Mengenal Nugroho Sulistyo, Kepala BSSN yang Baru

Uzone.id – Nugroho Sulistyo remi dilantik menjadi kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di Istana Negara oleh Presiden Prabowo, pada Rabu (19/2). 

Untuk posisi Wakil BSSN sendiri dipercayakan kepada Pratama Dahlian Persadha yang menggantikan Rachmad Wibowo. 

Baca Juga :

Ini Program-Program Prioritas Komdigi Usai Anggaran Dipotong 58 Persen

Nugroho Sulistyo bernama lengkap Nugroho Sulistyo Budi merupakan lulusan Akademi Militer Magelang. 

Ia memulai kariernya dengan menjabat sebagai komandan distrik militer 0733/BS yang bermarkas di Semarang sejak 2009 - 2011.

Sosok yang lahir di tahun 1967 ini kemudian berpindah ke lingkungan intelijen dengan jabatan Agen Madya Badan Intelijen Negara (BIN) di Jawa Tengah selama lima tahun. 

Karena kinerja yang memuaskan, Nugroho kemudian mendapatkan promosi sebagai Direktur Komunikasi Massa Deputi Bidang Komunikasi dan Informasi BIN. 

Pengabdiannya terhadap negara pun terus berlanjut. Di tahun 2020, ia bertanggung jawab sebagai Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Politik yang saat itu dipimpin oleh Prabowo. 

Ia kemudian kembali mendapatkan promosi sehingga diangkat menjadi Perwira Tinggi Bintang Tiga TNI AD di tahun 2024. Di saat yang bersamaan, Nugroho sedang menjabat sebagai Inspektur Utama BIN. 

Satu bulan setelah kenaikan pangkatnya, Nugroho kemudian ditunjuk untuk mengisi jabatan sebagai Kepala BSSN. 

Baca Juga :

Teknologi Pemantau Bencana Ini Kena Dampak Efisiensi Pemerintah

Namun, pelantikannya mengalami penundaan sebab Agus Subiyanto, Panglima TNI, memutuskan untuk memutasi Nugroho dari Kepala BSSN untuk kembali ke markas besar Angkatan Darat (AD). 

Mutasi ini dilakukan dalam rangka meresmikan Nugroho pensiun dari jabatan perwira tinggi Mabes TNI AD. Sepanjang peninggalan Nugroho, posisi Kepala BSSN pun kosong. Baru lah, Rabu (19/2), Presiden Prabowo resmi melantik Nugroho. 

Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKP) pada 26 Januari 2024, jauh sebelum Nugroho ditunjuk sebagai Kepala BSSN, tercatat bahwa beliau memiliki total kekayaan sebesar Rp7,5 miliar.

Kekayaannya tersebut meliputi tanah dan bangunan yang tersebar di Semarang, Sleman, dan Bogor dengan nilai  Rp6 miliar. Serta alat transportasi dan mesin senilai Rp140 juta. Juga harta bergerak lain yang jika dihitung totalnya sekitar Rp1,3 miliar.