Home
/
Digilife

RedNote Jadi Tempat 'Ngungsi' TikToker AS, Emang Lebih Aman?

RedNote Jadi Tempat 'Ngungsi' TikToker AS, Emang Lebih Aman?

Aisyah Banowati26 January 2025
Bagikan :

Uzone.id – Saat ini, akses TikTok di AS sedang dibuka oleh Presiden Donald Trump. Meski begitu, pemerintah hanya menunda sehingga ancaman pemblokiran masih terbuka lebar. 

Ramai TikTok mau diblokir, warga AS ramai-ramai hijrah dan bermigrasi ke aplikasi RedNote agar sumber hiburan mereka tidak hilang. Lucunya, baik RedNote maupun TikTok adalah aplikasi buatan China. 



Hanya dalam waktu dua hari, The Guardian mencatat jika ada lebih dari 700.000 pengguna baru yang mendaftar ke RedNote atau yang dalam bahasa China disebut dengan Xiaohongshu. 

Meski baru viral, sebenarnya aplikasi di bawah naungan Xingin Information Technology ini telah hadir sejak tahun 2013. RedNote sendiri disebut-sebut sebagai perpaduan antara TikTok dan Instagram.

Sebelum diserbu oleh warga AS, pengguna RedNote rata-rata adalah kalangan anak muda di China, Taiwan, dan sekitarnya. Terutama di China, aplikasi ini biasanya digunakan untuk berdagang, membagikan panduan atau tips, serta memberikan rekomendasi kuliner. 

Sayangnya, RedNote tidak dirancang untuk penuturan dalam bahasa Inggris. Untuk itu, postingan mengenai “TikTok Refugee” kemudian meledak, di mana pengguna baru diajarkan cara menavigasi aplikasi dan cara menggunakan frasa dasar bahasa Mandarin.



Membicarakan algoritma, RedNote berfokus pada minat pengguna, bukan pada siapa atau hal apa yang diikuti oleh pengguna. Secara tidak langsung, hal ini mendorong lebih banyak konten original dan mengurangi dominasi konten dari influencer. 

Namun, kemungkinan besar RedNote akan dilarang seperti TikTok di AS karena perusahaan induk mereka yang sama-sama berbasis di China. RedNote sendiri beberapa kali telah menghadapi kontroversi. 

Aplikasi ini harus menghadapi masalah regulasi di tahun 2018. Kemudian, di tahun 2022, pemerintah Taiwan melarang pegawai sektor publik untuk menggunakan aplikasi ini karena masalah keamanan nasional.

Pakar keamanan siber NordVPN, Adrianus Warmenhoven mengungkapkan bahwa RedNote lebih berbahaya daripada TikTok. Aplikasi ini berpotensi menimbulkan ancaman yang lebih besar sebab tidak pernah ditujukan untuk pasar di luar China. 

Selain itu, Rednote tidak menyampaikan syarat dan ketentuan yang transparan sebab hanya tersedia dalam bahasa Mandarin—kemungkinan besar orang-orang yang tidak mengerti hanya asal klik saja—sehingga ancaman keamanan siber pun menjadi lebih besar. 

Kabarnya, konten-konten dalam aplikasi ini juga disensor lebih ketat dibandingkan postingan di TikTok. Bahkan, menurut kabar burung, RedNote tengah meningkatkan operasi mereka untuk memantau konten sebab ada banyak pengguna baru asal AS yang kini menggunakan aplikasi tersebut. 


populerRelated Article