Operator Bocorkan Angka Ideal untuk Insentif BHP Frekuensi
Ilustrasi foto: Shutterstock/Unsplash
Uzone.id – Biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi yang dikenakan kepada operator seluler masih menjadi hal yang terus disuarakan. Kali ini, salah satu operator, Indosat Ooredoo Hutchison membeberkan angka ideal BHP yang mereka harapkan.
Saat ini, BHP telekomunikasi yang diterapkan ke operator seluler adalah 12,2 persen dari pendapatan industri, di mana biaya ini terus meningkat dari tahun ke tahun.“Kami sampaikan ke pemerintah bahwa regulatory charges sekarang sudah 12 persen dari pendapatan industri. Nah, ini sudah terlalu besar dan terlalu tinggi sehingga mengurangi kemampuan kita untuk memperbaiki kualitas layanan maupun coverage,” kata Muhammad Buldansyah, Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison saat ditemui di Kantor DPR RI, Kamis (09/11).
Ia menambahkan kalau harga ini harus direvisi menjadi di bawah 10 persen, pun begitu insentif dari pemerintah agar biaya hak penggunaan ini diturunkan.
“Ini harus direvisi bahkan kami meminta adanya insentif, insentifnya berapa? Silakan dikaji dari 12 persen menjadi di bawah 10 persen. Kita bahkan melihat idealnya itu sekitar 5 persen dari pendapatan operator atau industri,” tambahnya.
BHP atau biaya hak penggunaan ini mencakup spektrum dan semua pengeluaran operator seluler yang ditujukan untuk regulasi.
Dengan penurunan dan pemberian insentif untuk BHP frekuensi ini, Buldansyah memproyeksikan operator seluler memiliki ruang untuk menyiapkan dana investasi untuk memperluas cakupan jaringan (coverage) serta memperbaiki kualitas internet Indonesia.
Tingginya regulatory charge sendiri dinilai menjadi salah satu penghambat bagi operator seluler dalam melakukan perluasan cakupan. Dengan diturunkannya BHP ini, keuntungan yang diperoleh oleh operator seluler bisa disalurkan untuk perluasan coverage.