Home
/
Health

Mengapa Lembur Lebih dari 150 Jam Bisa Membunuh Seseorang?

Mengapa Lembur Lebih dari 150 Jam Bisa Membunuh Seseorang?

Chaerunnisa10 October 2017
Bagikan :

Seorang perempuan berusia 31 tahun di Jepang menghabiskan lebih dari 150 jam lembur dalam sebulan hingga kemudian ditemukan meninggal dunia akibat gagal jantung kongestif.

Miwa Sado adalah seorang jurnalis untuk organisasi penyiaran publik nasional Jepang, NHK. Menurut surat kabar Asahi Shimbun, otoritas ketenagakerjaan kemudian mengatakan kematian Sado karena "kerja paksa".

Tingkat stres yang tinggi dapat membuat jantung bekerja lebih keras daripada biasanya. Dalam keadaan sangat langka, para ahli mengatakan, hal ini berpotensi menyebabkan kematian. Lalu, apa yang stres lakukan terhadap jantung?

Stres memengaruhi setiap orang secara berbeda. Tapi ada dua jenis stres emosional yang bisa berdampak pada jantung, menurut Dr. Alan Yeung, direktur medis di Stanford Cardiovascular Health.

Stres akut biasanya terjadi tiba-tiba setelah kejadian traumatis, seperti kecelakaan mobil atau gempa bumi, sementara stres kronis meningkat seiring berjalannya waktu.

"Perilaku tidak sehat, seperti pola makan yang buruk atau tidak berolahraga, juga terkait dengan stres kronis ketika bekerja berjam-jam, dan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah atau kolesterol," kata Yeung.

Ketika seseorang menghadapi tingkat stres tinggi, detak jantung dan tekanan darah juga akan terus meningkat.

"Tingginya jenis stres tersebut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung dan gagal jantung. Apalagi bagi orang-orang yang sudah memiliki masalah jantung seperti penyakit jantung," ungkap Yeung.

Gagal jantung terjadi saat jantung tidak memompa dan juga harus memberikan darah kaya oksigen dalam jumlah yang tepat ke sel tubuh, menurut American Heart Association.

Lebih dari enam juta orang Amerika menderita gagal jantung (gejala yang dapat mencakup sesak napas, batuk kronis, kelelahan, mual, bingung atau kurang nafsu makan) dan lebih dari 900.000 kasus baru didiagnosis setiap tahunnya.

Siapa pun bisa mengalami gagal jantung, tapi itu menjadi lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia, dan kebanyakan orang yang memiliki masalah jantung cenderung memiliki kondisi jantung yang lain terlebih dahulu. Ini berkembang seiring berjalannya waktu, dan dengan pengobatan dan obat-obatan yang tepat, gagal jantung seringkali bisa ditangani. Sebaliknya, tanpa adanya intervensi, bisa berakibat fatal.

Seberapa besar kemungkinannya untuk mati karena terlalu banyak bekerja?

Mungkin saja, tapi sangat tidak mungkin. Yeung mengatakan bahwa gagal jantung akibat stres mungkin akan berakibat fatal jika berbagai faktor terjadi bersamaan, termasuk periode stres yang lama, situasi stres yang mendadak dan berpotensi mendasari kondisi jantung.

"Bekerja sampai mati, itu sangat langka. Kebanyakan orang mudah-mudahan bisa menemui dokter dan menguranginya," kata Yeung.

Apakah bisa dicegah?

Orang yang memiliki gejala kondisi jantung harus segera mencari pertolongan medis, kata Yeung. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres sebelum menjadi masalah. Beberapa cara yang diketahui untuk mengurangi stres termasuk berolahraga, makan sehat, tidak merokok, mencari waktu tenang atau istirahan dan mendapat dukungan dari teman dan keluarga. (Time)

populerRelated Article