Home
/
Automotive

Kok Banyak Politisi Ngomongin Esemka? Mereka Paham?

Kok Banyak Politisi Ngomongin Esemka? Mereka Paham?

Bagja Pratama08 September 2019
Bagikan :

Uzone.id - Esemka adalah sebuah produk otomotif—bukan politik. Tapi entah kenapa, kok yang berkomentar malah kebanyakan politisi ya? kemana para teknisi?

Saat peluncuran perdana Esemka, langsung rame pembicaraan soal Esemka. Kebanyakan, mempermasalahkan mobil ini dari mana asalanya.

Jarang yang ngebahas soal spesifikasi, fitur, harga, sampai selayak apa mobil ini dipakai untuk kerja keras mendukung usaha publik.

Tapi ya mau gimana, sebagai politisi tentu harus paham semua hal layaknya Tuhan, mulai dari urusan agama sampai urusan perotomotifan kayak begini.

VIDEO Esemka Diluncurkan, Netizen Saling Serang:

Partai Gerindra

Partai Gerindra menyoroti mobil Esemka yang peluncuran perdana mobil dan fasilitas produksinya dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Gerindra meragukan Esemka sebagai mobil karya anak bangsa Indonesia.

Melalui mulut politikus Gerindra Andre Rosiade, Gerindra mempertanyakan kemiripan Esemka dengan mobil China.

"Mohon maaf, Pak Jokowi. Saya mau tanya, kok mobil Esemka yang pabriknya diresmikan kemarin mirip dengan mobil produk China alias Tiongkok?" kata Andre.

"Apakah ini produksi dalam negeri atau merakit mobil dari Tiongkok tapi dikasih merek Esemka? Mohon pencerahannya, Pak Jokowi,” tambahnya.

Partai Gerindra menyebut, pabrik Esemka di Boyolali hanya digunakan untuk merakit komponen bodi dan interior. Gerindra menyebut mesin sudah terpasang pada rangka pada saat diimpor.

Partai Golkar

Beda dengan Gerindra yang meragukan, partai Golkar malah mempertanyakan Gerindra yang malah nyinyir.

Menurut Golkar, seharusnya peluncuran mobil produk dalam negeri disambut dengan baik, bukan sebaliknya.

"Mereka ini maunya apa sih? Presiden Jokowi memenuhi harapan rakyat untuk mendorong mobil berbasis pada industri dalam negeri kok masih nyinyir. Memang kalau orang yang tidak punya prestasi ya hanya bisa nyinyir dan sinis," kata Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily.

"Kita tahu bahwa dalam Pilpres 2019 yang lalu mobil Esemka ini kerapkali dijadikan sebagai alat politik untuk menyerang Presiden Jokowi. Setelah diluncurkan, kok masih saja begitu," imbuh dia.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu mengatakan mobil Esemka memang belum sepenuhnya berkonten dalam negeri dan baru mencapai sekitar 60 persen aja komponen lokalnya.

Golkar berharap banyak pihak bangga atas rintisan mobil yang dibuat di dalam negeri yang sepenuhnya dihasilkan dari sektor swasta.

“Mobil bermerek Esemka merupakan produksi PT Solo Manufaktur Kreas,i yang menyerap komponen otomotif dalam negeri, khususnya yang diproduksi Industri Kecil dan Menengah (IKM)," tutur Ace.

Partai PAN

PAN juga ikut menanggapi dan menganggap kelahiran Esemka sebagai polemik yang harus segera diakhiri.

PAN meminta PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) menjelaskan detail soal produksi Esemka.

"Polemik soal mobil Esemka ini harus diakhiri. Harus dimulai dari keterbukaan pihak manajemen mobil Esemka. Mereka perlu menjelaskan berbagai hal terkait produksi mobil Esemka tersebut,” ujar Wasekjen PAN, Saleh Partaonan Daulay.

Pihak manajemen dituntut untuk menjelaskan investor yang terlibat, tenaga ahli yang bekerja, sistem distribusi dan pemasaran, serta hal-hal lain yang perlu diketahui masyarakat.

"Mungkin karena sudah lama ditunggu-tunggu, akhirnya ada pertanyaan-pertanyaan bernada ingin tahu dari masyarakat. Sebagai calon konsumen, masyarakat tentu punya hak untuk mendapatkan informasi. Lagian, tidak perlu ada yang ditutup-tutupi dalam setiap pekerjaan yang diyakini dan dinilai baik," bebernya.

Partai PKS

PKS pun ikut berkomentar. Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS, Nasir Djamil, mengatakan publik perlu tau komponen mobil Esemka buatan luar atau lokal.

Dirinya juga mengusulkan agar Esemka diuji dulu sebelum diluncurkan.

"Artinya, harus diketahui juga komponen Mobil Esemka apakah lokal atau dari luar, kemudian ciri-ciri seperti apa? Apakah sama dengan mobil di luar," kata Nasir.

Menurut Nasir, tidak perlu buru-buru menetapkan Esemka jadi mobil nasional. Hal itu berkaca pada kegagalan mobil nasional di era Presiden Suharto.

"Nggak boleh buru-buru juga menetapkan Esemka sebagai mobil nasional. Kita punya pengalaman buruk ketika masa Orde Baru, yang tidak lain adalah putra presiden sendiri. Karena itu, harus hati-hati kita, orang sekitar presiden juga harus hati-hati juga jangan sampai kemudian mencari muka kemudian mengusulkan mobil Esemka jadi mobil nasional," ujarnya.

Partai PDIP

Ketika partai Gerindra meragukan Esemka, PDIP pun langsung merespon. PDIP meminta Gerindra gak harus nyinyir terus.

"Yang paling penting, ayo didukung jangan dikecam melulu. Dulu dibilang hoax, sekarang ada masih salah juga," kata Politikus PDIP, Eva Kusuma Sundari.

Eva mengatakan seharusnya Gerindra mendukung Esemka. Sehingga, ke depannya industri otomotif dalam negeri semakin maju dan bisa bersaing hingga ke mancanegara.

"Ayo pikirkan bagaimana agar makin kuat, berlanjut, bisa ngembangin banyak model untuk pasar dalam negeri dan luar negeri. Gerindra kan pendukung berdikari termasuk otomotif juga dong," tuturnya.

Pihak Istana Negara

"Seribu kali kita komentari soal apa yang dilakukan mobil Esemka, oleh pemerintah, oleh ini itu seribu kali tetap dinyinyiri," kata Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.

Eh sebentar-sebentar, ini kenapa jadi pihak Istana segala ikut komen? Katanya bukan mobil nasional, jadi seharusnya gak ada urusan dengan pemerintah ya.

Tapi coba kita terusin komentarnya. Ngabalin meminta Andre dan Gerindra memberikan kritik yang membangun. Bukan sekadar nyinyir dengan apa yang dilakukan pemerintah.

Ngabalin juga mempersilakan DPR memanggil pemerintah untuk menjelaskan soal mobil Esemka. Jadi, kata dia, tidak ada lagi kesimpangsiuran terkait mobil Esemka ini.

"Supaya tidak seliweran simpang siur, DPR kan punya fungsi kontrol kepada pemerintah, jangan berteriak-teriak seperti gelandangan di tengah jalan, nggak usah, panggil aja pemerintah ke DPR. Jadi panggil aja ke DPR, susah banget. Ada kan regulasinya itu," tegasnya.

Eh, ini gue nulis soal politik atau otomotif sih? Tapi lucu dan kocak sih kalian semua..

populerRelated Article