Home
/
Health

Mendeteksi Risiko Penyakit Berdasarkan Posisi Tidur

Mendeteksi Risiko Penyakit Berdasarkan Posisi Tidur

Ajeng Quamila13 February 2017
Bagikan :

Anda mungkin sudah tak asing lagi dengan betapa menderitanya tubuh setelah tidur salah bantal. Barang nengok sedikit saja bikin ingin menjerit, belum lagi harus berurusan dengan sakit kepala yang bikin mood jadi uring-uringan seharian.

Tapi apakah Anda tahu bahwa posisi tidur dapat memiliki efek lain pada kesehatan tubuh Anda, dan bahkan menambah atau mengurangi risiko penyakit tertentu?

Beda posisi tidur ternyata risiko kesehatannya juga berbeda

Posisi tidur yang berbeda — entah itu telentang, tengkurap, hingga meringkuk seperti bayi dalam kandungan — dipercaya menimbulkan masalah kesehatan yang berbeda pula. Yang mana posisi tidur favorit Anda?

Tidur telentang

Sebuah studi asal Israel yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan bahwa orang yang suka tidur telentang lebih sering mengalami sleep apnea (kondisi yang menyebabkan pernapasan sering berhenti selama tidur) dan juga hypopnea (periode pernapasan dangkal yang abnormal).

Ini karena ketika Anda berbaring telentang, gravitasi menyebabkan langit-langit lunak di ujung rahang dalam dan pangkal lidah mengendur dan merosot ke belakang tenggorokan, yang dapat beberapa orang jadi sulit bernapas.

Namun demikian, sah-sah saja untuk tidur telentang bagi orang yang tidak memiliki faktor kesehatan risiko tertentu, seperti penyakit jantung, sleep apnea, atau gangguan saraf yang memengaruhi kemampuan menelan. Tidur telentang dapat mengurangi masalah nyeri punggung dan leher. Alasannya, tidur telentang membantu keselarasan tulang punggung dan leher, karena tulang belakang yang berada pada posisi yang lebih netral.

Ada satu lagi manfaat dari posisi tidur telentang. Banyak bukti studi yang melaporkan bahwa tidur telentang mencegah kulit wajah membentuk kerutan yang lebih dalam karena mata dan pipi Anda tidak tergencet dan lecek bergesekan dengan bahan sarung bantal.

Tidur tengkurap

Posisi tidur tengkurap mungkin bisa dinobatkan sebagai posisi tidur terburuk. Tidur tengkurap telah dilaporkan dapat meratakan kurva alami tulang belakang dan menyebabkan nyeri punggung bawah. Tidur tengkurap juga membuat Anda secara tidak sadar memelintir leher ke kanan atau ke kiri selama tidur.

Ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada sendi leher yang cukup parah dan bahkan hingga kerusakan serius jika tidak ditangani dengan baik.

Selain itu, jika Anda memiliki masalah kesehatan atau gangguan pernapasan tertentu, posisi tidur telentang bisa memicu kambuhnya masalah Anda. Tidur telentang dapat mengganggu jalur pernapasan, satu dari banyak faktor untuk sleep apnea.

“Tapi jika Anda bisa tidur nyenyak tanpa masalah apapun dengan tidur telentang, tak apa untuk melanjutkannya,” ungkap Dr. Carol Ash, direktur divisi kedokteran tidur dari Meridian Health new Jersey, dilansir dari Today, yang juga menuturkan bahwa posisi tidur tengkurap tidak memberikan manfaat kesehatan apapun.

Tidur menyamping

Tidur menyamping pada umumnya merupakan posisi terbaik untuk kesehatan dan kesejahteraan tubuh. Tidur menyamping membuka saluran udara sehingga dapat meningkatkan aliran udara ke paru-paru, sementara juga meningkatkan sirkulasi darah ke jantung. Oleh karena itu, ibu hamil juga direkomendasikan untuk tidur miring karena posisi ini mampu meningkatkan aliran darah segar ke rahim.

Tidur miring juga merupakan posisi tidur terbaik untuk memelihara kesehatan otak. Tidur menyamping memudahkan otak untuk mengikis plan amiloid beta yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer dan demensia.

Posisi tidur ini bekerja lebih baik untuk mengangkat beban berat dari pinggul dan punggung daripada posisi tidur lainnya. Di sisi lain, posisi tidur miring dapat menyebabkan nyeri bahu karena Anda terlalu lama menumpu hampir seluruh berat badan Anda selama tidur hanya pada satu sisi bahu. Ini kemudian juga dapat menimbulkan nyeri punggung bawah pada beberapa orang.

Tidur miring di sisi kanan

Tidur miring di sisi kanan tubuh terkait dengan peningkatan gejala refluks asam lambung. Salah satu alasan yang paling mungkin adalah bahwa tidur di sisi kanan memicu relaksasi sfingter (cincin otot) di dasar kerongkongan yang seharusnya berfungsi sebagai penahan cairan asam lambung untuk mengalir balik ke atas, walaupun teori ini belum sepenuhnya terbukti.

Tidur miring di sisi kiri

Sebaliknya, ketika Anda berbaring di sisi kiri Anda (sisi di mana lambung berada), sebagian dari organ perut jadi terletak lebih rendah dari kerongkongan, sehingga asam lambung lebih sulit untuk bermigrasi balik menuju kerongkongan. Juga, tekanan sfingter mungkin lebih besar di posisi tidur ini.

Tapi sejumlah studi melaporkan bahwa mereka yang biasa tidur di sisi kiri tubuh lebih sering mengalami mimpi buruk daripada orang-orang yang tidur miring di sisi kanan, yang cenderung melaporkan memiliki bunga tidur yang lebih positif dan kualitas tidur yang lebih baik.

The post Mendeteksi Risiko Penyakit Berdasarkan Posisi Tidur Favorit appeared first on Hello Sehat.

populerRelated Article