Home
/
Digilife

Gamer Anak-anak Jadi Kesayangan Hacker, Apa Saja Perangkapnya?

Gamer Anak-anak Jadi Kesayangan Hacker, Apa Saja Perangkapnya?
Vina Insyani10 September 2024
Bagikan :

Uzone.id —  Video game saat ini menjadi salah satu ruang digital yang paling banyak dihuni kalangan anak-anak sekaligus menjadi ‘markas’ bagi penjahat siber untuk menangkap calon korbannya.

Dalam penelitian terbaru Kaspersky, terdapat lebih dari 6,6 juta ancaman yang menggunakan video game anak-anak populer sebagai umpan mereka. Jumlah ini didapat selama 1 tahun ke belakang, yaitu dari 1 Juli 2023 hingga 30 Juni 2024. 

Sebagian besar serangan siber ini mencatut game-game populer seperti Minecraft, Roblox, dan Among Us. Penipuan berkedok game Minecraft mencapai 3 juta percobaan serangan.

Modus yang paling banyak ditemukan adalah malware yang berpura-pura menjadi aplikasi mod/cheat. Sebagian besar mod dan cheat tersebut kemudian didistribusikan di situs web pihak ketiga, dan dari sinilah penjahat memasukkan malware mereka.

Menurut pakar siber perusahaan, penjahat siber memilih game-game imi berdasarkan popularitas kalangan pemain yang kebanyakan anak-anak, serta kemampuan gamer untuk menggunakan cheat dan mod.

Ramainya modus ini didorong karena adanya perangkat phishing canggih baru seperti template halaman phishing yang sudah dibuat sebelumnya. Ini memungkinkan hacker untuk semakin menyebarkan situs phishing paling efektif yang meniru platform game populer.

Salah satu penipuan paling umum dalam permainan adalah tawaran untuk menerima skin baru untuk karakter pemain yang bisa meningkatkan keterampilan sang pahlawan. 

“Beberapa skin umum, sementara yang lain sangat langka dan, oleh karena itu, lebih diinginkan,” kata Vasily M. Kolesnikov, pakar keamanan Kaspersky.

Belum cukup menyasar game-game anak, penipuan lainnya juga ditemukan dengan mencatut gim populer Valorant dan YouTuber terkenal di dunia Mr. Beast. 

Hacker menggunakan menggunakan foto Mr.Beast pada halaman palsu mereka dengan tujuan menarik perhatian calon korban yang lagi-lagi adalah anak-anak.

 “Untuk menerima skin Mr. Beast yang diinginkan, gamer muda ini diminta untuk memasukkan login dan kata sandi untuk akun gim mereka, yang memungkinkan kredensial berpotensi dicuri oleh penipu,” tambah Kolesnikov.

Perangkap populer lainnya adalah tawaran untuk menerima mata uang dalam game. Dalam salah satu penipuan di game Pokémon GO, pengguna diminta untuk memasukkan nama pengguna untuk akun game mereka. 

“Mereka diminta untuk mengikuti survei untuk membuktikan bahwa mereka bukan bot. Setelah survei selesai, mereka diarahkan ke situs web palsu, biasanya yang menjanjikan hadiah atau undian gratis,” terangnya.

Alih-alih mencuri data dan akun game, para penipu kemudian meminta mereka mengunduh aplikasi palsu, klaim hadiah, atau penawaran palsu lainnya. Seluruh proses ini dilakukan untuk mengarahkan pengguna ke penipuan lain yang lebih berbahaya dengan kedok langkah verifikasi yang sah.

Meski anak-anak sudah dibekali pengetahuan siber, sangat penting bagi orang tua untuk berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak terkait potensi risiko online. 

Bantu anak-anak untuk membuat kata sandi unik dan kuat, dan ajarkan mereka mengenai do and don’ts di dunia maya termasuk di platform game.

populerRelated Article