Home
/
Digilife

Hacker Targetkan Siswa, Modus Survey ‘Google Form’ dan Giveaway Palsu

Hacker Targetkan Siswa, Modus Survey ‘Google Form’ dan Giveaway Palsu
Vina Insyani09 September 2024
Bagikan :

Uzone.id — Dunia pendidikan saat ini semakin dekat dengan ruang digital, tak heran kalau ternyata penjahat siber juga menargetkan anak sekolah dan pekerja di sektor pendidikan sebagai sasaran baru mereka.

Kaspersky menyebut bahwa tahun ini, kejahatan siber di lingkungan pendidikan menjadi lebih terarah, khususnya bertujuan untuk mencuri data pribadi dari siswa, pengajar, dan administrator di sektor pendidikan.

Modusnya? Hacker menggunakan formulir pengumpulan data seperti SurveyHeart.com dan formulir kuesioner seperti Google Forms untuk melakukan penipuan. Salah satu kasus yang terjadi baru-baru ini adalah serangan phishing yang menggunakan kuesioner palsu menargetkan siswa di Universitas Neumann di AS.

“Korban menerima pemberitahuan yang mengklaim bahwa mereka menggunakan dua email sekolah Microsoft yang berbeda di berbagai portal universitas. Untuk mencegah akun Office 365 mereka dinonaktifkan, mereka diminta untuk menyelesaikan survei yang memerlukan detail sensitif seperti nama, nomor telepon, email universitas, dan kata sandi akun mereka,” kata Olga Svistunova, pakar keamanan Kaspersky dalam keterangannya dikutip Senin, (09/09).

Selain menargetkan siswa, para hacker ini juga melakukan tindakan yang lebih berbahaya yaitu mencuri akses ke informasi sekolah swasta, seperti jadwal kelas, informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk doxing, penguntitan, perundungan siber, atau bahkan pencurian identitas.

Ada juga penipuan giveaway bagi siswa, dimana pelaku menjanjikan berbagai gadget canggih yang berguna untuk pendidikan mereka, mulai dari iPhone hingga iPad dan laptop.

Sebelumnya, korban diminta untuk memberikan informasi pribadi dan menunjukkan model laptop pilihan mereka, lalu diminta untuk membagikan tautan ke halaman undian berhadiah dengan 15 kontak melalui WhatsApp. 

Pada akhirnya, korban yang ditunjuk jadi pemenang harus membayar pengiriman hadiah ‘ghaib’ tersebut. 

“Penawarannya mungkin tampak menggoda, tetapi kombinasi dari hadiah yang luar biasa besar dan persyaratan untuk menanggung biaya pengiriman merupakan tanda pasti adanya aktivitas penipuan,” tambah Olga.

Oleh karena itu, siswa maupun mahasiswa harus waspada dan tetap skeptis apabila ada penawaran yang too good to be true, ingat tidak ada yang gratis di dunia ini. Jika mendapat tawaran seperti beasiswa dan giveaway, lakukan verifikasi hingga ke sumbernya.

Jangan lupa untuk amankan informasi kalian dan jangan berbagai data secara online, gunakan situs-situs resmi seperti situs web sekolah dan universitas resmi untuk mencari tahu informasi soal beasiswa dkk.

populerRelated Article