Home
/
Gadget

Negara Ini Larang Warganya Pakai Ponsel Xiaomi dan Minta Dibuang Saja

Negara Ini Larang Warganya Pakai Ponsel Xiaomi dan Minta Dibuang Saja
Susetyo Prihadi23 September 2021
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: Uzone.id)

Uzone.id - Pusat Keamanan Siber Nasional Lithuania telah meminta warga di negara tersebut untuk menyingkirkan ponsel buatan Xiaomi. Loh, ada apa?

Pasalnya, mereka merasa khawatir perusahaan asal China tersebut dapat mengaktifkan alat sensor dari jarak jauh untuk. Dalam audit yang mereka lakukan, firmware Xiaomi Mi 10T 5G terdapat menyensor istilah ‘Bebaskan Tibet’, ‘Hidup Kemerdekaan Taiwan’ atau ‘Gerakan Demokrasi’.

“Rekomendasi kami adalah untuk tidak membeli ponsel China (apapun) yang baru dan menyingkirkan segera bisa memang sudah telanjur dibeli,” ujar Wakil Pertahanan Lithuania Margiris Abukevicius, seperti dikutip Uzone.id dari The Register, Kamis (23/9).

Baca juga: Ponsel Baru Xiaomi Diumumkan 27 September

Tuduhan tersebut pada dasarnya tidak salah, namun demikian pengaturan sensor itu hanya terjadi pada ponsel Xiaomi di negara asalnya saja. Fitur ini dinonakatifkan saat dijual ke ‘wilayah eropa.

Namun pusat keamanan siber menemukan bahwa selama inisialisasi aplikasi sistem bawaan pabrik pada perangka Mi 10T, aplikasi ini terhubung dengan server Singapura dengan alamat globalapi.ad.xiaomi.com.

Preview
Xiaomi Mi 10T (Yudi/Uzone.id)

Lalu kemudian diketahui dari server tersebut sistem mengunduh JSON File MiAdBlacklistConfig dan menyimpan file ini di katalog metadata aplikasi. Nah, file itu berisi 400 kata atau istilah yang diblokir.

Baca juga: Saingi Galaxy Z Fold, Apple Siapkan Dua iPhone Fold Sekaligus

"Diyakini bahwa fungsi ini memungkinkan perangkat Xiaomi untuk melakukan analisis konten multimedia target yang masuk ke telepon; untuk mencari kata kunci berdasarkan daftar MiAdBlacklist yang diterima dari server," kata laporan tersebut.

Setelah perangkat menentukan bahwa konten berisi kata kunci tertentu, perangkat melakukan penyaringan konten ini dan pengguna tidak dapat melihatnya.

“Prinsip analisis data memungkinkan analisis tidak hanya kata-kata yang ditulis dalam huruf; daftar yang diunduh secara teratur dari server dapat dibentuk dalam bahasa apa pun,” isi laporan ditambahkan.

Badan tersebut mengatakan sensor dapat diaktifkan kembali dari jarak jauh kapan saja oleh Xiaomi.

Sejauh ini belum ada komentar dari Xiaomi mengenai tudingan tersebut.

populerRelated Article