Home
/
Digilife

Kemenkes Akui Hoax Jadi Tantangan Penyebaran Vaksin di Indonesia

Kemenkes Akui Hoax Jadi Tantangan Penyebaran Vaksin di Indonesia

-

Siti Sarifah25 March 2021
Bagikan :

Uzone.id - Hoax memang menjadi masalah dimana-mana, bahkan di segala lini kehidupan. Untuk penyebaran vaksin pun harus berlomba-lomba dengan penyebaran hoax karena saking cepatnya diterima oleh masyarakat Indonesia.

Hal ini terungkap dari curahan hati pihak Kementerian Kesehatan RI dalam webinar Google for Media awal tahun ini. Webinar yang bisa diakses di channel Youtube Google Indonesia ini menghadirkan dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid., Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, sekaligus Direktur Pencegahan Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Dalam pemaparannya, dr. Nadia menyebut jika Hasil survei yang dimiliki Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebelum proses vaksinasi berjalan menunjukkan ada sekitar 7 persen responden yang masih tidak mau mendapatkan vaksinasi dan ada 30 persen responden yang masih ragu-ragu.

Baca juga: Bagaimana GPS Smartphone Bisa Melindungi dari Covid-19

Sedangkan untuk keluar dari situasi pandemi Covid-19 dan untuk menekan angka kesakitan dan kematian, masyarakat harus menerima vaksinasi ini secara bersama-sama untuk menciptakan kekebalan kelompok.

“Informasi yang mungkin belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat sehingga terjadi misinformasi dan disinformasi menjadi tantangan utama dalam penyelenggaraan vaksinasi Covid-19. Berita yang biasa kita sebut sebagai berita hoax tersebar 30 kali lebih cepat dari berita aslinya. Dapat dikatakan bahwa dalam 1 jam berita hoax dapat tersebar ke 300 orang, sementara berita asli baru tersebar ke 60 orang. Hal ini menjadi tantangan bagi kita.” kata dr. Nadia.

Oleh karena itu Kemenkes terus berupaya untuk menyampaikan informasi dan literasi tentang vaksinasi COVID-19 untuk menghilangkan keraguan dan agar masyarakat siap untuk divaksin. Berbagai upaya dilakukan, yaitu dengan menyampaikan informasi melalui media digital dan konvensional untuk menjangkau masyarakat Indonesia yang luas dan target penerima vaksin yang sebanyak 181,5 juta jiwa.

Baca juga: Kelancaran Satu Data Vaksin Indonesia, Pemerintah Andalkan Aplikasi Ini

Dalam kesempatan itu, dia juga mengungkap jika pada tahap pertama vaksinasi yang ditujukan kepada tenaga kesehatan, sebanyak 1,4 juta tenaga kesehatan telah menerima dosis pertama dan 1,2 juta sudah mendapatkan dosis kedua.

Sementara itu, vaksinasi tahap kedua yang ditujukan untuk usia diatas 60 tahun dan juga pekerja pemberi pelayanan publik juga mulai berjalan. Sebanyak 1,1 juta pemberi pelayanan publik dan 540.000 orang berusia diatas 60 tahun saat ini sudah tervaksinasi dosis pertama

populerRelated Article