Geng Jepang: Gerombolan Penjarah Gorengan, Kopi, dan Pakaian
-
Nendy, penjaga toko pakaian Fernando Store, sedang membereskan maneken pada Minggu (24/12) dini hari. Tiba-tiba gerombolan remaja menyerbu toko begitu turun dari sepeda motor. Sambil membawa senjata tajam, puluhan remaja pria dan wanita menjarah pakaian dalam waktu singkat.
"Saya lagi beresin patung, pas saya menengok, banyak orang, lalu saya lari. Mereka mengambil pakaian, membawa celurit, samurai, kira-kira lima orang yang membawa senjata tajam," kata Nendy kepada CNN Indonesia saat ditemui di tokonya.
Penjarahan itu terekam kamera cctv yang dipasang di toko. Video tindak kejahatan itu pun menyebar di media sosial. Kelompok penjarah tersebut diketahui sebagai geng motor Jembatan Mampang alias Geng Jepang.
Sebelum menjarah toko pakaian, Geng Jepang sempat menjarah warung tegal (warteg). Mereka mengancam penjaga warteg dengan senjata tajam ketika mengambil barang jarahannya, termasuk kopi sachet.
Aksi penjarahan di toko pakaian malam itu terbilang berani. Toko pakaian di Jalan Sentosa Raya, Depok, Jawa Barat, itu hanya berjarak sekitar 100 meter dari Kantor Polisi Proklamasi.
Polisi segera bergerak memburu pelaku dan melakukan tiga kali penggerebekan. Salah satunya di rumah kontrakan kawasan Bintara Pancoran Mas, Depok pada Minggu malam.
Di tempat itu, Geng Jepang biasa berpesta minuman keras sebelum menjalankan aksinya. Beberapa botol miras ditemukan di lokasi penggerebekan.
Selama penggerebekan, polisi mengamankan 26 orang yang diduga anggota Geng Jepang, tiga di antaranya perempuan. Para pelaku kebanyakan masih remaja di bawah umur. Selain itu, polisi juga mengamankan puluhan potong pakaian hasil penjarahan, senjata tajam dan enam sepeda motor.
Setelah diperiksa, delapan orang dinyatakan sebagai tersangka. Polisi menjerat dengan Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan. Sementara 18 orang lainnya dipulangkan karena tidak terbukti melakukan penjarahan.
Polisi juga telah menangkap pentolan Geng Jepang berinisial H yang sempat melarikan diri ke Bogor, Jawa Barat. H masih berusia 18 tahun, ditangkap bersama tiga anggota lainnya, yaitu A (16 tahun), W (15 tahun), dan M (12 tahun).
Preview |
Polisi juga melakukan tes urine terhadap para pelaku. Empat orang dari 26 yang diamankan dinyatakan positif menggunakan narkotik jenis sabu dan ganja. Saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan dan mendalami keterlibatan jaringan pengedar narkoba.
Berdasarkan hasil interogasi polisi, para pelaku geng motor mengaku memiliki pantangan agar terhindar dari kesialan. Mereka tak boleh membawa perempuan saat beraksi. Namun malam itu ada perempuan anggota geng yang ikut menjarah. Mereka pun merasa apes.
Kapolresta Depok AKBP Didik Sugiarto mengatakan, dari hasil olah tempat kejadian perkara, total kerugian pemilik toko usai penjarahan itu mencapai Rp14 juta. Beruntung tak ada korban jiwa saat penjarahan itu.
Berdasarkan catatan kepolisian, selama ini Geng Jepang telah lima kali melakukan penjarahan. Mereka tidak hanya menjarah toko pakaian, tapi juga pernah menjarah tukang gorengan, pedagang nasi goreng, dan menyerbu warung makan.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Aziz menyatakan, aksi geng motor belakangan ini telah meresahkan masyarakat. Dia memerintahkan jajarannya untuk mengambil tindakan tegas terhadap aksi tersebut.
"Kami gelar patroli skala besar dan kecil guna mengantisipasi aksi itu (geng motor) yang meresahkan," kata Idham di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (28/12).
Idham mengatakan, pihaknya akan menggiatkan patroli skala besar dan kecil guna mengantisipasi aksi kejahatan menjelang perayaan malam tahun baru 2018. Polda Metro Jaya mengerahkan anggota patroli bersepeda motor untuk mengawasi kelompok motor yang terlibat balapan liar.