Home
/
Automotive

Ini Alasan Xiaomi Belum Berani Boyong Mobil Listrik SU7 ke Indonesia

Ini Alasan Xiaomi Belum Berani Boyong Mobil Listrik SU7 ke Indonesia

Vina Insyani16 January 2025
Bagikan :

Uzone.id — Menjadi mobil listrik pertama yang diluncurkan oleh Xiaomi, SU7 telah dirilis di China pada Maret 2024 lalu. Namanya juga mobil listrik perdana, SU 7 banyak menarik perhatian dari seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Sayangnya, Xiaomi SU 7 ini belum masuk juga ke pasar Indonesia dan sampai saat ini hanya tersedia di China. Bukan tanpa alasan, ternyata ada beberapa alasan kenapa mobil listrik ini belum hadir ke Indonesia. 

Wentao Zhao, Country Director Xiaomi Indonesia membenarkan banyak pihak yang menunggu Xiaomi SU7 hadir ke pasar Indonesia. Menurutnya hal tersebut akan terjadi, namun tidak dalam waktu dekat.




“Target kami untuk mobil listrik, tentunya mobil listrik ini bukan hanya untuk pasar China namun global juga. Jadi, saya percaya suatu saat nanti produk ini akan hadir juga di Indonesia,” kata Wentao dalam acara New Year Media Gathering Xiaomi Indonesia, Rabu sore, (15/01).

Meski begitu, ada beberapa hal kenapa saat ini Xiaomi SU7 belum hadir di Indonesia. Yang pertama, karena Xiaomi sendiri baru masuk ke pasar mobil listrik di China dan mereka ingin berfokus dulu di negara tersebut.

“Kenapa tidak masuk sekarang? Karena kami baru saja memulai (industri mobil listrik) ini di China dan kami perlu waktu untuk memastikan bahwa mobil tersebut aman dan semuanya sudah stabil,” ujar Wentao.

Ia juga melanjutkan, “Xiaomi agak telat memasuki pasar mobil listrik ini. Jika berbicara mengenai pasar Indonesia, saya pikir meskipun kami terlambat dibandingkan merk lain, tapi ini bukanlah hal yang besar.”




Selain masalah tersebut, Wentao juga menjelaskan bahwa perbedaan tata letak dalam kondisi mobil dimana pihaknya tentu harus menyesuaikan struktur produk mereka dengan setiap kondisi negara. 

“Selanjutnya, setiap negara memiliki perbedaan kondisi. Beberapa negara memiliki iklim dingin seperti Rusia, Jepang dan negara lainnya memiliki iklim panas, salah satunya Indonesia. Selanjutnya, posisi kemudi juga berada di sisi berbeda. China di sebelah kiri, dan Indonesia di sebelah kanan. Jadi kami harus mengatur semuanya,” tambahnya.

Tak hanya itu saja, permasalahan lainnya seperti pembangunan pabrik menjadi pertimbangan lainnya kenapa Xiaomi belum memasukkan SU7 ke negara ini.

“Dan juga Indonesia, jika kami memasuki sebuah negara, kami harus benar-benar masuk ke negara tersebut. Kami harus menyiapkan semua pabrik lokal, tim penjualan, saluran, pemasaran, layanan purna jual, semuanya. Jadi saya rasa kami butuh waktu. Tapi saya yakin Indonesia adalah pasar yang besar,” kata Wentao.

Xiaomi SU7 sendiri menawarkan 3 pilihan tipe, pertama SU7 Standar, SU7 Pro dan SU7 Max. Semuanya punya spesifikasi tinggi yang mengerikan.  

Xiaomi SU7 menggunakan platform Modena milik Xiaomi, memiliki dimensi panjang 4.997 mm, lebar 1.963 mm dan tinggi 1.455 mm. Xiaomi SU7 Standar dibekali dengan baterai LFP Blade BYD berkapasitas 73,6 kWh yang mampu menempuh jarak hingga 700 Km (berdasarkan CLTC).

Sementara untuk SU7 Pro dibekali baterai CATL Shenxing berkapasitas 94,3 kWh dengan daya jangkau 830 Km (berdasarkan CLTC). Terakhir, Xiaomi SU7 Max Performance, dibekali baterai berkapasitas 101 kWh, dengan jarak tempuh sejauh 800 Km.

Di China, Xiaomi SU7 dibanderol mulai 215.900 yuan atau Rp473 juta untuk tipe Standar, sedangkan untuk tipe Pro dijual 245,900 yuan atau sekitar Rp539 juta. Dan untuk Performance dijual 299,900 yuan atau Rp658 juta.


populerRelated Article