Home
/
News

Kim Jong-nam Dipastikan Tewas Akibat Racun Saraf    

Kim Jong-nam Dipastikan Tewas Akibat Racun Saraf    
Indira Rezkisari24 February 2017
Bagikan :

Pihak berwenang Malaysia memastikan bahwa saudara seayah dari pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, Kim Jong-nam tewas akibat racun saraf yang sangat mematikan. Racun jenis agen saraf VX ditemukan masuk ke dalam tubuhnya, dengan cara disemprotkan melalui kulit. 

Agen saraf XV adalah racun kimia yang diklasifikasikan sebagai salah satu senjata pemusnah massal oleh PBB. Kim Jong-nam terkena zat tersebut saat berada di terminal keberangkatan Bandara Internasional Kuala Lumpur. 

Dari rekaman CCTV bandara, Kim Jong-nam yang tengah berada di keramaian secara tiba-tiba didekati oleh dua perempuan, diperkirakan pada 13 Februari lalu. Mereka kemudian terlihat menyeka sesuatu ke wajah pria berusia 46 tahun itu dan seketika pergi menjauh. 

Kim Jong-nam meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Kepolisian Malaysia kemudian melakukan investigasi, salah satunya dengan memeriksa jenazah korban secara keseluruhan. 

"Racun kimia berupa agen saraf terdeteksi ada dalam penyeka yang digunakan untuk mengelap area mata dan wajah Kim Jong-nam. Kami juga masih melakukan penyelidikan apakah ada kemungkinan bahan kimia lainnya mungkin digunakan sebagai senjata," ujar Kepala Kepolisian Malaysia Khalid Abu Bakar dilansir BBC, Jumat (24/2). 

Racun kima berupa agen saraf VX yang masuk ke kulit kemungkinan mempengaruhi sistem saraf manusia dalam waktu hanya beberapa menit. Pertama kali, seseorang yang terkena akan merasa gemetar, hingga kemudian tewas seketika. 

Terkait pembunuhan Kim Jong-nam, Kepolisian Malaysia telah melakukan penangkapan terhadap dua perempuan yang merupakan warga Vietnam dan Indonesia. Kemudian lima warga Korut juga ditahan dan proses penyelidikan hingga saat ini masih berjalan. 

Pihak berwenang Malaysia hingga saat ini belum memberikan keterangan terkait apakah kemungkinan Pemerintah Korut berada di balik pembunuhan dengan racun kimia tersebut. Namun pihaknya mengisyaratkan bahwa rezim dari negara terisolasi itu memiliki kemungkinan paling besar. 

populerRelated Article