Mark Zuckerberg Move on ke AI, Metaverse Pelan-pelan ‘Mati’?
Ilustrasi foto: Metaverse (Nurphoto/Getty Images)
Uzone.id — Setidaknya sudah 2 kali Mark Zuckerberg mengumumkan akan mengembangkan teknologi AI untuk produk-produknya, yang pertama ada LLaMA dan yang baru diumumkan adalah AI untuk platform chatting mereka.
Dari yang sebelumnya keukeuh dengan metaverse, Mark Zuckerberg akhirnya goyah ketika melihat tren AI yang makin populer di kalangan raksasa teknologi dunia. Jika sudah begini, bagaimana nasib metaverse nantinya?Teknologi virtual reality metaverse kemungkinan akan pelan-pelan terkubur, terlupakan dan pada akhirnya akan ‘mati’ begitu saja tanpa ada pengumuman resmi.
Melansir dari The Street, Senin, (03/06), Zuckerberg sempat sesumbar kalau metaverse adalah masa depan dari teknologi.
Baca juga: Zuckerberg Kembali Berulah, Demam AI Merambah ke WhatsApp dan Messenger?
Saking pede-nya, di tahun 2021 dan 2022 divisi yang menangani metaverse, Reality Labs banyak mengucurkan uang namun juga mencatat kerugian hingga USD24 miliar. Bahkan di tahun 2022 saja, mereka menghabiskan sekitar USD13,7 miliar.
Dan, kerugian tersebut akan terus mereda dalam beberapa bulan yang akan datang karena metaverse sendiri bisa dibilang sudah sekarat dan akan berakhir.
Kemunduran metaverse sebenarnya sudah ditandai dengan perginya lebih dari 100 ribu pengguna pada Oktober tahun lalu.
Lalu saat ini, disaat ChatGPT naik daun, Zuckerberg mulai banting setir dan mulai memfokuskan perhatiannya pada teknologi lain yang lebih menggoda dan menjanjikan, AI atau Kecerdasan Buatan.
Dengan pengumuman 2 teknologi AI yang akan dikembangkan oleh Meta, Zuckerberg seakan memberi tanda ‘kematian’ pada teknologi metaverse.
Baca juga: Meta Ikut-ikutan Bikin Layanan Bahasa Berbasis AI, Saingan ChatGPT?
“Kami mulai dengan menyatukan banyak tim untuk mengerjakan AI generatif di seluruh perusahaan menjadi satu grup yang berfokus untuk membangun pengalaman menyenangkan seputar teknologi ini,” ujarnya pada akhir Februari lalu.
Ia juga mengatakan kalau dalam jangka pendek, perusahaan akan fokus membangun alat kreatif dan juga ekspresif, dan mengembangkan persona AI yang dapat membantu orang dalam berbagai cara.
Dan teknologi ini mulai dilakukan dengan membangun alat yang kemungkinan akan menyaingi ChatGPT, karena AI dari Meta nantinya akan dimasukkan dalam WhatsApp dan Messenger.