Seminggu Pakai iPhone 16e: Performa Monster, Layarnya Bikin Kesel

Uzone.id - Sudah gak ada lagi SE, sekarang iPhone 16e. Seri mungil nan murah Apple yang kini naik level, bukan cuma spesifikasi dan fiturnya saja yang upgrade signifikan, tapi harga iPhone 16e pun jadi lebih mahal ketimbang SE generasi sebelumnya.
Oke mari bicara soal harga dulu. iPhone 16e dibanderol dengan harga mulai Rp12.499.000 untuk model 128 GB, sementara iPhone SE 3 (2022) dengan memori yang sama, dijual Rp9.499.000 saat pertama kali rilis di Indonesia 3 tahun lalu.Naik Rp2 juta, dan bukan lagi jadi iPhone murah dengan harga di bawah Rp10 juta. Memang, apa saja sih upgrade yang dikasih ponsel ini? Menggunakannya selama seminggu, begini kesan-kesan kami mencoba iPhone 16e.
Desain jadul, lebih ramah di genggaman

Kali terakhir pakai HP mungil dan punya kemampuan mumpuni, mungkin saat kami mencoba Asus Zenfone 10. Ukurannya layarnya 5,9 inci, powerful, baterainya bagus, kameranya oke, idaman intinya buat sebuah ponsel ‘kecil-kecil cabe rawit’.
Dan sekarang, iPhone 16e, sama nikmatnya. Enjoy saja pakai smartphone ini, buat harian hingga main game lumayan intens. Oke-oke, catatan terbesar kami dari iPhone 16e adalah desain yang terlalu sederhana untuk sebuah smartphone harga nyaris Rp13 juta untuk model termurahnya.
Heran banget dengan Apple, kenapa harus ‘daur ulang’ desain iPhone 13 untuk smartphone se-potensial iPhone 16e. Memang sih, DNA iPhone SE kental banget pada iPhone 16e ini, yakni menggunakan desain perangkat lama dengan dapur pacu yang setara iPhone generasi sekarang.
Cuma buat kami, melihat harganya yang dua digit, kok rasanya sulit untuk menerima desain yang didaur ulang ini. Tapi, ungkapan ‘don't judge a book by its cover’ berlaku pada ponsel ini. Apple menggunakan sasis aluminium yang kokoh dan premium, bikin iPhone 16e terasa solid dan pas saja saat dalam genggaman.

Layarnya dilindungi oleh Ceramic Shield yang datar, bodi belakangnya juga diberikan kaca matte dengan dua opsi warna, yakni putih dan hitam. Simple, tapi logo Apple di bagian tengahnya yang bikin ponsel ini terasa mahal saat dipandang dan digunakan.
Selain itu, iPhone 16e sudah mengantongi rating IP68 tahan air dan terpaan debu. Menariknya, Apple mengiklankan kalau perlindungan terhadap air pada iPhone 16e bisa hingga kedalaman 6 meter.
Sekarang bicara soal dimensinya. iPhone 16e berukuran 146,7 x 71,5 x 7,8 mm dengan bobot hanya 167 gram. Ponsel ini bahkan lebih ramah di genggaman ketimbang iPhone 16 dengan ukuran layar yang sama.

Nah, perihal layar, ada plus minus menurut kami. Panelnya jadi kelebihan dari iPhone 16e, dimana panelnya menggunakan Super Retina XDR OLED yang sama dengan iPhone 16. Cuma, lantaran desainnya mirip iPhone 13, maka tetap ada notch sebagai tempat untuk TrueDepth Camera dan masih dikelilingi bezel yang cukup tebal untuk sebuah ponsel harga nyaris Rp13 juta.
Selain itu, masih saja 60Hz. Sungguh mengecewakan, se-simple kasih kemampuan tingkat refresh rate yang tinggi pun tidak dilakukan Apple pada jajaran iPhone terbarunya (termasuk iPhone 16 dan 16 Plus).
Enjoy pakai ponsel ini

Yang buat kami enjoy pakai iPhone 16e adalah performanya yang luar biasa untuk sebuah smartphone mungil. Ponsel ini ditenagai prosesor Apple A18, seperti iPhone 16 dan 16 Plus. System on chip (SoC) ini punya CPU dengan perpaduan 6-core dengan clock-speed 4,04 GHz dan 4-core dengan kecepatan 2,2 GHz.
Dua perbedaan yang dikasih Apple, yaitu GPU yang cuma 4-core atau kurang 1-core dari iPhone 16, serta menggunakan chip modem buatan sendiri, yakni Apple C1. RAM ponsel ini sudah 8 GB dengan tiga opsi ruang penyimpanan, 128 GB (unit yang kami punya), 256 GB, dan 512 GB.
Performa luar biasa dikasih oleh ponsel mungil ini, terutama buat kami yang sukanya main game. Berkat Apple A18 yang mumpuni untuk menjalankan banyak game AAA, kami bisa bermain game-game yang di-porting dari konsol seperti Assassin’s Creed: Mirage, Death Stranding, sampai Resident Evil 3, cuma di iPhone 16e.

Main game-game ini lancar, meski grafisnya tak setajam dan semulus iPhone 16 Pro Max. Refresh rate yang masih standar sangat berpengaruh pada experience gaming kami yang tak terlalu maksimal. Ibaratnya, performa kuat dari Apple A18 terlalu berlebihan untuk layar standar iPhone 16e.
Kalau kalian penasaran seberapa kencang ponsel ini kalau dites benchmark, berikut hasil pengujian selengkapnya:
- AnTuTu Benchmark: 1.244.614 poin
- GeekBench 6 CPU: 3.136 poin (single-core), 7.693 poin (multi-core)
- GeekBench 6 GPU: 24.210 poin
- 3DMark Wild Life Stress Test: 9.083 poin (best loop), 7.949 poin (lowest loop), stability - 87,5%, 12-61 FPS
- 3DMark Wild Life Extreme Stress Test: 2.638 poin (best loop), 2.293 poin (lowest loop), stability - 86,9%, 6-22 FPS.
Hal menyenangkan selain performanya yang tinggi, adalah kemampuan baterainya yang sebenarnya bikin gak nyangka. Sudah rahasia umum kalau Apple gak mementingkan kapasitas, melainkan ke daya tahan dari baterai perangkatnya.

Makanya, tiap peluncuran, Apple lebih menampilkan seberapa kuat baterai ponselnya bertahan alih-alih menunjukkan kapasitas sebenarnya. Berdasarkan aplikasi AIDA64, kapasitas baterainya 4.005 mAh, setara lah dengan Samsung Galaxy S25.
Digunakan intens main game tanpa henti, kebetulan kami main game RPG dengan mengaktifkan fitur auto-hunt, baterainya bisa bertahan sampai 12 jam. Buat ponsel sekecil ini, catatan waktu tersebut sangat impresif buat kami, terlebih untuk main game tanpa henti.

Dan satu lagi, ponsel ini sudah berjalan di iOS 18 versi terbaru. Ragam fiturnya, termasuk Apple Intelligence dan Visual Intelligence, membuat experience-nya setara dengan iPhone 16 Pro Max sekalipun.

Bedanya, tak ada Camera Control saja di ponsel ini, sehingga untuk mengakses Visual Intelligence misalnya, tinggal atur saja pada Action Button.
Sayang, kameranya cuma ‘sebiji’

Emang sih, ini adalah iPhone termurah, tapi kan harganya Rp12,7 jutaan untuk versi termurah dan Rp19,2 jutaan untuk model termahalnya. Kenapa sih cuma bawa satu kamera saja? Coba deh, di harga segitu, bahkan kalian sudah mendapatkan Oppo Find X8, Vivo X200, atau Xiaomi 15.
“Tapi kan 48 MP”, memang seperti menggunakan sensor kamera yang sama seperti iPhone 16 atau 16 Pro sekalipun. Tapi pada kenyataannya, sangat berbeda.
Focal length dan bukaan lensanya memang sama seperti iPhone 16, tapi beda jauh dengan iPhone 16 Pro. Bedanya, teknologi pemfokusannya yang ternyata hanya ‘Hybrid Focus Pixels’, bukan 100% Focus Pixels seperti iPhone 16.

Itu artinya, kamera utama iPhone 16 mendukung sensor-shift stabilization, sementara iPhone 16e berdasarkan lensa saja.
Kemudian ada kamera selfie 12 MP yang sudah mendukung autofocus. Berbekal prosesor yang mumpuni, kedua kamera ini bisa menangkap video 4K pada 60 FPS juga.
Kesimpulan

iPhone 16e hadir dengan peningkatan signifikan pada spesifikasi, performa, dan fitur. Namun, masih ada beberapa kekurangan yang harusnya tak terjadi pada ponsel di rentang harga ‘dua digit’ ini.
Desainnya masih mengusung gaya lama ala iPhone 13, yang terasa usang untuk harga nyaris Rp13 juta. Tapi, tetap menawarkan kenyamanan, build quality premium, serta ketahanan air dan debu IP68. Layarnya sudah menggunakan panel OLED berkualitas, namun masih terkendala refresh rate 60Hz dan bezel yang cukup tebal.
Ditenagai chipset Apple A18, iPhone 16e menunjukkan performa luar biasa, bahkan sanggup menjalankan game berat dengan lancar. Baterainya pun tahan lama meski kapasitasnya kecil, dan dukungan iOS 18 membawa fitur canggih setara iPhone 16 Series lainnya.
Sayangnya, dengan harga setinggi itu, iPhone 16e hanya menawarkan satu kamera belakang, menjadikannya kurang kompetitif dibandingkan ponsel Android di kisaran harga yang sama.
