Ini Jajaran Direksi XLSmart Pasca XL Axiata dan Smartfren Merger
Berdasarkan pengumuman yang dipublikasikan di situs resmi XL Axiata, penunjukkan direksi baru ini dianggap menjadi tahapan penting bagi XLSmart dalam perjalanannya untuk bertumbuh, berkolaborasi, dan berinovasi.
“Dengan bangga kami mengumumkan penunjukan usulan dewan direksi XLSmart (menunggu persetujuan pemerintah dan pemegang saham). Dewan Direksi yang baru ini kebanyakan berasal dari jajaran yang telah ada sebelumnya, sehingga memiliki pengalaman relevan,” tutur Group Chief Executive Officer Axiata Group, Vivek Sood dalam keterangannya.
Perusahaan menunjuk Rajeev Sethi sebagai CEO. Ia bergabung dari Axiata dan dipercaya mampu membawa pengalaman yang luas dan pemahaman mendalam di bidang telekomunikasi. Rajeev akan memimpin kelangsungan operasional, menyelaraskan tujuan organisasi, dan memanfaatkan sinergi antar organisasi menuju perusahaan yang lebih kuat.
Berikut jajaran direksi XLSmart yang telah diumumkan:
- Presiden Director & Chief Executive Officer: Rajeev Sethi
- Director & Chief Financial Officer: Antony Susilo
- Director & Chief Technology Officer: Shurish Subbramaniam
- Director & Chief Commercial Officer: David Arcelus Oses
- Director & Chief Regulatory Officer: Merza Fachys
- Director & Chief Information Officer: Yessie D. Yosetya
- Director & Chief Enterprise and Strategic Relationships: Andrijanto Muljono
- Director & Chief Strategy and Home: Feiruz Ikhwan
- Director & Chief Human Resources Officer: Jeremiah Ratadhi
Sebagai tambahan, I Gede Darmayusa juga telah diusulkan untuk menjadi pelaksana tugas Chief Integration and Network Integration Officer. Ia akan memimpin “Tim Integrasi” untuk menyusun rencana integrasi dan transisi dengan memanfaatkan secara optimal sinergi antara XL Axiata dan Smartfren.
“Kami percaya bahwa XLSmart berada di arah yang tepat untuk meningkatkan kualitas pelayanan, memberikan solusi inovatif, serta teknologi terbaru kepada seluruh pelanggan kami yang terus bertambah. Karyawan kami adalah elemen penting bagi keberhasilan XLSmart dan kami akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan talenta yang kami miliki, termasuk meluncurkan kebijakan kompensasi yang baru dan program insentif yang menarik,” lanjut Vivek.
Dalam keterangan yang sama, Chairman Sinar Mas Telecommunication and Technology, Franky Oesman Widjaja juga mengatakan bahwa integrasi ini menandakan babak baru bagi perusahaan mapupun industri.
“Dewan direksi yang baru ditunjuk memiliki pengalaman dan visi yang luas, sesuatu yang dibutuhkan dalam menavigasi periode transisi ini, sekaligusdan memastikan XLSmart dapat terus berkembang di tengah kompetitifnya pasar telekomunikasi lokal maupun regional. Dewan direksi akan fokus menyelaraskan tujuan organisasi, memastikan keberlanjutan operasional, serta memenuhi janji-janji kami kepada klien dan pemangku kepentingan lainnya,” ungkap Franky.
Seperti diketahui, pada Desember 2024, Axiata dan Sinar Mas mengumumkan rencana merger XL Axiata dan Smartfren membentuk entitas XLSmart, yang nantinya akan memiliki nilai gabungan pra-sinergi perusahaan lebih dari Rp104 triliun, serta akan menyediakan konektivitas yang lebih baik kepada konsumen di level individu, perusahaan, dan sektor publik.
Di samping itu, merger antara kedua entitas akan merealisasikan sinergi biaya yang signifikan, dengan estimasi laju tahunan sebelum pajak sebesar USD300 hingga USD400 juta pasca integrasi selesai, melalui integrasi jaringan strategis maupun optimalisasi sumber daya.
Dengan penggabungan pelanggan seluler sekitar 94,5 juta user dan pangsa pasar seluler sebesar 27 persen, XLSmart diproyeksikan menghasilan pendapatan proforma sebesar Rp45,4 triliun dan EBITDA lebih dari Rp22,4 triliun.
Pada saat selesainya merger, pemerataan kepemilikan saham akan menghasilkan nilai hingga USD475 juta untuk Axiata. Pada penutupan transaksi, Axiata akan menerima USD400 juta, beserta tambahan USD75 juta di akhir tahun pertama, tergantung pada pemenuhan syarat- syarat tertentu.
Proses merger masih bergantung pada persetujuan pemerintah sebagai regulator dan pemegang saham, serta pemenuhan syarat-syarat umum lainnya. Bila seluruh peryaratan dan kondisi telah terpenuhi, penyelesaian merger diharapkan terjadi pada paruh pertama tahun 2025.