.

Dengan nama besar merek, dan model yang sudah sangat dikenal dan melekat di banyak benak warga, juga dengan track record yang sudah diketahui semua orang, strategi seperti itu akan sangat sulit diikuti pabrikan China.

Apa hebatnya Chery Tiggo 8 CSH kalau dibandingkan dengan Innova Zenix? Dengan harga yang lebih mahal pun, banyak orang masih lebih memilih Toyota.

Apakah harga murah saja sudah cukup? Apakah teknologi dan inovasi tinggi sudah cukup? Tanpa diimbangi dengan track record, tentu saja akan sangat sulit bersaing.

Kita tentu dikejutkan dengan klaim-klaim Chery terhadap mobil hybrid barunya itu. Konsumsi BBM mengalahkan Honda BeAT, harga jual yang di bawah Rp500 juta untuk mobil berjenis PHEV. 



Tapi semua orang juga tau, Chery masih harus banyak belajar di Tanah Air, apalagi kita tau, mereka pernah gagal di Indonesia untuk kemudian kembali lagi ke sini menawarkan sebuah teknologi yang juga baru.

Durabilitas, jaringan diler dan aftersales, sampai resale value, masih jadi kekuatan besar pabrikan Jepang di Indonesia--yang kebetulan banyak orang-orangnya juga masih concern terkait ketiga hal tersebut.

Jadi reputasi--apalagi dalam konteks bisnis, adalah hal yang sangat penting. Itu salah satu yang juga harus 'dibeli' oleh konsumen dengan harga yang mungkin jadi sedikit lebih mahal.

Emangnya kalian mau beli benda yang belum punya reputasi--meskipun harganya lebih murah? Sama aja beli kucing dalam karung dong!

populerRelated Article