Home
/
Health

Jarang Gerak Berisiko Terkena Trombosis Vena Dalam

Jarang Gerak Berisiko Terkena Trombosis Vena Dalam

Tim27 September 2018
Bagikan :

Gaya hidup masa kini membuat sebagian besar dari kita minim mobilitas. Pada titik tertentu, perkembangan teknologi membuat orang-orang masa kini jarang bergerak. 

Jarang bergerak seperti duduk atau berdiri terlalu lama berisiko membuat darah membeku di pembuluh balik atau vena. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan istilah trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT).

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Johan Winata menjelaskan, DVT merupakan pembekuan darah yang membentuk gumpalan di pembuluh vena yang menghubungkan jaringan ke jantung sebelah kanan.

"Gumpalan ini biasanya terjadi di kaki, walaupun tidak selalu. Jadi, gejalanya bengkak di salah satu kaki atau dua-duanya," kata Johan kepada CNNIndonesia.com, Jumat (14/9).


Gumpalan darah itu dapat terbentuk karena beberapa faktor yang di antaranya aliran darah melambat, darah yang mengental atau padat, dan masalah kerusakan di pembuluh darah itu sendiri. Faktor aliran darah yang melambat menjadi penyebab paling umum pada kasus DVT.

Melambatnya aliran darah dapat terjadi karena tubuh jarang bergerak, seperti duduk atau berdiri terlalu lama.

"Pembuluh darah pada orang yang tidak bergerak cenderung pasif dan bisa melebar sehingga membuat darah menggumpal," kata Johan.


Selain itu, DVT juga rentan pada orang-orang dengan kelainan pembekuan darah, HIV, kanker saluran cerna bagian atas, pasien yang mengonsumsi obat hormonal, serta pasien pascaoperasi.

Tak cuma itu, DVT juga dapat menyebabkan komplikasi penyakit seperti nyeri, infeksi, dan emboli paru. Hal ini dapat terjadi lantaran gumpalan tersebut menyumbat aliran darah yang dikirimkan dari jantung menuju paru-paru. Akibatnya, seseorang dapat mengalami sesak napas hingga kematian jika penyakit tak ditangani dengan tepat.

Berita Terkait

populerRelated Article