MUI DKI Bentuk Cyber Army untuk Lawan Pemecah Belah Umat
Ilutrasi foto oleh Towfiqu barbhuiya (Unsplash)
Uzone.id - MUI (Majelis Ulama Indonesia) DKI Jakarta mengumumkan rencana mereka untuk membentuk pasukan khusus Cyber Army untuk melawan para buzzer yang sering kali menyerang ulama di sosial media.
Hal ini disampaikan oleh ketua Umum MUI DKI Jakarta, Munahar Muchtar, Sabtu, 21 November 2021.Dalam pernyataan tertulisnya, Munahar mengatakan pembentukan pasukan siber ini karena saat ini marak informasi hoaks yang dapat memecah belah umat, terutama umat Islam dan ulama di sosial media.
"Hal ini agar tujuan amar makruf nahi munkar melalui medsos bisa tercapai dengan baik, efektif, dan efisien tanpa menimbulkan ekses negatif,” kata Munahar dikutip dari Detik.com.
Munahar kemudian berharap infokom dan MUI DKI Jakarta bisa membela Gubernur DKI Jakarta dari Buzzer yang kerap menyerang dan mencari kesalahan Anies.
Pembentukan Cyber Army ini kemudian menuai pro dan kontra dari berbagai pihak karena disebut hanya untuk melindungi dan membela Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Logika MUI DKI, jangan bela kekuasaan kecuali kalau Anies yang berkuasa. Di luar Anies, haram dipuji di medsos. Itu sama dengan menjilat, kecuali memuji gubernur DKI,” kata salah satu tweet dengan akun @Zoelfick.
MUI DKI Jakarta bantah Cyber Army untuk bela Anies
Nantinya, jika para buzzer mencari-cari kesalahan dan menyerang Anies, maka pihak infokom akan mengangkat pencapaian Anies baik itu di skala nasional maupun Internasional.
Munahar menambahkan, “Beliau ini termasuk 21 orang pahlawan dunia. Berita-berita saya minta MUI DKI yang mengangkatnya karena kita mitra kerja dari Pemprov DKI Jakarta.”
Melihat banyaknya respon dari berbagai pihak mengenai pembentukan ‘cyber army’ ini, Munahar kemudian angkat bicara dan membantah bahwa tim siber bentukannya ini dibentuk khusus untuk membela Anies Baswedan.
Ia mengatakan bahwa pasukan siber ini juga akan membela tokoh Jakarta lainnya yang dianggap berkinerja baik tapi diserang Buzzer.
Hadirnya kegiatan ini disyukuri oleh Munahar karena banyak ilmu yang didapat dari bidang teknologi informasi pada masa digitalisasi seperti sekarang.
“Saya berharap di era penuh tantangan saat ini, MUI DKI tak kalah untuk menguasai teknologi karena bidang infokom ini adalah otak MUI DKI dalam bidang informasi,” tambahnya.
Tanggapan MUI Pusat tentang pasukan siber MUI DKI Jakarta
Ismail Fahmi selaku Wakil Ketua Komisi Infokom MUI Pusat mengatakan bahwa penggunaan istilah Cyber Army pada pegiat sosial media MUI tidak terlalu tepat.
“Yang kita bangun itu da’i digital, mujahid digital. Definisinya bukan buzzers,” kata Ismail dikutip dari Merdeka.com.
Hadirnya dai digital ini untuk memperluas penyebaran konten-konten positif. Ismail mengatakan bahwa pihaknya sedang menggalakkan hal tersebut dengan cara melatih infokom-infokom termasuk anak muda dari berbagai wilayah.
Mengenai pembentukan Cyber Army oleh MUI DKI Jakarta, MUI Pusat berharap pegiat sosial yang akan disiapkan MUI DKI tidak mengarah pada penciptaan buzzer.
Jika ada indikasi atau rencana seperti itu, maka MUI Pusat akan mencoba berbicara dengan MUI DKI agar hal tersebut tidak mengarah ke arah sana.