BJ Habibie, Ilmuwan Muslim Modern Penemu 'The Crack' di Industri Penerbangan
-
Uzone.id - Bapak Teknologi Indonesia, begitulah orang-orang memanggil Presiden Ketiga Indonesia, BJ Habibie. Segudang prestasi dan penemuannya sangat berkontribusi bagi dunia teknologi saat ini, khususnya bidang penerbangan.
Beliau memiliki gelar Doktor Ingenieur dan merupakan alumni Universitas Teknologi Rhein Westfalen Aachen, Jerman. Beliau juga sering terlibat di berbagai project berskala internasional dan pernah bekerja di salah satu perusahaan penerbangan di Jerman sebelum menjabat sebagai Wakil Presiden Bidang Teknologi.Tak hanya terkenal di Indonesia, kejeniusan BJ Habibie juga diakui dunia internasional. Berikut beberapa penemuan serta kontribusi BJ Habibie pada bidang teknologi Indonesia serta penerbangan dunia.
Pendiri Industri Pesawat terbang pertama di Asia Tenggara
BJ Habibie berhasil mendirikan industri pesawat terbang pertama yang ada di kawasan Asia Tenggara yakni PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio pada 26 April 1976, industri tersebut kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985.
Beliau juga berhasil menciptakan berbagai teknologi seperti helikopter, pesawat terbang, senjata, kemampuan pelatihan, hingga jasa pemeliharaan mesin pesawat, amunisi, water cannon, kapal, panser, tank, senapan kaliber, kendaraan RPP-M, dan berbagai teknologi lainnya.
Pembuat Pesawat Pertama di Indonesia
Tanggal 10 Agustus 1995 merupakan moment berharga bagi penerbangan Indonesia. Pesawat terbang pertama buatan anak bangsa berhasil lepas landas dan melakukan penerbangan perdananya. Pesawat bernama N-250 Gatotkaca ini desain, produksi, serta perhitungannya dilakukan di Indonesia. Tentu pencapaian ini tak lepas dari jasa Habibie yang berandil besar dalam pembuatan pesawat ini.
Project Pesawat Skala Internasional
BJ Habibie dipercaya untuk menjadi bagian dalam project desain serta konstruksi pesawat-pesawat terbang seperti pesawat DO-31, CN-235, Fokker F 28, CN-250, AirBus A-300, Transall C-130, serta Hansa Jet 320.
Penemu Teori Crack Propagation atau Faktor Habibie
Faktor Habibie, Teori Habibie, atau Fungsi Habibie merupakan beberapa sebutan dari para ahli dirgantara pada penemuan Habibie terkait keahliannya menghitung crack propagation on random hingga ke atom-atom pesawat.
Teori Crack atau Faktor Habibie dapat meringankan bobot pesawat tanpa penumpang dan bahan bakar hingga 10 persen, dah bahkan mencapai 25 persen setelah Habibie menyusupkan material komposit ke tubuh pesawat.
Sebelumnya, para insinyur mencegah adanya kemungkinan keretakan dengan cara meninggikan faktor keselamatan dengan meningkatkan kekuatan bahan kontruksi diatas kebutuhan teoritis. Namun, dengan Faktor Habibie yang bisa menghitung titik crack, derajat faktor keselamatan dapat diturunkan dengan memilih campuran material yang lebih ringan.
Teori ini telah dipakai di industri penerbangan seluruh dunia, dan berkat faktor ini standar keamanan pesawat berhasil ditingkatkan. Habibie juga disebut sebagai Mr. Crack karena penemuannya ini.
Pembuat Prototipe Pesawat DO-31
Pesawat rancangan Habibie berhasil dibeli Badan Penerbangan Antariksa Amerika, NASA (National Aeronautics and Spaces Administration).
Pesawat bernama DO-31 yang dikembangkan oleh HFB bersama Dornier merupakan pesawat baling-baling tetap pertama yang lepas landas dan mendarat secara vertikal. BJ Habibie merupakan pembuat prototipe dari pesawat DO-31 ini.
Karena prestasinya ini, ia dilirik industri pesawat terbesar di Jerman. Karir yang semakin cemerlang membuat beliau menjabat sebagai Vice President MBB (Messerschmitt Boelkow Blohm) yang menjadikannya sebagai satu-satunya non warga negara Jerman yang menjabat posisi tersebut.