Meta Kena Gugat Gara-gara Ketahuan Latih AI Pakai Buku Bajakan
Uzone.id — Saat ini, raksasa teknologi tengah berlomba-lomba memberikan ‘ilmu’ kepada produk AI mereka agar semakin pintar dan mudah memahami manusia. Biasanya, mereka melatih AI-AI ini dengan miliaran data dari sumber yang (seharusnya) legal.
Tapi, berbeda dengan Meta. Perusahaan milik Mark Zuckerberg ini ketahuan menggunakan versi bajakan dari buku-buku yang memiliki hak cipta untuk melatih sistem AI mereka. Lebih parahnya, penggunaan buku bajakan ini di-approve langsung oleh Mark Zuckerberg.Alhasil, author dari buku-buku tersebut melayangkan tuntutan dan telah dilayangkan ke pihak pengadilan. Ada penulis dan jurnalis Ta-Nehisi Coates, penulis dan komedian Sarah Silverman serta penulis lainnya yang ikut dalam tuntutan tersebut.
Melansir dari Reuters, Sabtu, (11/01), para penulis ini menuntut Meta atas pelanggaran hak cipta pada hari Rabu ke pengadilan federal California.
Mereka mengatakan bahwa dokumen internal Meta selama proses penyelidikan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengetahui bahwa karya-karya tersebut merupakan hasil bajakan.
Para penulis menemukan pernyataan bahwa Meta menggunakan dataset pelatihan AI LibGen, yang diduga mencakup jutaan karya bajakan, dan mendistribusikannya melalui torrent peer-to-peer.
Ada juga bukti bahwa Zuckerberg menyetujui penggunaan dataset LibGen meski terdapat kekhawatiran bahwa dataset tersebut merupakan dataset bajakan.
Kasus ini bukan kasus baru, tuduhan ini telah dilayangkan pada 2023 lalu oleh para penulis dan terus melakukan penyelidikan demi bukti-bukti baru yang menguatkan tuduhan mereka.
Kasus ini merupakan salah satu dari beberapa kasus yang menuduh bahwa karya yang memiliki hak cipta dari penulis, seniman, dan lainnya digunakan untuk mengembangkan produk AI tanpa izin.
Para tergugat–termasuk Meta berargumen bahwa mereka menggunakan materi berhak cipta secara wajar. Namun, dengan bukti baru ini, Meta kemungkinan harus kalah karena menggunakan karya tanpa izin dan bajakan.
Meta sendiri belum memberikan keterangan resminya terkait bukti baru ini, namun hal ini menambah daftar baru permasalahan Meta dengan beberapa pihak terkait produk-produknya.