Home
/
Travel

Keluhan Pengguna pada Uji Coba Kereta Bandara Soetta

Keluhan Pengguna pada Uji Coba Kereta Bandara Soetta
Shintaloka Pradita Sicca27 December 2017
Bagikan :

Kereta Api Bandara Internasional Soekarno-Hatta resmi diuji coba untuk publik, pada Selasa (26/12/2017). Sejak pagi, penumpang berdatangan ke Stasiun Sudirman Baru (BNI City) yang menjadi titik awal pemberangkatan kereta. Ada yang memang mengejar pesawat, ada juga yang hanya ingin mencoba.

Guna menjajal kereta yang dioperasikan oleh PT Railink ini, penumpang harus datang ke Stasiun Sudirman Baru yang letaknya tak jauh dari Stasiun Sudirman Lama. Di dalam gedung stasiun, masih terlihat sisa bahan dan mesin bangunan, sehingga belum terlihat rapi.

Pejalan kaki atau pengendara sepeda motor dapat berjalan beberapa meter dari parkiran. Tidak jauh dari lokasi itu, ada petunjuk yang mengarahkan pengguna untuk masuk ke dalam gedung dengan eskalator yang ramah bagi lansia, penyandang difabel, dan orang-orang yang membawa koper.

Di sebelah kiri dari ujung eskalator, pengunjung akan tiba di sebuah hall dan dapat melihat papan jadwal keberangkatan dan kedatangan Kereta Bandara Soetta. Bagi pengunjung yang datang dengan menggunakan mobil, papan jadwal tersebut dengan mudah dapat terlihat dari arah tempat parkir.

Reporter Tirto yang saat itu berangkat dengan menggunakan ojek harus sedikit melangkah ke depan untuk melihat petunjuk di mana arah ticketing dapat dilakukan. Ticketing tersedia di lantai dua, dan disediakan eskalator untuk menuju ke sana.

Baca juga: Kereta Bandara Soetta Beroperasi, Stasiun Sudirman Jadi Catatan
 
Pada pukul 09.42, suasana masih cukup lengang. Orang-orang berkumpul hanya di titik tertentu, yaitu antrean gate, di lantai 2 menuju ruang tunggu kereta di lantai 1, serta bagian ticketing di lantai 3.

Ticketing melayani pembayaran dengan menggunakan kartu debit, kredit, dan kartu e-money. Sayangnya, pada hari perdana uji coba publik Kereta Bandara Soetta ini, stasiun belum dapat melayani pembayaran e-money non-BRI dan BNI.

Untuk mendapat tiket keberangkatan, calon penumpang harus menginput data diri, meliputi nama, nomer handphone, dan alamat email. Setelah lengkap, mereka harus memilih jumlah tiket yang dibeli dan waktu keberangkatan sesuai kebutuhan.

Baca juga: Penantian Panjang Kereta Bandara Soekarno-Hatta

Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto yang memantau aktivitas uji coba perdana berbayar Kereta Bandara Soetta ini menjelaskan bahwa sistem pengisian identitas tersebut penting bagi calon penumpang yang memesan tiket melalui aplikasi Railink.

Dengan pengisian identitas tersebut, operator Railink mengkonfirmasi kebenaran pemesanan dan mengirimkan QR code yang berfungsi untuk masuk melewati gerbang menuju ruang tunggu kereta.

“Tujuan mengisi data itu untuk memperhatikan ada kemungkinan cancellation [pembatalan]," kata Heru, di Stasiun Sudirman Baru Jakarta, Selasa (26/12/2017). "Kesannya rumit, tapi itu untuk pelanggan juga. Kalau ada cancel, ke mana kami harus membayar kembalian?” 

Heru mengungkapkan belum memacak target penjualan tiket moda transportasi publik yang baru ini. Mulanya, ia sedikit pesimistis, sebab hari pertama uji coba bertepatan dengan musim liburan. Bagaimanapun, lanjutnya, kereta bandara ini menyasar segmen kalangan pebisnis yang kerap melakukan kunjungan luar kota atau luar negeri.

“Tapi ada satu sisi lain," katanya. "Mungkin banyak orang piknik [menjajal kereta bandara]." 

Baca juga: Taktik Damri Agar Tak Dilibas Kereta Bandara Soekarno-Hatta  

Tarif Promo

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menetapkan dan memberlakukan tarif promo mulai dari 26 Desember 2017 sampai 1 Januari 2018 dengan harga sebesar Rp30.000. Namun, terhitung 2 Januari 2018, akan berlaku tarif normal sebesar Rp70.000.

“Tarif tersebut berlaku untuk seluruh stasiun yang melayani tujuan Stasiun Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan sistem pembayaran cashless atau non-tunai,” kata Yado Yarismano, Vice President of Corporate Communication PT Angkasa Pura II, melalui siaran pers yang diterima Tirto, Selasa (26/12/2017).

Kereta Bandara Soeta ini memiliki total 10 rangkaian yang berkapasitas penumpang secara keseluruhan sekitar 272 orang. Moda transportasi ini ini dapat beroperasi dengan jadwal operasional mulai 03.21-22.51 WIB setiap harinya dengan total 42 perjalanan (pulang-pergi) dan durasi perjalanan yang ditempuh sekitar 55 menit.

Yado menjelaskan, rute Kereta Bandara Soetta akan melewati Stasiun Manggarai - Stasiun Sudirman baru (BNI City) - Stasiun Duri - Stasiun Batu Ceper - Stasiun Soekarno-Hatta, dan sebaliknya dari arah bandara.

Namun, untuk tahap awal, kereta bandara baru melayani naik-turun penumpang dari 3 stasiun, yaitu Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Batu Ceper, dan Stasiun Bandara Soetta.

Baca juga: Tarif Kereta Api Bandara Soetta Harus Kompetitif  

Masih Banyak Keluhan


Dalam uji coba publik ini, Tirto menjajal untuk mengukur ketepatan waktu perjalanan kereta ini. Reporter Tirto memilih jadwal keberangkatan pukul 10.51 WIB waktu tiba di Stasiun Bandara pukul 11.48 WIB. Kereta berangkat dan tiba sesuai estimasi.

Hal yang sama juga dituturkan salah seorang penumpang Kereta Bandara Soetta bernama Hendri Cahyadi (40) asal Tangerang, Banten. Ia dan keluarganya sedang berlibur ke Jakarta dan menjajal fasilitas transportasi publik yang akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Januari mendatang.

Hendri mengapresiasi transportasi tersebut. Menurut dia, fasilitas dan pelayanan kereta bandara sudah cukup baik. Namun, ia menyangsikan pelayanan dapat berjalan sesuai harapan pada pelayanan reguler usai liburan.

“Selama ticketing tidak alami kesulitan karena ada pemandunya. Tapi, kalau ke depannya mungkin ada orang-orang yang alami kesulitan karena enggak terbiasa swiping [kartu] sendiri,” kata Hendri kepada Tirto.

Hendri juga mengkritik waktu tempuh. “Harusnya lebih cepat naik kereta [ketimbang moda transportasi lain]. Ini 1 jam, kelamaan,” kata dia mengeluhkan.

Baca juga: Kereta Bandara Soetta Mampu Melaju 80 Km/Jam
 
Sementara penumpang lain, Tri Bowo (49), mengaku senang ada kereta bandara yang terintegrasi dan memiliki fasilitas yang nyaman di dalam kereta seperti AC, playlist musik, kursi busa, jendela lebar untuk melihat keadaan sekitar luar kereta, serta toilet.

Namun, menurutnya ruang antrean untuk masuk ke gate menuju ruang tunggu kereta sangat sempit dan dapat menghalangi orang yang sedang menuju ke bagian ticketing di lantai dua atau ke arah pulang.

“Antrean buat masuk ke kereta harusnya ada pembatas untuk yang lalu lalang. Jadi biar enggak tabrakan. Enggak panjang sempit. Kalau udah, harus diperhatikan harus ada jalur khusus,” kata dia.

Nasib berbeda dialami calon penumpang lain, Bram. Ia tidak bisa berangkat menuju bandara karena telah kehabisan tiket, padahal jadwal keberangkatan pesawatnya pukul 17.30 WIB. Bram mengaku dirinya telah datang ke stasiun sekitar pukul 14.00 dan mengira masih bisa mendapat tiket untuk segera berangkat ke bandara. 

“Jam 14.00 sampai di sini, waktu masih ngecek sudah penuh semua keretanya. Adanya kereta jam 16.00, sampai bandara 17.18. Takut kelewat [pesawat],” kata dia. Menurut Bram, apa yang ia alami kemungkinan dikarenakan tingginya animo masyarakat untuk menjajal alat transportasi yang baru tersebut.
Baca juga artikel terkait KERETA BANDARA atau tulisan menarik lainnya Abdul Aziz

populerRelated Article