Home
/
Startup

Hengkang dari Indonesia, Apa Tantangan yang Bikin JD.ID Tumbang?

Hengkang dari Indonesia, Apa Tantangan yang Bikin JD.ID Tumbang?

Hani Nur Fajrina31 January 2023
Bagikan :

Uzone.id – Platform e-commerce JD.ID mengumumkan bahwa layanannya akan tutup di Indonesia pada 31 Maret 2023. Kira-kira apa tantangan yang dihadapi JD.ID di Indonesia sehingga membuatnya tumbang?

Dari pandangan Nailul Huda selaku Head of Center of Innovation and Digital Economy di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), berhentinya operasional JD.ID menunjukkan persaingan di industri e-commerce sudah mengerucut ke beberapa pemain besar.

Tutupnya JD.ID ini secara langsung juga menambah panjang daftar e-commerce yang tidak mampu bersaing dan mendapatkan porsi di pasar lokal Indonesia.

Baca juga: JD.ID Tutup Layanan di Indonesia, Apa Alasannya?

“Karakteristik pengguna yang masih price oriented menjadikan persaingan tidak akan jauh-jauh dari perang diskon dan bonus. Makanya banyak yang gak kuat menembus industri ecommerce lokal kita walaupun potensinya sangat besar,” ungkap Huda saat dihubungi Uzone.id, Senin (30/1).

Berdasarkan data dari Data.ai, pengguna aktif JD.ID jumlahnya memang tidak mencapai satu juta user dalam satu tahun belakangan.

Hal ini cukup timpang jika dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya yang lebih populer. Shopee dilaporkan memiliki 31 juta user aktif, Tokopedia 17 juta user, dan Lazada 8 juta user.

Di sisi lain, Huda juga menyebut persaingan di sektor jual-beli digital tak hanya diisi oleh pemain e-commerce saja, namun juga social commerce.

Baca juga: Pakar: Nilai Ekosistem Digital Masih Datang dari Sektor E-commerce

“Social commerce seperti TikTok masih akan bertahan, karena besar sekali untuk promo dan sebagainya. Mereka sudah siap dengan dana besar untuk mengembangkan layanan marketplace,” lanjutnya.

Kendati begitu, Huda tetap melihat persaingan di sektor e-commerce yang juga telah ‘dijajah’ oleh social commerce ini seharusnya dilihat sebagai hal positif, terutama dari perspektif penjual.

“Saya rasa akan membentuk omnichannel bagi para penjualnya. Ini seharusnya bisa dilihat oleh pemain e-commerce maupun social commerce untuk bersinergi,” tutup Huda.

Diketahui, JD.ID akan berhenti menerima pesanan pengguna mulai tanggal 15 Februari 2023. JD.JD dan semua layanannya akan dihentikan pada 31 Maret 2023.

Lebih lanjut, JD.ID juga menjelaskan bahwa transaksi yang selesai sebelum tanggal penghentian layanan, perusahaan akan memenuhi pesanan seperti biasa, layanan purna jual dan dukungan akan tetap tersedia.

populerRelated Article