Home
/
Automotive

Musim Hujan, Mobil Listrik Ternyata Lebih Tahan Banjir!

Musim Hujan, Mobil Listrik Ternyata Lebih Tahan Banjir!

Bagja Pratama31 January 2025
Bagikan :

Uzone.id - Mentang-mentang namanya mobil listrik, masih banyak warga yang mempertanyakan soal ketahanan mobil elektrik ini ketika menghadapi cuaca hujan dan kondisi bajir. Apa enggak korslet?

Jangan salah, faktanya justru mobil listrik lebih tahan air dan lebih digdaya dalam menghadapi kondisi banjir yang sering ditemui di Indonesia. Kenapa bisa begitu?

Pada dasarnya rekomendasi mobil jenis apapun bila terpaksa melibas banjir maksimal ketinggian air setinggi setengah ban. 

Walau demikian ada beberapa hal di mobil listrik yang perlu diperhatikan. Misal untuk mobil konvensional, posisi ketinggian air intake menentukan seberapa dalam air bisa dilibas.

Sementara untuk mobil listrik, relatif lebih aman, karena tidak ada sistem pembakaran dan tidak ada air intake.

Juga kemasan baterai yang biasanya sudah punya standar khusus, misalnya sertifikasi  Ingress Protection (IP), yakni standar internasional tentang ketahanan debu dan kemasukan air pada sebuah produk.

Preview

Contohnya pada Neta V, rating IP pada mobil listrik ini diklaim Neta Auto Indonesia yaitu IP68. Artinya kemasan baterai Neta V tahan debu dan tahan terendam air sampai kedalaman 1,5 meter selama maksimal 30 menit.

"Karena kita sudah IP68, ketahanannya, itu bisa 1,5 meter. tapi tetap bertahannya itu selama 30 menit," jelas Januar Eka Sapta, Senior Manager After Sales NAI.

Meski punya kemampuan itu bukan berarti Neta V bisa dipakai sengaja main di lokasi banjir. Jika saja mobil ini terendam banjir 1,5 meter maka air sudah masuk ke kabin dan merusak interior walau baterai dapat dipastikan aman.

Januar memaparkan rekomendasi dia bila membawa Neta V melintasi banjir tak lebih dari ketinggian ban.

Arif Nugroho, Service Advisor Hyundai, mengatakan, setiap mobil listrik umumnya memiliki pengaman di bagian baterai dan kabel tegangan tinggi sehingga cukup aman meski terendam banjir. 

“Salah satu komponen mobil listrik, yang dilindungi dari air adalah baterai dan kabel tegangan tingginya, di Ioniq 5 sudah disertai pengaman sehingga selama konektornya terpasang dengan baik akan aman-aman saja,” ucap Arif.

Atau bagaimana kliam Chery terhadap mobil listrik offroad perdananya, J6. Chery J6 ini  sudah memiliki kemampuan baterai yang lulus sertifikasi uji IP67, IPX8, dan IPX9K.

Dengan demikian pihak pabrikan menjamin baterai sanggup bertahan meski kendaraan melewati genangan air, banjir, sampai kubangan lumpur sekalipun hingga ketinggian maksimal 600 mm.

"Kemudian baterai ini juga sudah memiliki proteksi terhadap semprotan air bertekanan tinggi dari segala arah, sampai dengan volume air 75 liter per menit bertekanan 1000 kPa," jelas Yusuf, Product Team PT Chery Sales Indonesia.

Bahkan, untuk kondisi yang lebih ekstrem, BYD Yangwang U8 bisa mengambang di air. Yangwang U8 edisi Premium memiliki kemampuan mengambang hingga kedalaman 1.000 mm, sementara versi Off-road Master bisa lebih dalam yakni 1.400 mm dengan mengaktifkan Wading Mode.

Ketika mode tersebut diaktifkan, kendaraan akan menggunakan sensornya untuk memantau lingkungan, kedalaman air, status selip kendaraan. 

Mode mengambang darurat akan aktif secara otomatis ketika mobil masuk ke kedalaman air yang melebihi batas.

Saat aktif, mesin konvensional akan dimatikan. Hidrolik Disus-P akan menaikkan suspensi hingga tingkat yang paling tinggi. 

Jendela akan ditutup secara otomatis dan A/C akan beralih ke sirkulasi internal. Sunroof juga akan terbuka untuk menyediakan pintu keluar darurat. 

Di dalam kendaraan, sistem hiburan di tengah akan menampilkan kedalaman air. U8 diklaim bisa bertahan dalam posisi mengambang selama 30 menit dan berjalan dengan kecepatan 3 km/jam.

Jadi, di atas kertas, rata-rata mobil listrik sebenarnya lebih unggul dalam kondisi melibas banjir. Hanya saja, mobil kan tidak diciptakan seperti perahu, jadi tetap tidak disarankan untuk nerabas banjir ya.

populerRelated Article