Home
/
Digilife

Jabar Jadi Provinsi dengan Utang Pinjol Tertinggi, Tembus Rp19 Triliun

Jabar Jadi Provinsi dengan Utang Pinjol Tertinggi, Tembus Rp19 Triliun

Sumber: unsplash.com/firmbee

Aisyah Banowati26 November 2024
Bagikan :

Uzone.id – Pinjaman online (pinjol) warga Jawa Barat menembus angka Rp19,38 triliun atau setara 26 persen dari total nilai utang pinjol nasional—data per September 2024. Nilai fantastis tersebut menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi dengan utang pinjol tertinggi di Indonesia. 

Warga menganggap jika meminjam uang lewat pinjaman online lebih mudah dan cepat dibanding meminjam ke bank. Minimnya literasi keuangan juga menjadi faktor yang membuat banyak warga Jawa Barat melakukan pinjol.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah provinsi sedang berupaya untuk mempermudah kredit perbankan kepada masyarakat kecil dan pelaku UMKM. Pemerintah menilai dengan kemudahan kredit perbankan akan menekan permintaan pinjol. 

Di bawah provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta menyusul dengan utang pinjol yang menyentuh angka Rp12,37 triliun, kemudian disusul oleh provinsi Jawa Timur sebesar Rp9,38 triliun. Berikut daftar lengkap provinsi dengan utang pinjol terbesar per September 2024: 

  1. Jawa Barat: Rp19,38 triliun
  2. DKI Jakarta: Rp12,37 triliun
  3. Jawa Timur: Rp9,38 triliun
  4. Banten: Rp6,03 triliun
  5. Jawa Tengah: Rp5,95 triliun
  6. Sumatera Utara: Rp2,47 triliun
  7. Sulawesi Selatan: Rp1,68 triliun
  8. Sumatera Selatan: Rp1,42 triliun
  9. Bali: Rp1,42 triliun
  10. Riau: Rp1,24 triliun

Bukan hanya punya nilai pinjol yang terbesar, Jawa Barat juga tercatat sebagai provinsi dengan pengguna yang paling sering menunggak cicilan. Data kredit macet atau tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) OJK mencatat, rata-rata tunggakan di Jawa Barat sebesar 3,66 persen dalam kurun waktu Januari hingga Juli 2024.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan salah satu faktor yang menyebabkan banyak masyarakat terjerat pinjol karena gaya hidup yang konsumtif. Namun, tak sedikit juga yang sengaja mengambil pinjol untuk membayar utang sebelumnya.

Tekanan ekonomi, kebutuhan mendesak, dan literasi keuangan yang rendah pun mendorong masyarakat untuk melakukan pinjol. OJK turut mengungkapkan jika generasi milenial termasuk yang paling rentan terjerat pinjol sebab mereka adalah kelompok yang rentan secara finansial.

populerRelated Article