BRIN Kembangkan Teknologi Radiasi Untuk Atasi Sampah Plastik

Uzone.id – Badan Tenaga Atom Internasional (dalam bahasa Inggris International Atomic Energy Agency a.k.a IAEA) telah menunjuk Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menjadi salah satu negara percontohan program NUTEC Plastics.
BRIN memegang peranan penting dalam pengembangan teknologi radiasi untuk penanganan sampah plastik dan potensi pemanfaatannya di sektor industri.Capaian riset terkini di Indonesia yang dilakukan BRIN bersama mitra industri menunjukkan potensi teknologi yang dapat ditingkatkan ke skala komersial.
Hal ini akan menjadi acuan berharga bagi negara lain dalam pengelolaan sampah plastik dan pemanfaatannya sebagai bahan baku industri.
Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Anugerah Widiyanto, mengatakan bahwa Indonesia dan banyak negara di kawasan ini menghadapi masalah serius dalam penanganan sampah plastik yang berdampak signifikan terhadap kondisi lingkungan dan mempengaruhi kesehatan manusia.
“Pengembangan teknologi untuk mendukung pengelolaan sampah plastik dan pemanfaatannya sebagai bahan baku industri merupakan keniscayaan yang perlu didorong,” kata Anugerah, mengutip siaran pers dalam unggahan BRIN.
Teknologi radiasi, katanya, menawarkan solusi yang dapat mengatasi masalah sampah plastik dan menjadikan sampah sebagai bahan baku potensial bagi industri, mendukung pengembangan ekonomi sirkular.
“Penelitian dan inovasi kolaboratif dalam teknologi radiasi untuk modifikasi polimer perlu didorong. Indonesia dapat memainkan peran utama dalam kolaborasi ini di bawah payung kerja sama teknis IAEA, terutama dalam kerangka inisiatif NUTEC Plastics,” kata Anugerah.
Menurutnya, pemanfaatan teknologi radiasi yang telah dikuasai ilmuwan Indonesia serta penerapannya untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan baku industri plastik nasional, dapat dijadikan contoh bagi negara lain, khususnya dalam mendorong pengembangan ekonomi sirkular.
“Pengalaman riset modifikasi polimer menggunakan radiasi, serta kerja sama penerapannya dengan sektor industri di Indonesia, merupakan aset penting untuk mendorong kepemimpinan Indonesia dalam kolaborasi masa depan dengan banyak negara di bawah kerangka kerja sama teknis IAEA, khususnya proyek NUTEC Plastics,” imbuh Anugerah.
Ketua Pusat Penelitian Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri BRIN, Tita Puspitasari, yang juga merupakan National Project Coordinator (NPC) Indonesia untuk proyek RAS1031, mengatakan BRIN sebagai koordinator pelaksanaan proyek di Indonesia bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan nasional.
Kerja sama ini mensinergikan pemanfaatan teknologi radiasi untuk mengatasi masalah sampah plastik, serta pemanfaatannya sebagai bahan baku industri untuk mendukung pengembangan ekonomi sirkular.
Salah satu kerja sama tersebut antara lain kerja sama dengan PT Polymindo Permata (Viro) untuk penelitian modifikasi polimer dan penerapannya dalam berbagai produk industri yang bernilai ekonomi tinggi, khususnya komposit kayu plastik (WPC) dan produk serat buatan.
“Proyek penelitian ini berpotensi untuk dimanfaatkan lebih luas oleh industri nasional dan turut berperan dalam mengatasi sampah plastik yang volumenya terus meningkat, khususnya dengan memanfaatkan fasilitas iradiasi yang dikelola BRIN.”
Untuk memfasilitasi pembahasan implementasi proyek kerja sama negara anggota IAEA di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah, BRIN bersama IAEA menyelenggarakan Regional Coordination Meeting (RCM) untuk proyek kerja sama teknis RAS1031 dengan tajuk “Reutilizing and Recycling Polymeric Waste through Radiation Modification for the Production of Industrial Goods - Phase II”, di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Senin-Jumat, 17-21 Februari 2025.
Pertemuan ini merupakan upaya untuk membentuk jaringan kolaborasi penelitian dan inovasi dalam penggunaan teknik radiasi untuk penanganan sampah plastik, serta mendukung pemanfaatannya sebagai bahan baku industri guna mendorong pengembangan ekonomi sirkular.
Proyek IAEA ini merupakan bagian dari inisiatif unggulan di bidang lingkungan yang diberi nama NUTEC Plastics atau NUclear TEChnology for Controlling Plastic Pollution.
Dalam pertemuan tersebut melibatkan partisipasi perwakilan dari 11 negara anggota IAEA yang berpartisipasi dalam proyek RAS1031.
Melalui proyek ini, IAEA memberikan bantuan kepada negara-negara anggota dalam pengembangan kapasitas dan penguasaan teknologi radiasi yang dapat dimanfaatkan untuk penanganan limbah plastik dan modifikasinya sebagai bahan baku industri.
