Home
/
Lifestyle

Melanglang Buana hingga Eropa, 4 Fakta Kopi Medan Haji Rawi

Melanglang Buana hingga Eropa, 4 Fakta Kopi Medan Haji Rawi

Angga Roni Priambodo07 July 2019
Bagikan :

Salah satu kuliner otentik yang memancing rasa penasaran di gelaran hari kedua Prambanan Jazz 2019, yakni Kopi Medan Haji Rawi.

Gerai dengan tagline 'kopi khas sejak 1922' ini seketika menarik perhatian tim Suara.com ketika menyambangi event akbar tahunan tersebut.

Siapa sangka, brand yang baru dirintis sejak tahun 2017 ini merupakan usaha keluarga turun-temurun yang dimulai sejak tahun 1922, jauh di Medan, Sumatera Utara.

Suara.com mencatat 4 fakta menarik dari Kopi Medan Haji Rawi di sini. Apa saja?

Tak mudah peroleh restu keluarga

Martino Purbandono alias Doni, pengelola Kopi Haji Rawi (Suara.com Aditya)
Preview
Martino Purbandono alias Doni, pengelola Kopi Haji Rawi (Suara.com Aditya)

Berawal dari warung kopi kecil, Martino Purbandono yang akrab disapa Doni, salah seorang pengelola Kopi Haji Rawi berinisiatif mengembangkan usaha keluarganya di Yogyakarta.

Sejak inisiatif itu terbesit sedari tahun 2009, Doni baru memperoleh restu sang keluarga besar pada tahun 2017 untuk memboyong resep turun temurun di bawah bendera Kopi Medan Haji Rawi.

''Dari 2009 aku berniat buka warung kopi dengan resep Haji Rawi, tapi baru tahun 2017, aku diizinkan bikin kedai dengan resep keluarga,'' ujar Doni pada Suara.com saat ditemui di stand nya di Prambanan Jazz 2019.

Melanglang buana

Sebelum Doni mengembangkan Kopi Medan Haji Rawi, bubuk kopi turun temurun ini sudah diekspor ke berbagai negara di Eropa. Salah satunya Belanda.

''Kopi Sidikalang dari kebun keluarga itu sudah diminati banyak negara di Eropa. Salah satu yang jadi langganan Belanda,'' tutur Doni.

Menu andalan

Pengolahan Kopi Haji Rawi di Prambanan Jazz 2019 (Suara.com Aditya)
Preview
Pengolahan Kopi Haji Rawi di Prambanan Jazz 2019 (Suara.com Aditya)

Selain kopi saring Haji Rawi yang jadi menu andalan gerai asuhan Doni, beberapa menu lain macam kopi susu tarik, teh tarik, dan kopi bandrek merupakan deret menu wajib yang harus dicicipi tatkala menyambangi gerai Kopi Medan Haji Rawi.

''Tapi yang jadi daya tarik utama Haji Rawi dan membedakannya dengan kopi hari ini tentu kopi tarik nya,'' pungkas Doni.

Dibuat dengan pengolahan khusus

Kopi Medan H. Rawi di Prambanan Jazz 2019. (Arendya/Suara)
Preview
Kopi Medan H. Rawi di Prambanan Jazz 2019. (Arendya/Suara)

Satu hal yang membuat kopi Haji Rawi begitu istimewa yakni teknik pengolahan dengan mencampurkan (blend) kopi Arabica dan Robustanya nan khas.

''Yang membedakan Haji Rawi dengan kopi pada umumnya yakni teknik blend antara Robusta dan Arabica nya, itu resep rahasia keluarga,'' ujar Doni.

Selain itu, semua bahan menu andalan di Kopi Medan Haji Rawi juga didatangkan langsung dari Sidikalang, Sumatera Utara.

Tak terkecuali teh Kayu Aro yang didatangkan dari Kerinci dan bumbu merah yang terbuat dari udang kecepe nya nan lezat dan dihadirkan langsung dari Medan.

Butuh 1 ton kopi dalam sebulan

Tak sembarangan, dalam sebulan Doni pun hanya diberi jatah kopi sebanyak 1 ton saja dari keluarganya di Sumatera Utara.

Sementara dalam sehari, gerai miliknya dapat menghabiskan sekitar 2 hingga 3 kilo bubuk kopi.

Nah, untuk kamu yang penasaran dengan cita rasa Kopi Medan Haji Rawi, sambangilah gerainya yang bertempat di Sanggrahan, Purwomantani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

 

Berita Terkait:

populerRelated Article