Damkar Juara! Proses Penanganan BYD Seal Berasap Makan Waktu Hampir 3 Jam

Uzone.id - Damkar emang juara! Meskipun mobil listrik baru naik daun di Tanah Air, para petugas Damkar ternyata sudah lihai dalam menangani insiden yang disebabkan oleh mobil listrik.
Seperti kejadian BYD Seal yang berasap di Palmerah, Jakarta Barat. Selain penanganannya yang butuh waktu karena harus lebih berhati-hati, peralatan pendukungnya pun mumpuni.Jadi, pemilik BYD Seal di Palmerah, Jakarta Barat melapor ke Damkar karena mobilnya berasap tiba-tiba saat sedang tidak dipakai selama kurang lebih 3 hari dan tersimpan di garasi rumahnya.
Berdasarkan laporan dari tim yang bertugas, ada 6 unit mobil pemadam dengan 30 personel yang dikerahkan ke lokasi dan proses penanganan tersebut memakan waktu hampir tiga jam, yaitu dari pukul 07.36 WIB sampai 09.34 WIB.
Dalam prosesnya, dilakukan dengan sangat hati-hati, mengingat mobil listrik memiliki risiko kebakaran ulang yang tinggi akibat panas berlebih pada baterai (thermal runaway).
Damkar menggunakan selimut tahan api untuk melindungi mobil agar penyebaran apinya bisa terkontrol.
Kemudian pihak Damkar juga menyemprotkan air di bagian bawah mobil yang merupakan lokasi baterai sambil memantau situasi menggunakan thermal camera.
Selimut tahan api sendiri bekerja dengan memotong pasokan oksigen ke sumber api, mengisolasi kebakaran, dan mencegah penyebaran api serta mengurangi kerusakan dan asap. Alat ini diklaim mampu menahan suhu hingga 1.600 derajat Celsius.
Sedangkan penggunaan kamera termal sendiri membantu tim memantau suhu baterai selama proses pendinginan. Penyemprotan air terus dilakukan hingga suhu benar-benar turun, yang menurut laporan berlangsung selama hampir tiga jam.
"Proses penyemprotannya memakan waktu cukup lama, hampir 3 jam untuk turunkan suhu pada baterai-nya," jelas Saepuloh, Kepala Seksi Publikasi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta, mengutip Kompas.com.
Kebakaran pada kendaraan listrik memerlukan metode penanganan berbeda dibandingkan mobil konvensional.
Sebab, baterai lithium-ion yang digunakan bisa kembali terbakar bahkan setelah api utama padam apabila tidak didinginkan secara menyeluruh.
Saat ini, pihak BYD Indonesia tengah melakukan investigasi untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari insiden kebakaran tersebut.
