Satelit Merah Putih 2 Beroperasi April, Siapa Saja yang Bisa Akses?
Peluncuran Satelit Merah Putih 2 (Foto: Hani)
Uzone.id — Satelit Merah Putih 2 milik anak usaha Telkom Indonesia, Telkomsat, sudah sukses meluncur menuju orbitnya pada 21 Februari 2024. Satelit Merah Putih 2 pun dinyatakan sudah berada di orbitnya dan siap beroperasi pada April mendatang.
Merah Putih 2 yang berjenis High Throughput Satellite (HTS) ini dalam waktu dekat akan menjalankan fungsinya untuk menyebarkan konektivitas internet di pelosok Indonesia.“21 Maret kemarin satelit kami sudah dalam posisinya dan sudah dalam sub-system dan tesnya. Pengendalian, sub-system komunikasi, semua sudah siap, nantinya berfungsi untuk menjadi transmisi yang akan digunakan pelanggan-pelanggan,” tutur Direktur Pengembangan Bisnis Telkomsat, Anggoro Kurnianto Widiawan kepada awak media pada Senin malam (25/3) di Jakarta.
Ia melanjutkan, “semua kondisi baik dan lebih cepat dari yang diharapkan. Minggu ini kami reveal hasil review dan tes-tes, semoga di 27 Maret sudah bisa dipastikan semua oke.”
Dari penjelasan Anggoro, Satelit Merah Putih 2 telah sampai di orbitnya pada 3 Maret 2024, serta sukses menjalani orbit test pada 21 Maret kemarin.
“Kenapa harus ada orbit test? Saat diluncurkan, satelit mengalami guncangan-guncangan berbeda, jadi saat di orbit ini semua harus diverifikasi. Diperkirakan awal April sudah bisa menikmati layanan satelit ini,” imbuhnya lagi.
Pengguna Merah Putih 2 siapa saja?
Sejak awal peluncurannya, Satelit Merah Putih 2 memboyong kapasitas 32 Gbps yang ditargetkan mampu menjangkau daerah pelosok Indonesia.
Lantas, jika awal April mendatang sudah siap beroperasi, siapa saja yang dapat menikmati layanan Merah Putih 2?
Masih dari penjelasan Anggoro, penyebaran kapasitas konektivitas Merah Putih 2 akan dilakukan bertahap.
“Sekitar 40 persen kapasitas ini akan siap di April selama satu semester ini. Kapasitas berikutnya akan siap di semester 2 [tahun ini],” katanya.
Ia melanjutkan, “saat kapasitas ini sudah ready, masing-masing sektor baik itu kesehatan, perbankan, pertambangan, transportasi, pertananan, keamanan, bahkan pemerintahan bisa segera mengajukan atau mendesain layanan-layanannya supaya bisa menikmati value yang sudah disiapkan.”
Para potential user yang dimaksud Anggoro tersebut diharapkan dapat menyampaikan requirement-nya, yang nantinya akan diteruskan oleh pihak Telkomsat.
Dari penuturan Anggoro, pihak Telkomsat tidak memiliki prioritas pengguna — siapapun yang membagikan requirement, mereka yang akan menikmati konektivitas Merah Putih 2.
“Requirement yang dimaksud adalah seperti karakteristik layanan yang ingin mereka jalankan. Nanti user tinggal berhitung daerah mana yang memungkinkan atau on-budget terhadap bisnis atau operasional mereka,” papar Anggoro.
Dia menekankan bahwa Satelit Merah Putih 2 hadir sebagai penambah opsi bagi para pelaku industri di segmen manapun.
“Misal, remote apotik atau remote klinik, yang tadinya mungkin konektivitasnya belum cukup, dengan adanya satelit ini ya dapat memenuhi kebutuhan mereka,” katanya.
Saat ditanya apakah mungkin koneksi internet dari Merah Putih 2 dipakai oleh penggunw individu, Anggoro mengatakan bukan tidak mungkin, namun affordability (kesanggupan) hingga kebutuhan tiap orang akan berbeda.
“Mungkin di remote area yang lebih membutuhkan adalah owner dari sebuah bisnis atau operasional. Misal, petani-petani butuh nih, tapi yang akan memanfaatkan konektivitas ini adalah pemilik petani atau pengusaha agrikulturnya,” tekan Anggoro.
Secara keseluruhan, user dari Merah Putih 2 ini adalah B2B seperti institusi, personal business owner, dan sejenisnya.
“Jadi end user seperti institusi dan personal business owner ini nantinya dapat merasakan konektivitas yang disediakan VSAT operator sebagai penyedia ground segment atau terminal-terminal satelitnya. Sudah banyak VSAT operator yang memesan ke kita,” tutup Anggoro.
Seperti yang sudah diwartakan, Satelit Merah Putih 2 mengisi slot orbit 113 derajat Bujur Timur, yang letaknya berada di atas Indonesia bagian tengah.
Satelit Merah Putih 2 akan menggunakan frekuensi C-Band dan Ku-Band dengan kapasitas 32 Gbps yang akan menjangkau seluruh Indonesia.