Gak Cuma Apple yang Punya Ponsel Mini Gahar
Foto: Uzone.id/Meyka Septira
Uzone.id -- Selain baterai jumbo, resolusi kamera sampai ratusan megapixel, tren ponsel pintar juga mengarah ke layar yang semakin besar. Semakin besar, semakin pula gahar.
Di tengah perang ukuran layar, Apple memberanikan diri masuk ke pasar dengan iPhone 12 Mini pada 2020 yang berukuran 5,4 inci. Tentu ini benar-benar “mini” atau mungil jika dibandingkan ponsel-ponsel hit zaman sekarang yang sudah berada di kisaran 6 incian.Kendati begitu, iPhone 12 Mini sering diklaim laris manis. Maka tak heran jika Apple kembali meluncurkan suksesornya, iPhone 13 Mini yang juga berada di ukuran 5,4 inci dengan harapan dapat mengulang kesuksesan pendahulunya.
Entah memang berkaca pada respons konsumen terhadap produk mini Apple ini, yang jelas Asus meluncurkan anggota baru di keluarga Zenfone dengan ukuran yang juga mini, yakni 5,9 inci. Ia adalah Zenfone 8.
Baca juga: Review Xiaomi 11T, Ponsel Kencang dengan Fast Charging 67W
Si bontot dari keluarga Asus Zenfone ini nyatanya hadir juga sebagai produk gahar yang dapat bersaing di pasaran, terutama head to head dengan iPhone 13 Mini dan… harga lebih terjangkau.
Ukuran ringkas dan compact
Soal ukuran tentu saja menjadi daya tarik dan daya jual dari Zenfone 8 ini. Dijuluki ‘The Incredible Mini’, Zenfone 8 mengedepankan ukuran yang mudah dioperasikan hanya satu tangan.
Saat Uzone mencoba menggenggamnya, ponsel ini memang pocket-sized, mungil, pas di tangan, dan ringan.
Zenfone 8 cukup mengingatkan kita semua terhadap iPhone 7 yang juga dari Apple. iPhone 7 mengusung layar 4,7 inci saja. Jauh lebih kecil, namun secara dimensi rasanya tidak begitu jauh dengan Zenfone 8.
Perbedaan jelas terletak pada konsep layar. iPhone 7 masih dibekali bezel atau tepian yang cukup tebal, serta masih ditemani tombol Home di bagian bawah bodi. Sehingga ukurannya seperti ponsel berukuran 5 incian, namun sebenarnya bagian layarnya hanya 4,7 inci saja.
Kalau Zenfone 8, ia mengikuti perkembangan zaman dengan membawa layar penuh, bezel tipis, tidak ada tombol Home fisik, dan tak ada notch. Ia menggunakan desain punch-hole seperti Samsung yang terletak di sebelah kiri atas untuk menampung kamera depan.
Bahkan jika membandingan dengan iPhone 7 Plus yang lebih lebar dan besar dimensinya dibanding Zenfone 8, layarnya ternyata masih lebih kecil, yakni 5,5 inci. Desain iPhone 7 Plus juga seperti iPhone 7 kala itu, masih bezel tebal dan ada tombol Home fisik.
Zenfone 8 ini secara keseluruhan terasa sangat compact, nyaman digenggam, dan dapat membuat pengguna mengetik hanya pakai satu tangan saja.
Layar Zenfone 8 sendiri dibekali teknologi AMOLED, refresh rate 120Hz, mendukung format HDR10+, dan dilapisi proteksi Corning Gorilla Glass Victus.
Desain jauh dari mewah
Zenfone 8 terdiri dari dua varian berdasarkan konfigurasi RAM. Paling murah dibanderol Rp7,9 juta dengan RAM 8GB dan memori internal 128GB. Sedangkan versi lebih mahalnya membawa RAM 16GB dan memori internal 256GB yang dijual seharga Rp11,9 juta.
Ponsel ini dianggap flagship karena ditenagai prosesor Qualcomm Snapdragon 888. Jika melihat ‘statusnya’ sebagai flagship, Zenfone 8 tidak memiliki desain serba “wah” yang membuat calon pembeli bakal kepincut saat melihatnya dipajang.
Biasanya, kalau ponsel baru, apalagi harganya mencapai Rp8 juta, paling tidak, bakal bikin mata tertuju pada tampilan dan desain. Entah dari warna, material, dan rancangan itu sendiri.
Lain halnya dengan Zenfone 8 yang memilih desain cenderung down to earth, minimalis, dan gak neko-neko.
Baca juga: Review Realme C25Y, Entry-level yang Punya Kamera 50MP!
Berbahan matte, bagian belakangnya hanya ada tulisan “Asus”, lalu susunan kamera di bagian sisi kiri. Itu saja. Varian warnanya juga main aman, yakni Obsidian Black dan Horizon Silver.
Saking amannya, desain ponsel ini cenderung membosankan, namun mungkin disukai oleh konsumen yang mencari tampilan ponsel yang “biasa-biasa aja” tanpa banyak embel ini-itu di bagian bodinya.
Susunan kameranya juga tidak ada yang istimewa, hanya dua lensa tersusun secara vertikal, ditemani LED flash.
Di bagian kanan bodi ada tombol power dan volume, dan di bagian bawah ada port USB-C, tray SIM, dan speaker.
Bisa jadi secondary smartphone no kaleng-kaleng
Zenfone 8 dari Asus ini seakan ingin memberikan statement kalau dia tidak main-main di pasar Tanah Air berkat prosesornya. Tampilan boleh mungil, namun Snapdragon 888 tentunya menjadi pertimbangan karena dapat menyajikan performa kencang.
Kemampuan Snapdragon 888 pada dasarnya tak perlu diragukan lagi, karena membuat aktivitas streaming mulus, gambar tajam, dan proses mengunduh aplikasi dari Play Store tidak memakan waktu yang lama.
Bermain game berat seperti Genshin Impact atau PUBG, semua pengaturan bisa rata kanan, atau mampu menyuguhkan grafis terbaik. Namun, ponsel ini rasanya gak terlalu cocok digunakan untuk bermain game dalam waktu yang lama, karena cenderung memberikan sensasi hangat di bagian belakang bodi.
Tampaknya jika pengguna ingin bermain game dalam waktu lama dan menikmatinya secara maksimal, lebih cocok menggunakan ROG Phone dari Asus ketimbang Zenfone 8.
Baik digunakan untuk streaming konten, nonton film, atau main game, Zenfone 8 memang tidak mengecewakan, namun lagi-lagi jika kalian lebih suka menikmati konten multimedia dengan layar jumbo, mungkin Zenfone 8 bukan buat kalian.
Dari sisi kamera, Zenfone 8 juga tidak banyak gimmick. Fitur-fitur di kameranya seakan hanya menyajikan kemampuan dasar dari sebuah kamera ponsel pada umumnya, seperti Auto Mode, Portrait Mode, bisa menjepret objek di keadaan Night, dan stabilisasi video.
Kamera Zenfone 8 beresolusi 64MP IMX686 dan 12MP IMX363 untuk wide-angle. Sementara di bagian depannya mengusung sensor 12MP IMX663.
Mungkin satu hal yang perlu diapresiasi dari Zenfone 8 adalah format 8K yang dihadirkan di dalam pengaturan video. Zenfone 8 seakan enggan mengikuti tren dengan menghadirkan fitur Cinematic Mode seperti kebanyakan ponsel, termasuk iPhone 13 Mini, namun ponsel ini memilih untuk menghadirkan 8K.
Kehadiran resolusi 8K pada fitur video ini menambah kesan kalau Zenfone 8 ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan konten lebih profesional lagi ketimbang video-video pendek yang biasa kita unggah di media sosial.
Hasil foto Zenfone 8 juga overall bagus dan standar ponsel Android saja yang ingin menghasilkan gambar apa adanya tanpa tipuan warna.
Jadi, Zenfone 8 mungkin layak dipertimbangkan bagi konsumen yang merindukan ponsel ukuran compact di tangan, namun enggan membeli iPhone 13 Mini karena Zenfone 8 jelas lebih murah dari sisi harga.
Zenfone 8 juga sangat mungkin menjadi daily driver kedua yang memberikan sentuhan berbeda, lagi-lagi dari sisi ukuran, namun tetap menyuguhkan performa no kaleng-kaleng berkat Snapdragon 888.
Bagi konsumen yang terbiasa dan memang lebih menyukai ponsel ukuran jumbo karena faktor multimedia dan multitasking, Zenfone 8 bukan untuk kalian.