Junta Militer Myanmar Putuskan Jaringan Internet Nirkabel
-
Ilustrasi (Foto: Leon / Unsplash)
Uzone.id - Warga Myanmar yang menentang junta militer kini mengalami kondisi sulit setelah junta memutuskan jaringan internet.Rezim militer pada hari Kamis (1/4/2021) memerintahkan penyedia layanan internet untuk sepenuhnya menutup layanan internet nirkabel, hanya beberapa hari setelah kelompok bisnis secara kolektif meminta penghentian gangguan layanan internet yang makin memburuk.
Dalam sebuah teks yang dikirim ke pelanggan, operator lokal Ooredoo mengatakan bahwa Kementerian Transportasi dan Komunikasi yang ditunjuk junta mengeluarkan arahan pada Kamis dengan menginstruksikan "semua layanan data broadband nirkabel untuk sementara ditangguhkan mulai hari ini hingga pemberitahuan lebih lanjut."
"Hanya kabel fiber (ke rumah) yang berfungsi mulai besok," kata seorang karyawan Ooreedoo.
BACA JUGA: Atta-Aurel Menikah Jadi Trending di Twitter, Netizen Tulis Komentar Satir
Penghentian akses internet lebih lanjut bisa menimbulkan kekhawatiran tentang memburuknya kekerasan oleh militer dan sulit diketahui oleh publik.
Hingga 31 Maret, Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik mencatat total 536 orang tewas, termasuk puluhan anak-anak, dan 2.729 orang ditahan.
Menjelang pemadaman layanan internet, media sosial dibanjiri postingan dan twit yang mencerminkan kecemasan akan pemadaman pemberitaan nantinya, dengan beberapa daftar merekomendasikan stasiun radio FM independen sebagai satu-satunya cara untuk mempertahankan momentum protes.
"Myanmar perlahan memudar dari feed Anda. Banyak dari kita takut hanya masalah waktu sebelum pemadaman total...Tolong jangan pernah berhenti berteriak untuk kami," kata sebuah twit dari seorang wanita mudah yang dikutip oleh Nikkei Asia.
Langkah pemadaman internet akan mempengaruhi komunikasi penduduk pedesaan karena jaringan serat optik tersedia terutama di kota-kota besar seperti Yagon.
Perikiraan industri yang dikutip oleh Nikkei menunjukkan sekitar 600.000 akun "fiber to the home" (FTTH) di Myanrmar.
Mytel, perusahaan patungan antara militer Myanmar dan Vietnam saat ini dilanda boikot oleh konsumen secara besar-besaran, merupakan operator terbesar di pasar FTTH. (Bangkok Post)
VIDEO Unboxing Realme 8 Pro Indonesia