Home
/
News

Mandor Pabrik Kembang Api Tewas Bersama Istri dan 18 Tetangga

Mandor Pabrik Kembang Api Tewas Bersama Istri dan 18 Tetangga

Martahan Sohuturon27 October 2017
Bagikan :

Sutisna alias Merem menjadi korban tewas dalam kebakaran yang terjadi di pabrik kembang api milik PT Panca Buana Cahaya Sukses, Jalan Raya Salembaran, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (26/10).

Sosok yang bertindak sebagai mandor itu tewas bersama istrinya, Rohini, dan 18 tetangganya di Rukun Warga (RW) 15, Desa Belimbing, Kosambi yang turut menjdi karyawan di pabrik tersebut.

“Ada 20 warga di sini yang jadi korban meninggal. Mereka semua bekerja di sana," kata Ketua RW 15 Tamsir di Desa Belimbing, Jumat (27/10).

Tamsir menuturkan, Sutisna merupakan sosok yang merekrut sejumlah warga RW 15 Desa Belimbing untuk bekerja di pabrik kembang api tersebut.


Menurutnya, Sutisna sedang mengawasi pekerjaan para karyawan pabrik saat kebakaran terjadi. Sutisna dan Rohini tidak mengajak dua anaknya ke pabrik pada hari itu.

"Pas mereka kerja, anaknya dua orang tidak ikut, selamat," ujar Tamsir.

Setelah kebakaran terjadi, Tamsir langsung berupaya mendata warga RW 15 Desa Belimbing yang bekerja sebagai sebagai karyawan di pabrik kembang api.

Data nama warga RW 15 Desa Belimbing korban tewas insiden kebakaran di pabrik kembang api yang berhasil ia kumpulkan selain Sutisna dan Rohini adalah Owir, Subaika, Halima, Rama, Neli, dan Ana.


Kemudian Alma, Robiya, Diyanah, Sugiyati, Santi, Rohima, Putri, Omah, Maryati, Marwati, Pariya, dan Juliyana.

Saat ini ia dan sejumlah warga saling tolong-menolong untuk memberikan informasi dan membawa pihak keluarga ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur untuk proses pendataan.

Lebih lanjut, Tamsir mengakui di antara warga RW 15 Desa Belimbing yang bekerja di pabrik tersebut, ada yang masih di bawah umur atau di bawah usia 18 tahun.

"Ada juga yang usia 15 sampai 17 tahun," kata Tamsir.


Tamsir mengaku sempat masuk ke dalam pabrik saat pabrik baru berdiri beberapa bulan lalu untuk mengantarkan pasir.

Di dalam itu dia melihat pabrik memproduksi kembang api berbahan kawat dan petasan atau mercon.

"Di dalam itu pasir diayak jadi mercon. Jadi kembang api yang kawat sama petasan banting," kata Tamsir.

Berita Terkait

populerRelated Article