Di Bawah Beijing, Polusi Udara Jakarta Kini di Peringkat 8 Dunia
-
Jakarta bertengger di peringkat delapan dari total 89 kota besar di dunia berdasarkan parameter polusi udara yang dirilis AirVisual, Minggu pagi. Pada pukul 09.50 pagi ini, kualitas udara Jakarta masih berada pada level merah.
Parameter Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) Jakarta menunjukkan angka 152 atau berkategori tidak sehat. Indikator AirVisual juga memperlihatkan kualitas udara Jakarta tidak sehat untuk kelompok sensitif dengan parameter polutan PM2.5 konsentrasi 58,1 ug/m3.Angka yang diperoleh Jakarta itu terpaut 21 poin lebih rendah dari Beijing, Tiongkok, yang menduduki peringkat pertama kota dengan kualitas udara terburuk (173) dan 13 poin dari Chengdu, China, yang menduduki peringkat kedua kota terpolutan di dunia dengan angka indeks 165.
(Baca: Iritasi hingga Kematian Menghantui Korban Terdampak Asap Karhutla)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah merespons permasalahan polusi udara Jakarta dengan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara di Ibu Kota. Instruksi tersebut diimplementasikan melalui kebijakan perluasan wilayah rekayasa lalu lintas dengan plat nomor ganjil-genap.
Kemudian, bertepatan dengan peringatan 17 tahun car free day atau hari bebas kendaraan bermotor, hari ini Pemprov DKI Jakarta juga membagikan 100 tanaman sansievieria atau lidah mertua di Spot Budaya, Taman Dukuh Atas, Jalan Sudirman, Jakarta.
"Itu dari Dinas Kehutanan Pemprov DKI, katanya punya kemampuan menghisap polutan-polutan di udara," kata Kepala Seksi Bidang Pengaturan Pemanduan Bidang Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan DKI Jakarta Kelik Setiawan di Jakarta, Minggu (22/9).
(Baca: Ada Aturannya, Taksi Online Berharap Bisa Masuk Area Ganjil Genap)
Inisiator car free day Ahmad Safrudin mengatakan, dalam perayaan 17 tahun Hari Bebas Kendaraan Bermotor ini diharapkan warga DKI Jakarta semakin sadar untuk mengurangi polusi dari kendaraan pribadi. "Harapannya warga Jakarta lebih sadar untuk mengurangi polusi dengan cara berjalan kaki untuk jarak pendek atau menggunakan kendaraan bebas polusi seperti sepeda, bisa juga pakai kendaraan umum seperti TransJakarta," katanya.