Home
/
Automotive

Maut di Tol Ciawi: Truk 'Pencabut Nyawa' Masih Jadi Ancaman di Jalanan

Maut di Tol Ciawi: Truk 'Pencabut Nyawa' Masih Jadi Ancaman di Jalanan

Brian Priambudi05 February 2025
Bagikan :
Uzone.id - Kecelakaan maut yang disebabkan oleh truk rem blong kembali terjadi di Gerbang Tol Ciawi, Selasa (4/2) malam. 

Dengan adanya insiden ini, menambah banyaknya rentetan truk yang mengalami rem blong hingga terjadi kecelakaan yang melibatkan nyawa pengendara masih mengancam jalanan Indonesia. 

Insiden di Gerbang Tol Ciawi, diketahui mengakibatkan 19 orang menjadi korban. Di antaranya 11 orang mengalami luka-luka dan sisanya meninggal dunia. 

Berdasarkan keterangan dari Kapolresta Bogor Kota, kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Ciawi, Jawa barat, ini dipicu oleh truk yang mengalami rem blong. Setidaknya 6 kendaraan yang ada di depan truk turut terlibat dan gerbang tol setempat pun mengalami kerusakan. 



Djoko Setidjowarno selaku pengamat transportasi pernah menyebutkan hal ini akan terus terjadi. Alasannya adalah karena pemerintah tidak serius dalam menangani carut marut angkutan logistik, serta pengawasan yang belum optimal. 

"Kecelakaan angkutan logistik setiap hari terjadi di negeri ini, bahkan bisa mencapai tujuh kali kejadian dalam sehari. Armada truk menduduki peringkat kedua penyebab kecelakaan lalu lintas meski jumlah armada truk lebih sedikit ketimbang kendaraan roda empat. Pengawasan terhadap operasional angkutan barang belum maksimal," ujar Djoko saat dihubungi Uzone.id

Menurut Djoko, rangkaian kecelakaan yang melibatkan truk dikarenakan kondisi kendaraan yang kurang terawat. Setiap terjadinya rem blong yang mengorbankan nyawa pengguna jalan, seolah-olah tidak menjadi pelajaran dan segera dibenahi. 

"Seolah tidak belajar dari berbagai insiden sebelumnya, kejadian-kejadian ini mencerminkan lemahnya tata kelola serta kurangnya upaya perbaikan yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah," ungkapnya. 



Padahal Komisi Nasional Keselamatan Transportasi mencatat masalah kegagalan pengereman pada truk kerap terjadi karena tidak adanya regulasi wajib untuk perawatan rem sebagai upaya preventif.  Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu menyarankan pemerintah untuk tidak bertindak reaktif saja. 

Menurutnya pemerintah harus bertindak secara cerdas dan terencana agar kecelakaan yang disebabkan oleh truk yang mengalami rem blong tak lagi berulang. 

"Kalau sudah bertindak cerdas dan terencana tapi kecelakaan lalu lintas masih tetap terjadi, baru kita bisa bilang itu nasib. Tetapi kalau kondisi pembiaran itu terjadi terus menerus, tidak bisa dikatakan itu nasib dan tidak bisa pula kesalahannya dibebankan pada Masyarakat. Pemerintah harus bertanggungjawab," pungkas Djoko. 

Perlu diketahui, selain kecelakaan truk di GT Ciawi, terdapat beberapa kecelakaan lain yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Seperti kejadian di Tol Pandaan-Malang dan Tol Cipularang yang terjadi di akhir tahun kemarin.

populerRelated Article