Home
/
Automotive

Jakarta Kita: Antara Balapan Formula E dan Asap Knalpot Metromini

Jakarta Kita: Antara Balapan Formula E dan Asap Knalpot Metromini

Bagja Pratama16 July 2019
Bagikan :

Foto: Instagram @aniesbaswedan

Uzone.id - "Jakarta akan menjadi sorotan dunia, liputan media asing menggaungkan nama Jakarta, Indonesia ke masyarakat dunia. Kita sejajar dengan kota-kota maju megapolitan lainnya,"

Begitu kutipan pada caption Instagram Gubernur DKI Jakarta, @aniesbaswedan.

Kenapa Jakarta jadi sorotan? Karena mulai tahun depan, Jakarta akan menjadi tuan rumah salah satu seri balap Formula E. Balapan ‘Jet Listrik’ yang diklaim setara dengan Formula 1.

Video review dan test drive BMW Seri 3 terbaru:

"Alhamdulillah, berhasil! Jakarta akan menjadi salah satu tuan rumah balap mobil bergengsi Formula E di pertengahan tahun 2020," ungkap Anies.

Formula E merupakan balap mobil single-seater menyerupai Formula 1, namun menggunakan mesin bertenaga listrik yang lebih ramah lingkungan.

Balapan Formula E terbilang masih muda, dengan musim pertamanya digelar pada 2014/2015 silam.

Pesertanya sejauh ini Audi, Jaguar, Nissan, dan BMW. Mobil Formula E generasi terbaru bisa melaju hingga 280 km perjam.

Sejumlah mantan pebalap Formula 1 turun di ajang ini, sebut saja Felipe Massa, Pascal Wehrlein, Stoffel Vandoorne, Sebastian Buemi, atau Jean-Eric Vergne.

Musim 2018-2019 lalu ada 13 seri yang digelar. Di Asia tercatat ada tiga negara yang menjadi tuan rumah, yakni Arab Saudi, Hong Kong, dan China.

Di Indonesia, balapan akan digelar di sirkuit buatan jalan raya, di kisaran Monas, Jakarta.

Mari kita kesampingkan seru atau enggaknya balapan mobil listrik sekelas Formula, karena biar bagaimanapun, balapan pakai listrik bukan bahan bakar fosil jelas lebih bersih dan gak mencemari lingkungan.

Jelas ini event internasional—meski popularitasnya masih jauh dari popularitas gelaran motoGP misalnya atau Formula 1 sendiri.

Namun, Anies optimis kalau event ini bakal diserbu dan memproyeksikan Jakarta akan mendapatkan manfaat ekonomi sebesar 78 juta Euro atau setara dengan Rp 1,2 triliun.

Preview

Proyeksi pendapatan itu diperoleh dari jumlah wisatawan dan berimbas pada peningkatan berbagai macam sektor seperti industri konsumsi, transportasi, akomodasi, dan wisata. 

"Diperkirakan 35 ribu penonton baik internasional dan domestik akan menghasilkan transaksi ekonomi sekitar 1,6 juta Euro selama E-Prix berlangsung, baik di industri konsumsi, transportasi maupun akomodasi," ujar Anies.

Dari hasil kajiannya, Anies mengatakan Jakarta akan kebanjiran pemberitaan dari media asing yang meliput E-Prix. Nilai liputan itu Anies prediksi mencapai 15 juta Euro.

Namun, dibalik semua kemegahan tersebut, balapan masa depan ini bisa menjadi bumerang tersediri bagi Pemprov DKI.

Pertama, karena popularitasnya masih minim, bukan tidak mungkin akan sepi penonton, sehingga proyeksi jumlah penonton pun bisa meleset.

Apalagi digelar di tengah kota yang pastinya bikin kondisi lalu lintas di sekitaran sirkuit akan macet.

Ini bukan ajang Asian Games yang masih bisa menjangkau banyak kalangan dari berbagai segmen dengan harga tiketing yang juga terjangkau.

Ini balapan mobil listrik yang muahalnya minta ampun. baik buat peserta, juga penonton.

Kembali ke gelaran Asian Games—dimana udah seharusnya kita belajar dari penyelenggaraan event kelas internasional kayak begitu, kondisi Jakarta yang sebenernya pun perlu diperhatikan sebelum event Formula E digelar.

Preview

Karena seperti kata Anies, Jakarta akan jadi sorotan—sama seperti saat Asian Games, kotor dan baunya sungai di Jakarta jadi sorotan dunia.

Dan dalam konteks balapan Formula E yang udah pakai listrik dengan isu lingkungan yang menyertainya, maka Jakarta akan kembali menjadi sorotan, khususnya karena asap-asap hitam yang menyembur dari knalpot Metromini dan Kopaja cs.

Jakarta akan jadi sorotan yang kontradiktif—antara isu kebersihan lingkungan dengan kampanye balapan mobil listrik, dan semburan asap-asap hitam dari knalpot transportasi umum di sekitaran area sirkuit tempat balapan berlangsung.

Jadi, sorotannya akan sangat mirip dengan ajang Asian Games kala itu. Dianggap sekedar buang-buang duit untuk menggelar event yang kurang berfaedah ditengah perekonomian yang kembang kempis saat ini.

Buang-buang energi untuk mengkampanyekan kebersihan udara  kota Jakarta dengan balapan mobil listrik diantara asap knalpot transportasi umumnya yang bobrok.

Tapi, ya lebih baik menyesal karena udah melakukan sesuatu daripada menyesal karena gak melakukan sesuatu..

populerRelated Article