Gebrakan Zuckerberg Pekan Ini: Pamer Kacamata Tercanggih, Meta Orion
Credit: Getty Images/Picture Alliance
Uzone.id - CEO Meta, Mark Zuckerberg memamerkan serangkaian produk dan teknologi baru dalam acara Meta Connect 2024. Ada headset virtual reality (VR) Meta Quest 3S yang baru, update dari model AI Llama, sampai kacamata augmented reality (AR) bernama Orion.
Meta Connect 2024 digelar di kantor pusat Meta di Menlo Park, California, Amerika Serikat (AS). Konferensi tahunan ini memamerkan serangkaian hardware dan inovasi perusahaan di bidang AI, AR, dan juga VR.Orion jadi salah satu produk yang dipamerkan dalam acara ini. Zuckerberg terlihat begitu antusias, bahkan ia menggambarkan bahwa Meta orion sebagai kacamata paling canggih yang pernah ada saat ini, meskipun masih berbentuk prototipe.
Sebelumnya, kacamata pintar ini diberi nama kode Project Nazare yang dikembangkan oleh Reality labs selama dekade terakhir.
Rangkaian fitur disematkan Meta pada kacamata canggihnya. Mulai dari dukungan untuk kontrol gerakan, suara, dan pelacakan mata, serta teknologi neural interface, membuat Orion dapat dikontrol menggunakan perangkat berbentuk gelang.
Gelang ini bisa mengukur sinyal biometrik yang bebas genggam dan bebas suara. Pengguna dapat memberi isyarat untuk menavigasi aplikasi pada kacamata Orion yang dipasangkan.
“(Orion adalah) perangkat pertama yang didukung oleh antarmuka saraf berbasis pergelangan tangan kami. (Ini adalah) perangkat yang memungkinkan Anda untuk mengirimkan sinyal dari otak Anda ke Orion,” jelas Zuckerberg, dikutip dari Techcrunch.
Meta Orion sendiri terbuat dari paduan magnesium dan ditenagai oleh prosesor khusus. Dipersiapkan sebagai ‘pengganti’ smartphone, Meta berencana untuk membuatnya lebih kecil, ramping, dan murah sebelum merilisnya ke pasaran nanti.
Meskipun sekarang, prototipenya terlihat seperti kacamata berbingkai plastik biasa, perangkat AR tersebut dilengkapi dua lensa holografik yang dapat menampilkan konten 2D dan 3D. Pengguna dapat melihat berbagai macam media digital, berkomunikasi bahkan dengan representasi manusia secara real-time, serta game.
Fitur lainnya, terutama yang berbasis AI adalah kemampuannya untuk dapat menerjemahkan percakapan antara orang-orang dalam Bahasa Inggris, Spanyol, Italia, dan Prancis.
Selain itu, orang-orang dengan gangguan penglihatan juga dapat menerima deskripsi audio tentang dunia di sekitar mereka menggunakan kecerdasan buatan dan kamera yang ada di dalam kacamata.
Menurut The New York Times, Mark Zuckerberg telah menghabiskan sekitar USD50 miliar atau lebih dari Rp756 triliun untuk mempekerjakan ribuan karyawan dan bekerja sama dalam divisi Reality Labs.
Semuanya dilakukan untuk mengejar sebuah visi “masa depan dimana dunia fisik dan digital saling terkait untuk menghubungkan orang-orang di seluruh dunia”. Sekarang, mungkin mimpi tersebut masih tampak mustahil, tapi setidaknya Meta melangkah lebih dekat.
“Kita bisa mulai melihat bagaimana masa depan komputasi dan masa depan koneksi antara manusia,” kata Zuckerberg. “Itu sedang terjadi.”
Tercatat, Mark Zuckerberg kembali membuat gebrakan besar di acara pengembang tahunan perusahaannya yang berlangsung pada hari Rabu kemarin.
Meta berharap, teknologi ini memungkinkan pengguna melakukan hal-hal seperti duduk di ruang tamu dan berbicara dengan teman dari belahan dunia lain, seolah-olah temat itu ada disampingnya di sofa.