Home
/
Lifestyle

Remaja Narsis Tunjukkan Prestasi Akademis yang Lebih Baik, Ungkap Studi

Remaja Narsis Tunjukkan Prestasi Akademis yang Lebih Baik, Ungkap Studi

Andisa Shabrina10 September 2018
Bagikan :

Setiap remaja punya kepribadian yang berbeda-beda. Ada yang tertutup dan mudah bergaul, yang kalem dan serius atau suka membanyol, serta ada juga yang narsis. Namun perlu dipahami bahwa remaja narsis di sini bukanlah remaja yang suka hobi selfie atau yang punya percaya diri tinggi. Narsis di sini hadir sebagai salah satu tanda gangguan kepribadian yang disebut narsisme atau narcissistic personality disorder (NPD).

Dalam dunia psikologi modern, ciri orang narsis adalah yang memiliki ego tinggi, arogan, minim empati, mementingkan diri sendiri, dan merasa paling jago dalam segala hal. Sekilas, karakteristik ini memang tidak ideal. Namun begitu, penelitian menunjukkan bahwa sifat narsis bisa membantu remaja mendongkrak prestasi akademisnya di sekolah. Bagaimana bisa?

Ciri-ciri remaja narsis

Narsis tidak sama dengan percaya diri. Selain ciri utama yang sudah diuraikan di atas, seseorang dengan kepribadian NPD juga akan menunjukkan perilaku haus pujian, tidak mau mengalah, dan selalu menuntut untuk dikagumi oleh orang lain. Orang narsis juga terobsesi pada diri sendiri dan merasa sangat yakin bahwa ia harus juga berhak mendapatkan perlakuan khusus dari orang di sekitarnya. Atau mungkin, mereka justru memalsukan empati demi mendapat perhatian dari orang di sekitarnya.

Orang yang memiliki NPD juga tidak bisa menerima kritik, bahkan yang membangun sekalipun. Mereka menganggap kritik sebagai sebuah serangan atau hinaan, sehingga akan menunjukkan reaksi berlebihan bahkan sampai meledak marah ketika sifat atau hasil kerja mereka dikritik. Mereka juga cenderung gampang tersulut cemburu dan iri ketika melihat orang lain yang lebih sukses dari dirinya, sekaligus memercayai bahwa orang lain cemburu terhadap dirinya.

Lantas, apa hubungannya narsis pada performa akademis remaja di sekolah?

Narsis identik dengan ciri kepribadian negatif, tapi ternyata berpengaruh pada peningkatan prestasi remaja di sekolah. Begitu ungkap sebuah penelitian dari Queen’s University Belfast di Inggris yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Individual Differences.

Sebelum mencapai kesimpulan tersebut, Kostas Papageorgiou, seorang dosen psikopatologi yang sekaligus jadi pimpinan studi lebih dulu merekrut 340 siswa remaja dari tiga sekolah menengah berbeda di Milan, Italia. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, yaitu satu kelompok siswa yang menunjukkan ciri-ciri kepribadian narsis dan mereka yang tidak. Setelahnya, mereka diminta untuk mengerjakan serangkaian tes akademis.

Remaja yang cenderung menunjukkan narsisme tinggi memiliki mental yang lebih tangguh daripada teman sebayanya yang tidak narsis. Mental yang tangguh pada gilirannya akan membantu mengasah performa akademis yang lebih baik, kata peneliti.

Papageorgiou menjelaskan arti dari temuan tersebut dengan mengatakan, “Percaya diri dengan kemampuan Anda sendiri adalah salah satu tanda utama narsisisme dan juga merupakan inti dari ketangguhan mental.”

Nyatanya, narsisme memang sering kali didasari oleh harga diri yang sangat rapuh dan dipengaruhi oleh rasa takut gagal atau takut menunjukkan kelemahan diri. Itu kenapa orang yang narsis akan berusaha kuat untuk terus mengungguli yang lain. Ketangguhan mental ini, lanjut Papageorgiou, membuat mereka lebih sigap untuk menerima tantangan dan melihatnya sebagai peluang untuk mengembangkan kualitas pribadinya.

 Tanpa disadari, remaja narsis terbantu oleh rasa harga diri yang tinggi sehingga membantu mendorong mereka untuk berbuat melebihi ekspektasi awal mereka demi kebanggan mereka sendiri. Inilah yang membuat remaja yang narsis bisa lebih sukses dalam konteks tertentu, seperti dalam hal akademis.

Narsis tidak selalu buruk

Meski narsisme bisa menjadi pertanda gangguan pribadi, Papageorgiou menekankan bahwa bukan berarti remaja narsis selalu pasti memiliki gangguan kepribadian.

“Kita selalu mengkotak-kotakkan emosi atau sifat kepribadian sebagai sesuatu yang hitam atau putih, tetapi karakter adalah produk evolusi; Tidak ada kepribadian yang benar-benar buruk atau sangat baik. Kepribadian seseorang akan beradaptasi sesuai dengan lingkungannya,” tandas Papageorgiou.

Narsisme baru bisa dikatakan sebagai gangguan kepribadian NPD ketika ciri-cirinya muncul konsisten setiap waktu dan situasi, juga dalam jangka waktu panjang. Gangguan kepribadian hanya bisa didiagnosis resmi oleh dokter dan spesialis kesehatan jiwa.

Untuk mendiagnosis NPD, dokter akan mengacu pada ciri-ciri narcissistic personality disorder (NPD) dalam buku DSM-5 yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association. Diagnosis gangguan kepribadian juga hanya dapat diresmikan ketika ciri-ciri yang muncul menimbulkan banyak masalah dalam hidup orang tersebut, termasuk dalam hubungan pekerjaan, sekolah, keuangan, bahkan sampai hubungan percintaan.

Lagipula, ganguan kepribadian narsisme alias NPD termasuk cukup langka. Buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) mencatat kurang lebih sekitar 1% penduduk dunia terdiagnosis dengan narsisme. Dari total tersebut, ilansir dari Medical News Today, hanya 7,7% laki-laki dan 4,8% perempuan di dunia menunjukkan gangguan kepribadian narsistik.

The post Remaja Narsis Tunjukkan Prestasi Akademis yang Lebih Baik, Ungkap Studi appeared first on Hello Sehat.

populerRelated Article