Q2 2021, XL Cetak Laba Bersih Rp395 Miliar
-
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini (foto: dok. XL)
Uzone.id - XL Axiata melaporkan kenaikan pendapatan di kuartal kedua tahun 2021 sebesar 8 persen menjadi Rp6,73 triliun, dibanding kuartal sebelumnya. Dalam laporan tersebut juga mengungkap layanan data mulai memberikan kontribusi yang signifikan pada pendapatan perusahaan Malaysia tersebut.Kenaikan total pendapatan sebesar 8 persen menjadi Rp6,73 triliun, meningkat dibandingkan kuartal pertama tahun ini (QoQ). Selain itu, EBITDA juga tumbuh 8 persen QoQ, dengan marjin lebih dari 50 persen. Pada kuartal kedua ini, perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp395 miliar atau naik 23 persen QoQ, sekaligus memberikan kontribusi pada total laba bersih semester pertama tahun ini sebesar Rp716 miliar.
Dikatakan Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, banyak hal yang mendorong meningkatnya trafik penggunaan data. Selain peningkatan kualitas dan jangkauan jaringan XL Axiata, penyediaan produk yang sesuai kebutuhan pelanggan, serta digitalisasi untuk peningkatan penjualan merupakan unsur lainnya yang ikut berjasa.
Baca juga: XL Axiata Akuisisi Linknet, Incar 66.03 Persen Saham
"Tercatat, selama semester pertama 2021, total trafik layanan meningkat sebesar 33 persen YoY menjadi 2.963 Petabyte. Peningkatan trafik ini mendorong meningkatnya pendapatan data. Secara QoQ, pendapatan data di kuartal kedua 2021 meningkat sebesar 9 persen menjadi Rp5,90 triliun. Tumbuhnya pendapatan data tersebut mampu meningkatkan besaran kontribusi terhadap total pendapatan layanan menjadi sebesar 94 persen," ujar Dian, dalam keterangan resminya, Kamis, 5 Agustus 2021.
Dia menjelaskan, meningkatnya kualitas layanan secara umum juga turut berkontribusi pada meningkatnya jumlah pelanggan. Hingga akhir kuartal kedua 2021, tercatat total jumlah pelanggan meningkat menjadi 56,77 juta, dari sebelumnya sebanyak 56,02 juta di kuartal pertama. Untuk ARPU blended juga meningkat dari Rp35 ribu di kuartal pertama menjadi Rp37 ribu di kuartal kedua. Sementara untuk tingkat penetrasi smartphone, berhasil meningkat dari 90 persen di kuartal pertama menjadi 91 persen di kuartal kedua.
Neraca perusahaan saat ini juga tetap sehat dengan saldo kas yang relatif tinggi. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp1,91 triliun, kemudian manajemen perseroan juga mampu mempertahankan tingkat kesehatan neraca dengan tingkat utang bersih yang terkelola dengan baik dan stabil. Besar utang bersih meningkat sebesar 19 persen YoY, menjadi Rp8,09 triliun. Untuk rasio utang bersih terhadap EBITDA juga masih baik mencapai 0,6x. Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 71 persen dari pinjaman yang ada saat ini berbunga floating dan pembayarannya dikelola hingga dua tahun ke depan.
"Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, XL Axiata telah membelanjakan capex yang lebih besar. Hingga akhir semester 1 2021, capitalized capex meningkat 22 persen YoY menjadi Rp4,57 triliun," papar Dian.
Baca juga: Pandemi, Pengguna XL Home di Bandung Melonjak 200 Persen
Namun begitu, Dian melihat ada sejumlah peluang bisnis positif di dalam industri telekomunikasi Indonesia yang sudah menjadi target XL. Salah satunya terkait kemungkinan terjadinya konsolidasi operator, karena akan membawa dampak menyehatkan Industri Telekomunikasi secara umum. Selanjutnya, cara kerja digital, sekolah, dan kehidupan sehari-hari akan menciptakan permintaan data dalam jangka panjang. Peluang lainnya berupa peningkatan permintaan layanan fixed broadband (FTTH), di mana telah tersedia layanan XL Home dengan area layanan yang terus meningkat. Selain itu, keberadaan UU Ciptakerja juga bermanfaat positif dalam jangka panjang, termasuk untuk efisiensi capex dan opex dalam menyediakan layanan 5G.
"Di sisi lain, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi tahun 2021. Salah satunya adalah akan terus berlanjutnya kompetisi yang ketat antar operator. Meningkatnya intensitas kompetisi sejak akhir tahun 2020 lalu terasa berdampak pada pertumbuhan industri. Selain itu, pandemi Covid-19 sepertinya masih akan terus membayangi hingga memasuki semester kedua 2021. Berbagai pembatasan yang diterapkan pemerintah akan memperlambat pemulihan ekonomi," katanya.
Sepanjang semester 1 tahun ini, XL Axiata juga terus melakukan perluasan jaringan data pita lebar ke berbagai pelosok Nusantara, terutama di wilayah luar Jawa. Selain itu, proses fiberisasi juga terus diperluas untuk meningkatkan kualitas layanan data. Hingga akhir semester 1 2021 ini, perseroan berhasil meningkatkan jumlah total BTS menjadi 156.709 unit, atau naik 12 persen YoY. Jumlah BTS 4G naik menjadi 65.658, dari 49.744 di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara untuk area yang terlayani 4G mencapai total 458 kota/kabupaten.
Dari sisi produk, pada kuartal kedua 2021, perseroan meluncurkan produk baru, salah satunya paket XL SATU Fiber, yang merupakan pionir layanan konvergensi di Indonesia. Produk ini menggabungkan layanan seluler XL dengan layanan fixed broadband XL Home. Sementara itu, upaya digitalisasi untuk meningkatkan penjualan produk-produk XL Axiata juga terus dilakukan, dari mulai untuk mendeteksi kebutuhan setiap pelanggan berdasarkan profil penggunaan layanan, menyediakan tool digital yang memudahkan pelanggan dalam membeli produk, hingga penyediaan promo sesuai profil pelanggan.
"Di tengah pandemic dan kompetisi industri yang penuh tantangan di sepanjang kuartal kedua 2021, secara umum kami berhasil meningkatkan kinerja bisnis dengan meraih pertumbuhan yang menggembirakan di sejumlah aspek. Pencapaian positif ini tidak terlepas dari dari keberhasilan penjualan dan kenaikan trafik yang kami raih di sepanjang periode Lebaran lalu," tutup Dian.