Habis Borong Saham, Elon Musk kok Digugat Investor Twitter?
Foto: Postingan Instagram Elon Musk (IG: @elonmusk)
Uzone.id - Bukan Elon Musk namanya kalau tidak menimbulkan banyak kontroversi, termasuk soal pembelian saham Twitter yang serba dadakan dan juga masalah-masalah setelahnya.
Dalam sekejap, Musk jadi pemilik saham terbesar Twitter dengan menguasai sekitar 9,2 persen. Ia rela mengeluarkan uang sebesar USD2,89 miliar atau setara Rp41,4 Triliun pun demi menguasai platform burung biru tersebut.Ia juga menimbulkan masalah karena menolak jadi dewan direksi Twitter, padahal Agrawal sudah menunjuknya secara terang-terangan di Twitter.
Dari kabar yang beredar, penolakan ini ada kaitannya dengan pemeriksaan background yang akan dilakukan Twitter pada Musk. Mungkin Musk takut rahasianya terbongkar kali ya.
Ternyata, prahara pembelian saham ini terus berlanjut. Yang terbaru, pada Rabu, (13/04/2022), Musk digugat oleh salah satu investor Twitter gara-gara telat alias ngaret mengungkapkan pengumuman investasinya tersebut.
Baca juga: Elon Musk Jadi Pemilik Saham Terbesar, Twitter Mau Dibawa Kemana?
Musk diketahui menunda-nunda pengumuman resmi terkait investasi Twitter nya kepada SEC (Securities and Exchange Commission). Yang seharusnya mengajukan dokumen di tanggal 24 Maret malah dilakukan pada 4 April.
Alhasil, salah satu shareholder Twitter mengajukan gugatan class action terhadap Musk atas ngaret-nya Musk selama 11 hari dalam mengungkapkan investasinya ke SEC.
Biasanya orang sukses tak suka ngaret, tapi kok Musk malah nunda-nunda waktu?
Penundaan ini mungkin terdengar tak terlalu penting, tapi siapa sangka kalau gara-gara ini Musk untung sampai USD156 juta dan ada investor yang merasa dirugikan.
Dalam gugatannya, keuntungan tersebut diraih dengan cara mengorbankan pemegang saham lain yang tak bisa mendapat keuntungan yang sama.
“Investor yang menjual saham Twitter antara 24 Maret 2022 (ketika Musk harusnya melaporkan kepemilikan Twitternya) dan sebelum tanggal 4 April, melewatkan hasil kenaikan harga saham sebagai bentuk reaksi pasar pada pembelian Musk, dan karena inilah mereka mengalami kerugian,” tulis tuntutan tersebut, dikutip dari Engadget.
Baca juga: Akankah Elon Musk Jadi ‘Anak Emas’ Twitter?
Sebelumnya, di tanggal 14 Maret, Musk berinvestasi di Twitter sebesar 5 persen saja, tapi pasar tak mengetahui soal ini hingga Senin lalu, ia mengumumkannya secara global.
Dari sinilah masalah bermula, ia melakukan pelanggaran berat Federal Law karena sudah membuat harga saham tetap rendah di saat ia terus membeli saham.
Alhasil, penjual saham rugi karena menjual saham dengan harga rendah, sedangkan Musk malah untung besar.
Pada saat Musk mengajukan formulir pengumuman soal investasinya ini, harga saham melonjak naik 30 persen. Bayangkan jika ini dilakukan pada awal pembelian investasi, investor mungkin takkan merasa rugi besar dan Musk mungkin takkan untung sebanyak itu.