Di Tahun 2025, 5G Diperkirakan Sudah Merata di Indonesia
Ilustrasi (Foto: Macau Photo Agency / Unsplash)
Uzone.id - Sejak tahun 2021, Indonesia sudah menggelar teknologi 5G secara komersial. Ibarat bayi yang baru lahir, maka keberadaan 5G baru ada di beberapa titik di Indonesia.
Namun, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail berharap implementasi 5G akan merata di tahun 2025.Menurutnya, pemerintah menelaah pengalaman dari implementasi 4G membutuhkan waktu sekitar enam sampai tujuh tahun yang terus berkembang di Indonesia hingga saat ini.
BACA JUGA: Adu Kamera Realme 9 Pro+ vs. 3 Ponsel Flagship Lain, Bagusan Mana?
"Maka 5G tentu kita harapkan akan bisa lebih cepat dari itu, waktunya sejak diimplementasikan tahun 2021. Kita harapkan 2024 sampai 2025 sudah bisa meluas dan merata seperti halnya kondisi 4G seperti sekarang,” tuturnya dalam acara 'Webinar Road to Indonesia 5G Security Readiness' yang berlangsung virtual dari Jakarta Pusat, Senin (07/02/2022).
Dia menambahkan, implementasi teknologi 5G pada tahun 2021 ditandai ketika tiga operator besar di Indonesia yakni Telkomsel, Indosat XL Axiata telah menyatakan komersial dan sudah membangun di beberapa kota di dalam bentuk spot area.
“Tapi kita tentu belum cukup puas dalam kondisi seperti ini, masih banyak tantangan-tantangan yang harus dikembangkan lagi agar implementasi 5G bisa berkembang sangat cepat atau lebih cepat dari yang kita harapkan,” kata dia.
Ismail mengatakan, 5G mampu mengelola perangkat dalam jumlah yang sangat besar. Kemampuan dari 5G ini membuat nuansa perkembangan 4G menjadi 5G menjadi lebih luas dari sekedar persoalan user experience.
Selain kecepatan tinggi dan latensi yang rendah, 5G juga akan mendorong banyaknya pengguna baru dari hanya sekadar use case connectivity melalui mobile broadband, termasuk kemampuan untuk menangani perangkat dalam jumlah besar.
BACA JUGA: Nah Loh, Meta Ancam Tutup Facebook dan Instagram di Eropa
“Oleh karena itu, ini membuat pilihan-pilihan useces dalam 5G menjadi sangat beragam. Jadi ada pilihan untuk smart city misalnya, yang memberikan kemampuan untuk meng-handle device dengan sangat luas atau misalnya autonomous vehicle. Kita bisa memberikan layanan-layanan baru yang critical terhadap waktu, terhadap delay time dan mobil tanpa supir, tanpa awak dan sebagainya,” papar Dirjen Ismail.
Manfaat lain teknologi 5G yang telah menjadi isu saat ini adalah penggunaan Virtual Reality dan Augmented Reality yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk Metaverse.
“5G di Indonesia ini memang merupakan salah satu alternatif teknologi yang perlu kita persiapkan dengan baik. Kita tidak ingin datang atau mengimplementasikan 5G pada saat kondisi negara kita belum siap, tapi kita juga tidak ingin tertinggal dari penerapan 5G secara meluas yang sudah dikembangkan dan diimplementasikan di banyak negara maju,” jelasnya.